5

1.1K 162 6
                                    

SARANGHAE


Satu minggu setelah kejadian itu, Jisoo tidak lagi datang ke kelas Jennie ataupun mencari dan juga mengganggunya. Jisoo menghindari Jennie sebisa mungkin meskipun ketika mereka tidak sengaja berpapasan.

Itu menjadi sesuatu yang aneh bagi seorang Kim Jennie. Ia sudah terbiasa di ganggu oleh gadis itu. Seharusnya ia senang gadis itu tidak lagi mengganggunya. Namun Jennie merasakan kehampaan sebab tidak ada lagi yang merusak harinya.

Sebulan sudah berlalu tanpa gadis itu, pikiran Jennie menjadi tidak tenang setelah menolak gadis yang sering menggodanya dan di goda oleh sahabatnya. Meski sudah berusaha mengalihkan perhatian pikirannya ke arah lain. Namun pemilik bibir berbentuk hati yang jarang orang memilikinya, sudah membuat harinya menjadi semakin kacau karena ketidakhadiran gadis itu di sekitarnya.

Jennie sering ketahuan melamun oleh sahabatnya, Lisa. Lisa pikir itu masalah mengenai Irene, namun sebenarnya ada gadis lain yang sudah merusak pikiran sahabatnya.

"Kau kenapa akhir akhir ini suka sekali melamun? Apa Irene sudah sangat mengganggumu?" Tanya Lisa duduk didepan sahabatnya, mereka kini tengah berada dikantin.

Jennie menggeleng

"Lalu apa?"

"Jisoo..."

Lisa mengernyit. "Ada apa dengannya? Apa dia masih terus mengganggumu?" 'Apa gadis itu melakukan kesalahan, apa yang sudah Jisoo lakukan pada sahabatku sampai sahabatku dibuat murung begini?'

"Kemarin... Tidak. Sebulan yang lalu, aku menolak membalas perasaannya." Kata Jennie. Lisa melotot, hampir saja makanan di mulutnya tersembur keluar jika ia tidak segera menutup mulut dengan tangannya.

"Kau?"

"Yahh.. Aku menolaknya. Aku juga menyuruhnya berhenti. Harusnya aku senang karena gadis itu tidak akan mengganggu lagi." Tatapan Jennie kosong pada makanannya "Tapi tidak tahu mengapa, aku malah memikirkannya. Aku bingung, wajah sedih gadis itu beberapa hari yang lalu tidak bisa ku hilangkah dari pikiranku. Aku menyakiti gadis itu, Lisa"

Lisa menghela nafas panjang.. "Pasti dia sangat sedih sekarang." Gumam Lisa sedih.

Jennie mengangguk.

"Aku keterlaluan kan?" Lisa tidak mendengar dan sibuk melamun.

'Bagaimana kehidupan Jisoo tidak berjalan baik seperti kehidupan gadis gadis atau manusia lainnya. Di tinggal seorang ibu di usia kecil, sementara ayahnya menikah lagi dan tinggal bersama musuhnya dirumahnya sendiri.

Tidak ada yang tahu bagaimana gadis itu bisa menjalani dan melewati hidup yang sulit itu.

Cara dia tersenyum mampu menipu dunia. Keceriaan yang selalu ia tunjukan mungkin itu hanyalah pengalihan. Bisa saja hati gadis kecil itu sudah berhamburan, berkeping keping dan tidak berbentuk didalam sana, siapa yang tahu.. Hanya Jisoo yang tahu bagaimana keadaan hatinya.

Jisoo gadis yang kuat.'

"Kenapa giliran kau yang melamun?" Tegur Jennie menepuk tangan Lisa pelan agar gadis itu tersadar. Lisa tersenyum dengan paksa.

"Tidak. Tidak apa apa."

"Kau menyukainya?"

"Hum.. Siapa yang tidak menyukai gadis itu? Cantik dan juga ceria, dia gadis yang menyenangkan. Tapi kita tidak tahu dibalik keceriaannya dia menyimpan banyak luka didalamnya." Kata Lisa lirih.

Jennie mengernyit. "Apa maksudmu? Kau tahu sesuatu tentang Jisoo?"

"Ah! Tidak juga. Aku juga baru mengenalnya sama sepertimu."

SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang