Your Priority

82 5 0
                                    

Kembali ke rutinitas awal adalah salah satu yang sangat aku rindukan. Back to Jakarta. Ya akhirnya aku oh bukan, kami. Aku, Andra dan Daffi akhirnya menyelesaikan kontrak dengan baik dan kembali ke Jakarta.

Lega, akhirnya bisa kembali kerja dikantor awal dan lega juga karena bisa dekat dengan keluarga lagi.

Sudah 2 bulan aku kembali dan selama itu juga, aku dan Rava menjalani hubungan Ldr. Tapi dia menepati ucapannya, 2 minggu sekali dia datang ke Jakarta untuk menemui ku.

Keluarga sangat welcome pada Rava, bahkan tiap dia datang menemui ku, Ibun dan Yanda (Orangtua ku) menyuruhnya untuk menginap dirumah. Kalau kata Ibun "biar lebih irit, hemat daripada nginap dihotel sehari, 2 hari." Dan yang membuat sedikit senang juga karena mereka tidak mempermasalahkan keyakinan kami yang berbeda.

Bharava, nama itulah yang selama hampir 5 bulan ini memenuhi hari-hariku. Seperti pelangi yang datang saat hujan reda, seperti itulah Rava. Hadir disaat yang tepat untukku.

"Surprise..." Ucapnya saat aku menemuinya di lobby kantor. Dia langsung memeluk dan mencium keningku, aku sangat kaget dengan kedatangannya kali ini karena dia menemui aku dikantor, yang jelas-jelas pasti akan bertemu Andra ataupun Shandy. "Kaget gitu sih, gak suka ya aku kesini?"

"Enggak gak, bukan gak suka." Sahutku. "Kaget..." Ucapku terbata dan sedikit bingung.

"Kenapa sih?" Tanya Rava yang melihatku kebingungan, aku hanya mengulum senyum. "Gak suka aku dateng?" Dan tiba-tiba dari kejauhan, Andra datang menghampiri kami.

"Rava..." Ucap Andra.

"Hay Ndra, apa kabar?" Mereka berjabatan tangan.

"Baik-baik, lo sendiri?"

"Baik juga sih."

"Udah lama banget ya kita gak ketemu." Ucap Andra. "Ada apaan nih, tumben lo ke Jakarta?" Tanya nya.

"Kangen aja sama kalian." Sahut Rava dan Andra mengangguk mengerti.

"Lo lama disini?" Rava mengangguk.

"Ya 3 harian lah."

"Nginep dimana?" Aku dan Rava saling berpandangan, Andra pun jadi ikut menatap kami secara bergantian. "Kok diem..." Andra terlihat sedikit bingung. "Ada apaan sih diantara kalian?" Tanyanya. "Be..." Dan Shandy pun menghampiri kami.

"Lho ini kan..." Ucap Shandy mengingat. "Yang di cafe itu ya..." Rava mengangguk sambil mengulum senyum. "Kok bisa disini?"

"Be, bisa jelasin ke gue?" Tanya Andra.

"Jelasin apa nih?" Sahut Shandy.

"Mereka berdua mencurigakan." Shandy mengerutkan dahi. "Kalian pacaran?" Tanya Andra sarkas. Aku dan Rava masih terdiam, belum menjawab apapun.

"Ya udah lah Ndra, gak apa-apa kan kalo mereka pacaran."

"Bener Be?" Tanya Andra memaksa. "Jawab, jangan diem aja." Andra mencengkram lenganku.

"Jangan kasar sama perempuan." Sahut Rava mencoba menarikku dari Andra.

"Tahu apa lo tentang gue sama dia." Andra mendorong Rava.

"Ndra..." Ucapku.

"Gue kesini gak ada maksud apa-apa, cuma mampir aja. Kebetulan lewat sini." Ucap Rava. "Kali aja bisa ketemu kalian, iya kan Bel?" Andra menatap curiga.

"Bener Be?"

"Emang yang lo denger barusan apa?" Aku mendengus kesal menatap kearahnya dan Rava mengulum senyum. "Kebiasaan sih selalu ovt sama orang." (Ovt; Overthinking)

Teman Rasa ... (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang