36

638 59 7
                                    

SARANGHAE








Setiap harinya tidak ada yang bisa Jisoo lakukan selain duduk di atas kursi rodanya. Setiap hari ia hanya duduk dan melamun di kamarnya. Ia akan beraktifitas apabila waktu terapinya di lakukan, dan itu hanya beberapa jam sebelum ia akan kembali berdiam diri. Seperti sekarang, ia hanya menatap keluar jendela kamarnya tanpa rasa lelah.

Suara ponselnya berdering membuat atensi Jisoo teralihkan. Ia menoleh ke arah suara sebelum menggerakkan kursinya mendekati ponselnya yang jauh di meja riasnya.

Jisoo menatap layar ponsel sebelum menerima panggilan video itu.

"Halo..."

"Hai Jisoo!!" Teriakan beberapa suara di seberang sana membuat senyum Jisoo mengembang. "Bagaimana kabarmu? Kami disini merindukanmu.."

"Aish kalian berisik sekali." Katanya dengan marah namun suasana hatinya merasa sebaliknya, ia senang temannya mengganggunya.

Mereka tertawa mendengar omelan Jisoo. "Heii.. Aku ingin kesana lagi. Menginap di istanamu Jisoo." Kata Audy semangat.

"Tentu saja. Kapanpun kalian bisa kemari. Jangan lupa bawakan aku buah tangan disana, hum."

"Waahhh itu sudah pasti, Jisoo! Aku akan membawakan untukmu. Bagaimana kau dan Jennie? Kapan kalian menikah?"

Pertanyaan Audy membuat Jisoo diam dan hanya tersenyum.

Sementara Audy mendapat jitakan dari Wilona dan Syifa yang berada di sampingnya.

"Itu sakit!" Sungut Audy kesal.

"Jika kau tidak bisa bicara lebih baik kau diam saja!" Balas Syifa sinis.

"Jisoo. Bagaimana kabarmu? Semua baik baik saja?" Tanya Wilona lembut.

"Tentu saja. Aku baik baik saja."

"Maafkan kami, tidak bisa menjengukmu."

"Tidak apa apa. Aku sudah sembuh. Bagaimana kabar kalian disana? Aku merindukan kalian semua."

"Semua baik baik saja. Tapi kehilangan aset berharga kami, tentu saja." Kata Syifa lalu tertawa bersama Wilona dan Audy.

Jisoo pun ikut tertawa. "Kalian pun aset berharga, ayolah jangan merendah, sialan!"

Umpatan Jisoo membuat ketiga gadis itu tertawa dengan keras.

"Tapi tentu tidak sebaik dirimu, Kim Jisoo!"

"Aish terserah kalian. Dimana yang lain?"

"Sedang sibuk, seperti biasa."

"Bagaimana terapimu Jisoo? Apa ada perkembangan? Semoga kau segera pulih dan kembali bebas beraktifitas, Jis."

"Kalian hanya perlu mendoakan aku. Belum ada perkembangan, tapi aku akan berusaha untuk segera sembuh."

"Aamiin.. Kami mendoakan yang terbaik untukmu tentu saja."

"Terimakasih semuanya. Aku beruntung memiliki kalian."

"Tentu saja. Kami lebih beruntung pernah mengenalmu Kim Jisoo. Setelah ini ku harap kau benar benar bisa bahagia dengan orang yang kau sayang, hum.." Kata Audy serius membuat mereka terharu namun juga tercengang.

Jisoo mengangguk dan tersenyum.

"Mulai hari ini tolong lebih hati hati lagi, Jisoo. Bila perlu kau tidak usah bepergian tanpa seseorang di sisimu. Pastikan seseorang menemanimu ketika kau di luar. Kami hampir saja kehilanganmu. Itu sangat mengerikan kau tahu."

Jisoo mengangguk. "Tidak akan lagi. Akan ku pastikan."

"Ya itu harus!"






*****






SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang