𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 14

2.6K 258 143
                                    

NOTES!!

Taufan : Ninoninoninonino~~~~

Taufan in your areahh~~~~

Cakkk!! Bagaimana kabar kalian semua? tak ada yang rindu dengan Taufan yang keceh nan badai ini??

Akhir - akhir ini, kolom komentar pada sepi :)
Taufan jadi tak punya pekerjaan di tempat author :)

Ayoo, lanjutkan komentar kalian biar aku ada kerjaan di tempat author😌🥦

Paypayyyy

~~~~


Notes!

Ini adalah chapter terbaru setelah revisi, jika masih ada kesalahan kata kepenulisan bisa langsung komentar yaa

Nantikan, informasi tentang buku ini diterbitkan dan siap cetak menjadi novel!!

~~~



"Hm, sekarang baru tambah cantik" puji Fang tulus, tangannya masih memegang pergelangan tangan Gempa yang kini terpasang gelang tangan buatan pasiennya.

Gempa juga melihat gelang tangannya, gelang yang terbuat dari anyaman benang yang berwarna kuning.

Ia tersenyum senang, warnanya sesuai dengan warna kesukannya.

Saat Gempa ingin mengucapkan terimakasih, karena diberikan hadiah oleh Fang.

Secara tiba - tiba mulut dan matanya di tutup oleh seseorang.

Tak lupa, ia juga merasakan tangan, kaki, dan badannya di peluk oleh orang yang banyak.

"Menjauh dari Gempa"

Gempa yang ditutup kedua matanya hanya bisa mendengar suara yang ia kenal, suara yang berubah berat dan penuh tekanan milik saudaranya ketika ada yang menganggunya. 

Seluruh tubuhnya tak bisa bergerak sedikit pun, dapat ia rasakan tangan - tangan yang sedang memeluknya erat. 

"Hmm?" Gempa berusaha mengeluarkan suaranya, tetapi mulutnya semakin di tutup.

Fang yang mendengar suara penuh tekanan dari orang yang dikenalnya, hanya bisa mendengus kasar. 

Baru saja ia ingin menikmati waktu berdua dengan Gempa, kini semua saudara bobroknya telah datang.

"Apa salahnya? Gempa temanku" jawab Fang selagi menatap wajah Halilintar yang berada di belakang Gempa.

Halilintar berdecak kesal, tak seharusnya ia sekesal ini tetapi hilangnya Gempa dari ruang rawat inapnya membuat dirinya panik seketika.

Ice yang memeluk tangan kiri Gempa pun perlahan melepaskannya, mengecek aliran infus saudaranya dengan teliti. 

Jika boleh ia bicarakan, dirinya sebenarnya tengah meraung marah ketika melihat Gempa tak ada di bed nya.

"Tapi kenapa kau bawa Gemgem pergi dari kamar dia?!" Teriak Blaze tak terima, sudah cukup kemarin ia terlalu overthingking.

Fang yang mendengar tuduhan yang tertuju ke arahnya, ia langsung menatap Blaze dengan sengit. 

Ia saja bertemu dengan Gempa di taman rumah sakit, malah disini ia yang harus bertanya kenapa Gempa bisa sendirian.

"Seharusnya aku yang bertanya pada kalian, kenapa Gempa bisa berada disini sendirian padahal dia sedang sakit?!" pekik Fang, ia menatap satu persatu wajah Elemental Brother di depannya.

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang