"Gue buat lo."
"Lo buat gue."
"Gak boleh pake hati."
"Gak boleh baper."
"Gue punya lo."
"Lo punya gue."
"Anything for you."
"Anything and everything.
"Perjanjian gila." Ucapku yang diikuti kekehan darinya. "Gue rasa sinting tadi yang ngomong." Aku masih geleng-geleng dengan apa yang barusan aku ucapkan.
"Buat jaga-jaga Be, gue takut kebablasan hahaha." Sahutnya. "Lo nya cantik sih." Aku mendengus. "Boleh kiss?" Tanya nya.
"Don't use lust."
"Lah gimana ceritanya gak pake nafsu, lo tuh kadang-kadang ya Be." Aku terkekeh. "Dikiranya gue anak kecil yang nyium nya nyium gemes." Dia terlihat sedikit kesal. "Having sex?"
"Seijin dari gue." Dia mengulum senyum sambil mengangguk.
"Kalo lo pengen, gak perlu ijin langsung gas hahaha."
"Boleh punya pacar?" Tanya ku, dia terlihat sedikit berfikir. "Ndra..."
"Pacar buat apaan?" Tanya nya.
"Kali aja lo pengen pacaran, pengen punya pacar."
"Enggak, lo lebih dari cukup Be."
"Yakin?" Tanyaku. "Gak nyesel nih? Keuntungan juga buat lo?" Dia menatapku.
"Buat gue?" Aku mengangguk dan dia akhirnya menggeleng. "Lo itu udah lebih dari cukup." Ucapnya.
"Gini aja deh, seijin kita kalo mau punya pacar. Gimana?"
"Terserah lo."
Dan ya, perjanjian gila itu akhirnya kami buat. Niat awalnya sih biar gak kebablasan saling suka dan akhirnya jadi pakai hati berujung baper tapi yang ada malah keterusan sampai sekarang.
Kalau dibilang menguntungkan ya sangat menguntungkan sekali. Dulu jaman putih abu-abu banyak yang suka dan naksir tapi berhubung kemana-mana sama Dirandra, ya sudah semuanya mundur perlahan.
Lagian memang benar katanya, punya dia saja sudah lebih dari cukup. Mau nangis, ketawa, susah, seneng, pelukan, gandengan, have fun bareng ya sama Dirandra.
"Be, dipanggil Bu Jessi ke ruangannya."
"Hah? Gue?" Dia mengangguk. "Ada apaan?" Dia mengendikkan bahu.
"Udah sana, ditungguin." Aku masih berfikir ada apa ya. Aku pun segera menuju keruangan Bu Jessi.
Tok, tok!
Aku mengetuk pintu ruangan."Masuk..." Aku pun segera memasuki ruangan. Ada seseorang didalam ruangan Bu Jessi.
"Ibu manggil saya?" Bu Jessi mengangguk.
"Duduk Bel..." Aku pun duduk dan menatap laki-laki disebelahku. "Kenalkan, ini Daffi." Ucap Bu Jessi. "Daffi, kenalkan ini Arabella. Bella panggilannya." Bu Jessi memperkenalkan kami.
"Bella..." Aku menatapnya lama, sepertinya gak asing.
"Daffi." Dia menjabat tanganku sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Kalian satu team ya untuk kantor yang di Bali."
"Maksud Ibu, saya partner sama Daffi?" Bu Jessi mengangguk. "Lho katanya yang dari kantor pusat, cuma saya yang dipindah Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa ... (?)
Romance"Temenan sama lo dari jaman SMP gini-gini aja ya..." "Lo berharap gue berubah gimana sih Be?" Tanya nya. "Ya lo punya pacar kek, temen deket kek, sahabat, TTm kek, apa gitu. Lo gak bosen ngintilin gue terus?" Tanyaku sambil menatap kearahnya, dia me...