𝙳𝚊𝚒𝚕𝚢 𝙰𝚌𝚝𝚒𝚟𝚒𝚝𝚒𝚎𝚜 11

2.8K 297 275
                                    

Notes!

Ini adalah chapter terbaru setelah revisi, jika masih ada kesalahan kata kepenulisan bisa langsung komentar yaa

Nantikan, informasi tentang buku ini diterbitkan dan siap cetak menjadi novel!!


~~~


"Bahkan Thorn lebih tinggi daripada aku, huft! Ini tidak adil" sungut Gempa selagi melipat kedua tangannya.

'Bagaimana bisa, Gemgem selucu ini ya Tuhan?!!' teriak mereka semua dalam hati ketika melihat tingkah Gempa yang merajuk.

Melihat tingkah Gempa yang cuteness overload, tangan mereka semua gatal ingin mencubit kedua pipi gempalnya. 

Untungnya tak ada yang pingsan seperti Taufan tadi, yah hanya sedang berusaha menahan mimisan mereka.

Blaze yang masih tertawa pun mendekat ke arah Halilintar, tangan satunya yang tak membawa tas belanjaan pun mengarah ke pipi gebu Gempa. 

"Ayoyo, abang aku yang manis ini tengah merajuk lahh~~" goda Blaze selagi mencubit gemas pipi Gempa.

Gempa yang dicubit pun berusaha melepaskan cubitannya dari tangan Blaze, ia yakin pipinya pasti memerah karena adiknya itu mencubitnya dengan brutal. 

Ketahuilah, ketika seorang Blaze terlalu gemas maka ucapkan selamat tinggal pada barang atau benda itu.

Terutama kedua pipinya, sedari kecil kedua pipinya sudah menjadi tumbal proyek kegemasan tangan Blaze. 

Bukan hanya dicubit, dulu Blaze juga suka menggigit pipinya secara tiba - tiba tanpa ada sesuatu yang serius.

Kalau kata Blaze dulu, "Oh itu pipi Gemgem? Blaze kira pauu"

"Blazeee, nanti melarrr" ucap Gempa selagi melepaskan tangan Blaze, ia bahkan memberikan cubitan ke tangan adiknya. Tapi sepertinya, Blaze tak merasakan apapun.

Di sebelahnya ada Solar yang melihat wajah Gempa memerah, karena pipinya di uyal - uyal gemas oleh Blaze. 

Seketika kadar jahil dalam dirinya meningkat, ia juga mengulurkan tangannya ke wajah Gempa.

Gempa yang merasakan aura yang terlalu bersinar terang dari adik bungsunya pun berusaha menyembunyikan pipi satunya, namun sayang. 

Tangan Solar telah menguyal - uyal pipi Gempa dengan semangat, bahkan mencubit hidungnya.

"Solarrr" keluh Gempa pasrah, ia menyerah kalau saudaranya dalam mode jahilnya.

Ice di sebelahnya hanya tersenyum melihat tingkah lucu Gempa, "Gem, jangan salahkan kami kalau kami lebih tinggi daripada kau" ucap Ice selagi mengusap topi dino milik Gempa.

Mendengar ucapan Ice, manik goldennya menatap Ice dengan bingung. 

Ia seketika melupakan kedua pipinya yang menjadi korban dari kegemasan Blaze dan Solar. Bahkan ia tak melihat Thorn yang mulai menjahili kedua pipinya juga.

Taufan pun mengangguk menyetujui perkataan Ice, "Siapa yang selalu memaksa kita untuk minum susu sejak kecil?" tanya Taufan selagi menyenderkan lengannya di pundak Halilintar.

Gempa semakin bingung, tentu saja yang merawat mereka sejak kecil adalah dirinya yang dibantu oleh ayah mereka dan Tok Aba. 

Alisnya menaik sebelah, hubungannya susu dengan tinggi mereka apa?

Melihat Gempa yang sedang berpikir keras mengartikan perkataan Ice dan Taufan, Halilintar menghela nafasnya pelan. 

"Kau tak suka minum susu Gem, makanya tinggi mu tidak bertambah. Jadi itulah akibatnya, kan dah pendek"

Elemental Daily | Season I  [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang