𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 32

1.6K 140 574
                                    

Notes!!!

Taufan : Gara - gara Thorn yang ngga lihat sebelum ngomong, jadinya aku dibilang monyet rabies kan huft😠

Thorn : ehe maaflahh, Thorn ngga lihat 👉👈

Blaze : Ini giliran kita sama Gemgem kapan sih? Abang Hali mulu🫣

Taufan : oh ya, baca chapter full gula ini dengan lagu diatas ya 

soalnya gemesin banget!!! 

Siapkan tisu, bantal untuk menahan teriakan atau telapak tangan kalian juga boleh, pastikan sekitar kalian itu sepi yaa 🫢

Takutnya kalian dibilang orang gila karena senyum - senyum sendiri hihhih

Selamat Baper🌸

~~~

Wajah Halilintar membeku ketika ditangkup oleh Gempa, maniknya berfokus pada bibir adiknya yang tak lagi pucat.

"Halilintar lagi pengen manja sama gemgem ya?"

'Mampus' teriak Halilintar dalam hatinya.

Wajah yang sudah memerah kini semakin memerah seperti kepiting, hilang sudah paras tampan dan jiwa cool nya dihadapan Gempa.

Tak bisa berkilah, manik ruby milik Halilintar menatap apapun selain wajah adiknya.

Bibirnya kelu untuk memberikan alasan yang logis ke adiknya, Halilintar memejamkan matanya, menteralkan detak jantungnya yang bertalu - talu.

Karena suaranya tak mau keluar, akhirnya dengan menjatuhkan segala harga diri dan sikap cool nya.

Ia yang menempati peringkat pertama "Lelaki yang ingin dipeluk", harus tunduk dihadapan adiknya.

Menelan ludahnya kasar, Halililntar menganggukkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan Gempa.

Gempa yang melihat sikap malu - malu Halilintar semakin tertawa puas, hanya dia seorang yang bisa membuat Trio Cool tunduk dihadapannya.

Tawa Gempa menghiasi kamarnya, tahu dijahili oleh adiknya, Halilintar melepaskan wajahnya dari tangan Gempa.

Posisinya yang sedang berada diatas Gempa pun kembali memeluk adiknya, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Gempa.

"Kemana hilangnya Halilintar yang cuek di sekolah?" goda Gempa selagi mengelus punggung kakaknya yang malu.

Pundak Halilintar kaku, adiknya ini memang bisa membuat dirinya memunculkan sikap anak kecilnya.

Kesal di goda terus oleh adiknya, Halilintar menggigit pelan cuping telinga Gempa dengan gemas.

"Goda terus Gem, maka jangan harap bisa keluar dari kamarmu sendiri"

Halilintar meniup pelan tengkuk adiknya, ia sudah tidak tahan di permalukan lagi oleh Gempa.

Ditiup tengkuknya, seluruh tubuhnya meremang seperti melihat hantu. 

Tak mau kalah dengan kakaknya, senyum licik muncul di wajahnya, ide - ide untuk menjahili kakaknya muncul dengan sendirinya.

Gempa mendorong kedua pundak kakaknya secara tiba - tiba, tangannya terulur ke belakang kepala Halilintar.

menariknya mendekat ke wajahnya, senyuman jahil masih terpantri di wajah Gempa. 

"Oh ya... wajah kakak aja udah semerah ini, bagaimana mau menghukum gemgem?" ujar Gempa selagi menatap netra ruby Halilintar.

Halilintar sendiri yang kaget tiba - tiba di dorong oleh Gempa pun masih memproses apa yang sedang terjadi, ditambah wajahnya kini sangat dekat dengan wajah adiknya.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang