𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 08

3K 304 102
                                    

Tak mau meninggalkan momen yang jarang ia temukan, ia mengambil ponsel miliknya yang entah siapa menaruhnya di meja sebelah bed nya.

Dengan cepat, Gempa mengambil foto semua saudaranya tanpa suara.

Merasa puas dengan hasil fotonya, Gempa melihat kembali ke sekitar saudaranya, manik nya tanpa sengaja melihat jendela yang dimana sinar mentari mulai terlihat. 

Ia juga melihat bangku taman yang menarik minatnya.

"Keluar sebentar tak apa kan ya?" gumam Gempa selagi menatap bingung antara saudara dan kursi taman yang menarik minatnya.

Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Gempa memutuskan untuk pergi sebentar ke taman rumah sakit untuk melihat matahari terbit.

Ia melangkah meninggalkan ruangan rawat inapnya dengan pelan selagi mendorong tiang infusnya, agar tak membangunkannya saudaranya.

Saudaranya juga tak mungkin bangun sepagi ini, paling lambat nanti jam delapan pagi.

Sebelum jam delapan nanti ia pasti sudah kembali ke kamarnya, sebelum saudara - saudaranya bangun dan bingung mencari dirinya.

Gempa melangkah menyusuri lorong rumah sakit dengan hati - hati, kakinya yang tak menggunakan alas kaki pun merasakan dinginnya lantai rumah sakit.

Gempa sesekali menyapa beberapa pasien ataupun keluarga pasien yang melewatinya.

*Tolong belikan gemgem sandal t-t*

Setelah sampai di ujung lorong, ia berbelok ke kiri untuk menuju taman rumah sakit berada.

Perawat penjaga ruangan Gempa yang melihat pasiennya berjalan sendirian pun menghampirinya, menanyakan kemana pasien asuhnya akan pergi.

Setelah mendapat jawaban pasti, perawat itupun tersenyum dan memberikan ijin dengan satu syarat. Ketika matahari mulai naik dan tinggi, Gempa harus kembali ke ruangannya untuk sarapan pagi.

Mendengar arahan perawat jaganya, Gempa mengangguk dengan riang karena diberikan ijin.

Gempa pun pamit dan melanjutkan langkahnya ke taman yang tinggal beberapa langkah lagi, aroma embun di pagi hari mulai menelurusi indra pernafasannya.

Gempa melangkah terus menuju kursi taman yang ia lihat dari jendela kamarnya, rumput - rumput hijau yang dingin karena masih ada embun menempel pun mengusik kakinya yang tanpa alas kaki.

Sudah lama ia tak merasakan suasana setenang dan senyaman ini.

Pemuda yang menggunakan pakaian rumah sakit itu pun duduk di bangku taman dengan baik, tiang infusnya di letakkan di sebelahnya dengan aman.

Kedua kaki miliknya di rentangkan lurus, ia seperti merasakann kekuatan datang mengaliri seluruh tubuhnya.

Gempa tersenyum lembut ketika kekuatan alaminya menyapa dirinya, angin pagi berhembus dengan tenang.

Suara daun bergesekan dengan daun lainnya menghasilkan melodi yang nyaman di dengar di pagi hari, Gempa menahan helaian rambutnya yang terbang.

Beberapa kelopak bunga Jacaranda berjatuhan di atas kepalanya, ia tak menyangka bunga secantik ini juga terdapat di taman rumah sakit.

Manik goldenya seakan tersihir ketika melihat beberapa bunga Jacarandai berjatuhan dari pohonnya.

Gempa pun mengambil beberapa bunga ungu yang berjatuhan ke arah bangkunya, ia ingin memberikannya ke semua saudaranya sebagai tanda terimakasih karena telah merawatnya dengan baik.

Tanpa Gempa sadari, sinar mentari pagi mulai keluar dari tempat persembunyiannya.

Sinar mentari yang hangat pun mengenai wajahnya, Gempa pun menutup kedua matanya dan menikmati cerahnya suasana pagi ini.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang