20

835 129 10
                                    

SARANGHAE






Jennie menatap malas dirinya di cermin di hadapannya. Lima belas menit dia berdiri tanpa minat menatap pantulan dirinya di sana. Helaan nafas terus terhembus dengan pikiran yang bercabang di kepalanya saat ini.

Hari ini adalah hari besar untuknya. Sebentar lagi ia akan melangsungkan pertunangannya dengan gadis yang tidak ia cintai.

Sebentar lagi acara akan di mulai, namun Jennie masih enggan bergerak dari tempatnya berdiri.

'ku tidak bisa melakukan ini...'

'Aku tidak mencintainya..'

"Huuffhh.. Bagaimana caranya aku kabur? Aku harus menemui Jisoo. Pasti dia sangat terluka saat ini. Ku harap dia tidak menyakiti dirinya sendiri lagi."

"Apa dia akan datang? Tidak mungkin! Ck. Sungguh sial!"

Suara decitan pintu terdengar membuat Jennie menoleh sekilas lalu kembali pada aktifitasnya.

"Jennie, ayo ke bawah. Acaranya akan di mulai."

Jennie membalas berdehem sekali membuat mommy Kim menghela nafas. Jennie memperbaiki jasnya yang sudah rapi sebelum meninggalkan kamarnya.

"Jennie, maafkan mommy. Mommy tidak bisa membantu-" Ucapannya terpotong ketika Jennie berjalan melewatinya begitu saja. "Aish anak itu."

Jennie mengabaikan suara panggilan dari mommynya. Sampai di bawah, Jennie dapat melihat beberapa tamu sudah ada di sana termasuk Irene dengan eommanya.

Kening Jennie mengerut kasar ketika tidak menemukan Jisoo dan Appa gadis itu. Namun ia enggan bertanya.

"Jennie." Jennie menoleh ketika Irene datang menghampirinya.

Wajah Irene memancarkan kebahagiaan yang kentara. Ia sudah tidak sabar untuk bertunangan dengan Jennie dan memiliki Jiwanya seutuhnya hanya miliknya.

Jennie berjalan menjauh membuat Irene ikut mengekor padanya. "Kau mau kemana?"

"Apa urusannya denganmu? Ini rumahku terserah aku mau kemana." Jawab Jennie dengan ekspresi datarnya.

Irene hanya mendengus jengkel.

"Jen." Lisa datang dari arah samping bersama Rosie. Jennie menoleh ke arah suara begitu juga dengan Irene.

"Hai.. Apa acaranya sudah di mulai? Apa kita terlambat?"

"Acara baru mau mulai." Irene menjawab ketika Jennie memilih diam.

Kedua orang itu mengangguk. "Jisoo mana? Appanya juga tidak ada disini."

"Aku tidak tahu." Irene kembali menjawab. Ketika orang lainnya bersamaan menoleh pada gadis yang menjawab.

"Apa?" Sewot Irene merasa jengkel dengan pandangan mereka.

"Kau kan keluarganya, masa tidak tahu. Lucu sekali." Rosie tertawa mengejek.

"Bukan lucu tapi miris." Lisa menimpali.

Irene hanya diam namun wajahnya menunjukkan tidak sukaan.

"Hubungi saja appanya." Kata Jennie membuat Lisa dan Rosie menatap Jennie.

"Kalau begitu aku minta nomornya. Biar aku hubungi sekarang."

Jennie menyerahkan ponselnya pada Rosie tanpa mengatakan apapun dan Rosie segera mengambil ponsel itu.

Mulut berdesis mencibir ketika melihat layar ponsel Jennie berisi foto wajah milik Jisoo yang sedang menunduk menyamping di sana.

Rosie menatap Jennie sengit sebelum mengembalikan ponsel itu dan menjauhi ketika remaja itu. Melihat ekspresi Rosie, Jennie melihat layar ponselnya lalu tersenyum tipis.

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang