𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 09

2.8K 280 146
                                    

Taufan dengan cepat mematikan ponsel miliknya, memasukkannya kedalam saku celananya.

Ia langsung melesat ke pintu rumah, memakai jaketnya dan mengambi jaket milik saudaranya yang lain.

Pemuda dengan kekuatan angin itu pun langsung mengeluarkan hoverboard kesayangan miliknya lalu menaikinya dengan mudah, ia sempat menengok ke belakang sebelum tertawa dengan kencang.

"AKU MAU JEMPUT GEMGEM, TERAKHIR TAK DAPAT PELUKAN GEMGEM!! ADIOSS BROTHERS!"

Mendengar teriakan Taufan semua saudaranya langsung bergegsa mengejar Taufan dan tak lupa mengunci pintu rumah dengan aman.

Hari mulai menggelap, tentu saja mereka semua khawatir tentang Gempa yang baru pulang dari sekolah.

Mereka tahu, kalau saudaranya itu kuat dan merupakan salah satu elemental yang ditakuti para alien atau musuh mereka, tetapi tetap saja.

Mereka semua terlalu menyayangi Gempa hingga mereka semua tak mau Gempa terluka sedikit saja.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka berlomba dengan cepat untuk siapa yang pertama kali sampai di hadapan Gempa. 

Mereka juga tak perlu menanyakan dimana posisi Gempa saat ini, entah ada sebuah antena atau Gempa Detector pada topi kembar mereka sehingga mengetahui dimana saudara tersayangya itu berada.

Gempa sendiri tengah berada di pusat pembelanjaan yang cukup ramai dikunjungi oleh warga sekitar, ia merasa bersalah dengan semua saudaranya karena pulang terlambat.

Jadi sebagai permintaan maafnya, Gempa ingin membuat makan malam yang spesial.

Ia membeli semua bahan masakan untuk membuat masakan kesukaan semua saudaranya, tak lupa ia meletakkan buah - buahan ke dalam troli yang sedang ia dorong.

Setengah jam berkeliling mengambil barang dan mengecek diskonan, Gempa pun berakhir di lorong yang penuh dengan cemilan. 

Ia ingat ketika dulu, saudaranya yang dingin alias Ice selalu terjaga tengah malam untuk mengambil snack dan menyembunyikannya di dalam kamarnya. 

Gempa terkekeh geli mengingat hal itu, ia pun mengambil beberapa snack kesukaan Ice dan menaruhnya di dalam troli yang kini telah menggunung dengan bahan yang ia beli.

Untungnya, kekuatannya tidak terlalu lemah. Mendorong troli yang menggunung penuh di hadapannya itu dianggap ringan oleh Gempa, ia sudah biasa dengan mengerjakan seluruh pekerjaan sedari kecil.

Selain itu, kekuatan aslinya juga membantunya. Gempa mendorong troli yang penuh dengan bahan belanjaan dengan riang.

Ibu - ibu yang melihat Gempa mendorong troli dengan riang hanya melongo, terkejut dengan kekuatan lengan Gempa.

Setelah membayar semua barang belanjaannya, ia membawa tas belanjaan yang angat banyak dan cukup berat.

Mungkin jika di hitung - hitung, berat satu tas belanjaannya setara dengan membawa dua buah semangka.

Gempa memasukan kedua tangannya pada pegangan tas belanja, sehingga ia bisa membawa semuanya dan kembali berjalan pulang kerumah.

Ia sudah tak sabar untuk memasak makan malam untuk semua saudaranya dan menikmati puding yang ia buat secara diam - diam kemarin.

Belum beberapa menit Gempa berjalan, telinganya seperti mendengar teriakan yang ia kenal.

Gempa sempat menoleh ke belakang tetapi tidak ada siapapun, hanya seekor kucing yang melompat dari satu dinding ke dinding satunya.

Merasa tak ada yang perlu di curigai, Gempa mengedikkan bahu nya selagi mengenyahkan pikiran negatifnya tentang adanya penculik yang mengikutinya. 

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang