𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 21

2.1K 227 131
                                    

Notesss!!!

Taufan : UIIII READERSS!!!

Sumpah chapter kali ini penuh dengan NINONINONINOOOO!!!

Siapkan diri, pastikan sekitar hanya kalian saja, chapter FULL GULA!!!

Selamat mengsalting berjamaah !!!

Kaborrr!! Paypayy~~

~~~


Notes!

Ini adalah chapter terbaru setelah revisi, jika masih ada kesalahan kata kepenulisan bisa langsung komentar yaa

Nantikan, informasi tentang buku ini diterbitkan dan siap cetak menjadi novel!!

~~~



Entah hari ini merupakan hari sialnya atau hari yang membuatnya kesal, dimana semua pekerjaan rumahnya diambil alih oleh semua saudaranya.

Dia juga merasa diabaikan oleh semua saudaranya, tak ada yang berbicara dengannya.

Gempa mengembungkan pipinya kesal, ia sudah tak tahan lagi. 

Sepertinya ia harus melihat list pekerjaan rumahnya, berharap ada pekerjaan yang seperti biasanya.

Ide pun terlintas di kepalanya, belum ada yang mengambil pekerjaannya dalam mencuci dan menjemur.

Gempa pun melesat pergi menuju taman belakang, dapat ia lihat banyak tumpukan baju yang kotor dan belum dicuci.

Dengan penuh senyum, Gempa mengangkat keranjang pakaian kotor milik semua saudaranya lalu membawanya ke mesin cuci.

Remaja itu bersenandung kecil, tangannya dengan santai memasukan satu persatu pakaian kotor ke mesin cuci.

"Eh, deterjennya habis" gumam Gempa pelan lalu pergi ke gudang untuk mengambil persediaan deterjennya.

Sepeninggalan Gempa, seseorang datang dengan membawa deterjen baru dan langsung memasukkannya ke mesin cuci.

Ia juga langsung menyiapkan jemuran untuk menjemur nanti, tak lupa ia juga melepaskan jaket kebesarannya agar tak basah nanti.

Saat Gempa kembali dari gudang, ia telah melihat beberapa pakaian telah terjemur dengan rapi.

Mesin cuci pun masih menyala, ia juga mendengar percikan air. Manik emasnya melirik saudaranya yang asik memeras satu persatu pakaian yang ingin dijemurnya.

"Ice? tumben, ngga tidur siang?" 

Ice terkaget mendengar suara Gempa, pasalnya ia masih menjemur pakaian dengan fokus agar tidak ada yang terjatuh dan kotor kembali.

Melihat keterkejutan saudaranya, Gempa menaikan alisnya sebelah. 'Sebegitu kagetnya kah?' batin Gempa.

Ia menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah aneh Ice, ia menaikkan lengan sweater rajutnya yang panjang agar tak basah ketika menjemur.

Niatnya ingin membantu menjemur pun digagalkan oleh Ice, kedua tangannya digenggam oleh saudaranya sebelum menyentuh pakaian yang basah.

Gempa menatap wajah Ice bingung, "Eh kenapa Ice? biarkan aku membantumu, jadi cepat selesai" usul Gempa.

Tan mempedulikan ucapan Gempa, Ice melepaskan genggaman tangannya pada tangan Gempa.

Tak lupa ia menurunkan lipatan sweater rajut milik Gempa, lalu membalikkan badan Gempa dan mendorongnya menuju kedalam rumah.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang