"Permisi Pak..."
"Masuk masuk Ndra." Andra pun memasuki ruangan Pak Made. "Gimana gimana, ada yang bisa saya bantu." Ucap Pak Made. "Silahkan duduk."
"Maaf Pak kalo saya terlalu lancang tanya ini sama Bapak." Pak Made mendengarkannya. "Untuk kontrak saya yang setahun itu..."
"Aaa iya iya, itu tadi baru diperbaharui sama Hrd. Coba kamu kesana."
"Bukan, maksud saya. Saya gak minta diperpanjang." Pak Made mengerutkan dahi. "Buat saya setahun cukup Pak. Untuk penambahan kontrak, saya gak bersedia."
"Alasan kenapa gak bersedia?"
"Saya rasa kriteria untuk semua marketing nya udah sesuai dengan yang diminta kantor Pak." Ucap Andra. "Bahkan semua marketing juga udah handle klien sendiri-sendiri, jadi gak ada alasan saya lagi selain itu." Pak Made mengangguk mengerti.
"Jadi kamu gak bersedia untuk penambahan kontrak 3 bulan disini?"
"Waduh gimana ya Pak."
"Gini Ndra, saya terus terang aja sama kamu. Kinerja kamu ini bagus sekali, semua klien bisa kamu handle dengan sangat baik. Makanya saya berfikir malah mau ngambil kamu jadi karyawan tetap disini." Andra mengulum senyum. "Tapi Mbak Shandy ngasih kamu penambahan kontrak 3 bulan untuk menyelesaikan semua appointment sama klien, setelah itu kamu baru bisa balik ke kantor pusat." Ucap Pak Made. "Mbak Shandy gak mau kamu nyerahin klien yang kamu handle ke marketing lain, karena itu tanggungjawab kamu." Aku menghela nafas. "Gimana?"
"Saya cuma pegang 4 klien aja Pak, itu pun kalo dihandle sama yang lain sepertinya gak ada masalah."
"Atau mungkin kamu mau langsung menemui Mbak Shandy? Mumpung ada dikantor."
"Permasalahannya diklien aja kan Pak?" Pak Made mengangguk.
"Kurang lebih nya begitu."
"Gimana kalo saya serahin ke satu marketing yang memang bisa menghandle klien dengan baik Pak?" Andra mencoba bernegoisasi dengan Pak Made.
"Gini aja, saya antar keruangan Mbak Shandy. Nanti kamu bisa ngeluarin uneg-uneg ke beliau." Pak Made beranjak dan mengajak Andra keruangan Mbak Shandy.
Tok, tok!
Pak Made mengetuk pintu ruangan Mbak Shandy."Iya masuk." Mereka pun segera masuk keruangan. "Gimana Pak?"
"Maaf Mbak, sepertinya Andra keberatan untuk penambahan kontrak yang kita bicarakan kemarin."
"Oh gitu, oke. Pak Made bisa kembali keruangan."
"Baik Mbak." Dan Pak Made pun berlalu.
"Kamu keberatan? Gak suka?" Tanya Shandy.
"Aku gak suka ya kalo kayak gini cara kamu."
"Cara apa?"
"Nahan-nahan aku biar aku tetep disini dan gak balik ke Jakarta." Shandy mengulum senyum.
"Siapa yang nahan kamu, peraturan kantor yang meminta seperti itu." Ucap Shandy. "Ini soal tanggungjawab lho, tentang klien yang kamu handle. Bukan yang lain."
"Ya emangnya kalo dihandle yang lain kenapa? Gak bisa? Gak boleh?"
"Berarti kamu gak tanggungjawab itu namanya." Ucap Shandy. "Jangan sembarangan ngelimpahin klien ke orang lain, profesional kerja lah."
"Kamu bahas profesional kerja sama aku?" Tanya Andra. "Kurang profesional gimana aku selama setahun disini? Bilangnya kontrak setahun tapi kenapa tiba-tiba jadi ada penambahan kontrak?" Andra terlihat kesal. "Kantor atau bisa-bisanya kamu aja yang nahan aku biar tetap disini?" Shandy mengulum senyum. "Kamu ngomong profesional kerja? Jangan pernah bawa masalah pribadi dalam pekerjaan. Yang gak profesional itu kamu atau aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa ... (?)
Romansa"Temenan sama lo dari jaman SMP gini-gini aja ya..." "Lo berharap gue berubah gimana sih Be?" Tanya nya. "Ya lo punya pacar kek, temen deket kek, sahabat, TTm kek, apa gitu. Lo gak bosen ngintilin gue terus?" Tanyaku sambil menatap kearahnya, dia me...