𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 22

2.5K 246 114
                                    

Notesss!!!

Taufan : Haah, kali ini aku pribadi no komen dengan author

Bisa - bisanya!!! 

Kalau kalian memiliki tingkat baper yang rendah, tolong jangan sampai salting brutal

Aku mau spoiler tapi takut di drop out sama author, intinya arghh!!!

Baca aja yaa, sekiranya yang bisa aku spoiler adalah sampai beberapa chapter depan full gula yang bikin muka merah + salting pas baca terus pas baca dengerin lagunya CJR - Eaa

Ini kalau menurut aku yaa, karna aku yang bacanya pun gemes sendiri terutama sama Gemgem

EAKKK UHH GEMES AKU!!!

~~~


Notes!

Ini adalah chapter terbaru setelah revisi, jika masih ada kesalahan kata kepenulisan bisa langsung komentar yaa

Nantikan, informasi tentang buku ini diterbitkan dan siap cetak menjadi novel!!

~~~


Gempa cemberut mendengar perkataan Taufan, ia langsung melompat turun dari pangkuan kakaknya dan berlari meninggalkan Taufan yang cekikikan tertawa karena telah berhasil menggodanya.

Tanpa melihat ke belakang, Gempa melangkah menuju ruang keluarga yang sudah rapi dan bersih. 

Gempa melemparkan tubuhnya kearah sofa, melepaskan kekesalannya dengan semua saudaranya yang mengambil semua pekerjaannya.

"Mereka kenapa sih? tiba - tiba menjadi rajin semua" bebel Gempa terus, bantal di pangkuannya telah menjadi samsak dadakan.

Mengatur emosinya, Gempa menghirup nafasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan.

Manik emasnya tak sengaja bertemu dengan keranjang yang berisi pakaian belum terlipat di sudut ruangan, tak menunggu lama lagi Gempa langsung mengambil keranjang itu.

Menggeser meja yang berada di depan sofa, ia langsung duduk dilantai yang beralaskan karpet dan mulai melipat pakaian saudara - saudaranya.

Kali ini, ia tak akan membiarkan saudaranya mengambil pekerjaannya. 

Gempa tersenyum penuh kemenengan, karena ia yakin tak ada yang mau mengambil alih pekerjaannya kali ini.

Karena semua saudaranya tak ada yang bisa melipat baju dengan baik, bahkan Trio Cool pun kurang memuaskan.

Tumpukan baju mulai terlihat, Gempa menyusunnya sesuai dengan milik saudaranya masing - masing.

Tanpa sepengatahuan Gempa, seseorang sedang menghampirinya secara diam - diam dari arah belakangnya.

Ia langsung memeluk leher Gempa dengan erat, menyembunyikan wajahnya pada leher saudaranya.

Gempa yang dipeluk secara mendadak pun hampir berteriak kaget, ia melirik kebelakang melihat siapa yang sedang memeluknya.

Ternyata Thorn yang memeluknya sambil sesenggukan menangis, topinya terjatuh di pangkuan Gempa.

Seluruh wajah dan tubuh Thorn mendingin, seperti baru saja selesai berpergian jauh.

"Tangan Thorn kok dingin, habis darimana Thorn?" 

Tangan Gempa mengusap pipi saudaranya dengan sayang, berharap bisa menghangatkan wajah adiknya.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang