𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 17

2.6K 257 166
                                    

Notes!!!!

Thorny : Hai semua!!!
dengan Thorny disiniii, Thorn tak tahu harus opening seperti apa 😖

Tapi kata Taufan, Thorn hanya perlu ucap "Hai atau hello"🤔

Oh ya, Thorn mau tanya ke reader semua...

Kalian suka cerita ini kan?

Suka dong ya? Thorn maksa nih😠🥦

~~~~~

Notes!

Ini adalah chapter terbaru setelah revisi, jika masih ada kesalahan kata kepenulisan bisa langsung komentar yaa

Nantikan, informasi tentang buku ini diterbitkan dan siap cetak menjadi novel!!

~~~


Sehari telah berlalu, akhirnya Gempa diperbolehkan pulang.

Gempa menunggu dengan baik di kursi ruang tunggu rumah sakit, ia tidak diperbolehkan untuk merapikan semua barang miliknya oleh semua saudaranya.

Tidak mau membantah lagi, akhirnya Gempa menuruti permintaan saudara - saudaranya.

Ia duduk dengan tenang, tubuhnya sesekali bergoyang ke kanan dan kiri mengikuti alunan lagu yang ia gumamkan.

Senyuman manis masih terpantri di wajahnya, ia sudah tak sabar untuk pulang dan memasak makanan spesial untuk semua saudaranya yang telah merawatnya.

"Kira - kira aku masak apa untuk makan malam nanti?" gumam Gempa pelan.

Selagi memikirkan makan malam yang akan dibuatnya, tanpa disadarinya seseorang telah mendekat ke arahnya.

Seseorang itu menggunakan jas putih khas pekerjannya sebagai dokter, ia tersenyum singkat melihat Gempa yang sudah membaik.

Tidak seperti sebelumnya, ia mendapati wajah Gempa yng sayu serta darah yang keluar dari hidungnya.

Setengah menit sudah ia duduk disebelah Gempa, tetapi remaja yang seumuran adiknya tak menyadarai keberadaannya.

"Heh, pantas saja Halilintar berlatih sekeras itu hanya untuk ini. Adiknya sangat mudah untuk di culik" kekeh Kaizo pelan.

Tangannya yang bebas mengarah ke rambut Gempa, membelai surai coklat kehitaman itu dengan hati - hati guna menyadarkan Gempa dari alam berpikirnya.

Merasa ada yang membelai rambutnya, Gempa tersadar lalu menoleh ke samping.

Senyumnya semakin merekah ketika Kaizo mengelus rambutnya.

"Abang Kaizo, sejak kapan duduk disebelah Gempa?" Gempa memiringkan kepalanya bingung.

Ia heran, sedari tadi hanya dirinya saja yang duduk di kursi tunggu depan ruang rawat inapnya.

'Lantas sejak kapan
Kakaknya Fang duduk disebalahku?' batin Gempa bertanya - tanya.

Kaizo menggelengkan kepalanya, lelah melihat sikap Gempa yang tidak peka dengan sekitar ketika ia sedang berpikir.

"Sejak tadi, lalu kenapa Gempa duduk di luar sendirian?" tangan Kaizo semakin menggosok rambut Gempa dengan gemas.

Gempa hanya terkekeh pelan, melihat aksi tangan Kaizo yang mulai gemas dengan rambutnya.

Ia sepenuhnya lupa jika sejak kecil, rambutnya adalah sasaran utama dari tangan Kaizo.

"Abang Kaizo berhenti, nanti rambut Gempa berantakan lagi. Susah - susah Gempa rapikan tadi, huft!"

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang