𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 30

1.6K 142 325
                                    

Apa yang terjadi dengan penglihatanku?

Kenapa semuanya menjadi gelap dan sunyi sekali?!

Siapapun! Tolong selamatkan aku!

'Cepat bicara! Dimana benda itu disembunyikan?!'

Tidak! Aku tidak mau seperti ini lagi!

'Sialan, dia membuatku kesal! Cepat bawakan aku itu'

Cukup! Tidak! Jangan lagi! Arghh!!

'Kau memang cukup berani Gempa, jangan salahkan kami jika saudaramu yang lain akan jadi sasaran selanjutnya'

Jangan sakiti saudaraku!

Cukup aku saja, jangan yang lain!

Seluruh tubuhku rasanya tenggelam di lautan yang dalam, nafasku tercekat.

Keadaan sekitarku masih sama, gelap tanpa kehidupan.

Hanya suara - suara masa lalu yang terus berputar di sekitarku, sejak kejadian itu semuanya berubah.

Setiap aku memejamkan mataku, kejadian itu selalu muncul di benakku.

Tubuhku semakin tenggelam, aku semakin kehilangan kesadaranku.

Seakan ada banyak tangan yang ingin menenggelamkan tubuh ini, airnya pun gelap dan penuh tekanan.

Buih buih gelembung mulai keluar dari mulutku, tanganku terulur ke atas berusaha untuk mencapai permukaan.

Semakin aku mencoba melawan, semakin berat tubuhku ditarik kebawah.

Mungkin aku menyerah saja, lagipula jika aku tidak melawan, tekanan yang membelengu tubuhku tidak akan memberikan tekanan yang lebih.

Sebelumnya tidak separah ini, setelah selamat dari kejadian itu, belengu ini masih menahanku di sebuah kursi.

Sebuah kursi putih yang cantik, lengkap dengan bantal yang membuatku nyaman tetapi rantainya mengikat kaki dan kedua tanganku.

Hari terus berlalu, mimpi pun telah banyak ku lewati, entah bagaimana aku bisa tenggelam di lautan ini.

'Hei.. menurutmu menyerah merupakan pilihan terbaik bukan?'

Awalnya tak ada suara yang menyahuti setiap pertanyaanku, tetapi beberapa minggu lalu ada jawaban yang aku dengar.

'Itu terserah pada dirimu, Gem'

Aku memutar bola mataku malas, setiap jawaban yang diberikan selalu kembali kepadaku.

Aku tak tahu siapa pemilik suara ini, tetapi dari nada bicara yang dipakai, aku seperti mengenalnya.

'Sekali saja, beritahu aku wujudmu'

Lima menit telah berlalu, tak ada tanggapan dari pertanyaanku.

Tak mempedulikannya, aku mencoba untuk naik kepermukaan lagi.

Mengabaikan belengu yang memberatkan seluruh tubuhku, berusaha menahan nafasku agar kesadaranku tetap terjaga.

'Kau masih sadar rupanya? Apa sekarang air es menjadi air cuci muka kesukaan untuk mu?'

Aku terkaget, rambutku ditarik kebelakang oleh seseorang yang aku tak tahu siapa identitasnya.

Aku melihat keseliling ruangan, aku tahu tempat ini dengan sangat jelas dan terukir di hatiku.

Aku kembali ketempat itu.

Aku mengira ini hanya mimpi atau hayalanku, tetapi rasa sakit ini terlalu nyata.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang