Ego

76 4 0
                                    

"Makasi ya udah ditemenin terus disini." Ucapku.

"Iya, udah seharusnya aku jagain kamu, nemenin kamu." Ucap Rava menenangkan.

Sudah hampir 3 hari aku dirumah sakit sejak tindakan kuret yang dilakukan padaku dan sejak saat itu juga Rava selalu ada disamping ku, menemani dan menjagaku.

Andra pun sesekali datang menjenguk dan menemaniku tapi saat tahu ada Rava yang menemani, dia memilih untuk pergi.

"Cafe kamu gak apa-apa kalo ditinggal lama-lama?" Tanyaku.

"Masih bisa mikirin cafe sih yank, pikirin dulu sembuhnya kamu. Gak usah mikirin cafe." Aku mengulum senyum. "Udah enakan?" Aku mengangguk.

"Aku bosen, pengen pulang."

"Iya, nanti kalo udah waktunya pulang juga pulang yank." Dokter Donny dan Suster pun datang.

"Selamat siang Mbak Ara." Sapa Dokter.

"Siang Dok..." Jawabku dan Rava barengan.

"Gimana rasanya? Masih sakit? Nyeri?"

"Masih nyeri sih Dok, sengkring-sengkring gitu rasanya." Jawabku, Dokter mengulum senyum.

"Ada keluhan lain? Darahnya masih keluar?" Aku menggeleng.

"Gak sih Dok."

"Kalo gitu boleh pulang ya, kalo ada keluhan atau pendarahan segera ke rumah sakit."

"Baik Dok." Dokterpun berlalu meninggalkan ruangan, aku sedikit menghela nafas. "Aku telfon Ibun dulu ya."

"Buat apa? Gak usah yank, udah biar aku aja yang nyelesein semuanya yang disini." Sahut Rava.

"Biar Ibun tahu kalo aku pulang hari ini."

"Yank..." Ucap Rava lembut sambil menatap kearahku.

"Iya iya..."

"Siang Mbak Ara..." Suster memasuki ruangan. "Dilepas dulu ya infusnya."

"Iya Sus." Sahutku.

"Oh iya, untuk administrasinya sudah bisa diselesaikan sekarang."

"Oh iya Sus." Sahut Rava. "Kalo gitu aku selesaiin semuanya dulu ya." Aku mengangguk. "Jangan dan gak usah telfon Ibun." Ucap Rava sedikit mengancam.

"Iya yank." Ucapku.

"Awas kalo kamu telfon Ibun atau Yanda."

"Iya iya, aku gak telfon mereka." Perawat hanya mengulum senyum melihat tingkah kami dan Rava pun meninggalkan ruangan.

"Calon suami ya Mbak?" Tanya Suster, aku hanya mengulum senyum. "Laki-laki yang bertanggungjawab. Dijagain Mbak."

"Doakan ya Sus, semoga saya sama dia berjodoh." Ucapku.

"Amin. Sudah Mbak, sudah selesai." Perawatpun beranjak. "Sehat selalu ya Mbak, jangan balik lagi kesini kalo bisa." Aku mengangguk sambil mengulum senyum. "Mari Mbak..."

"Makasi ya Sus..." Suster pun berlalu meninggalkanku. Aku pun segera membereskan pakaian dan semua perlengkapan, seseorang tiba-tiba masuk kedalam ruangan dan aku menoleh kearahnya. Seseorang yang masih aku kenal.

"Udah boleh pulang?" Tanyanya dari balik pintu, aku mengangguk. Dia menghampiriku. "Kok gak ngasih tahu kalo udah boleh pulang."

"Ini juga udah tahu kan?"

"Lo sendirian?" Aku menggeleng.

"Sama Rava, dia lagi selesaiin administrasi rumah sakit." Ucapku.

"Enak ya sekarang, dikit-dikit Rava. Mau apa Rava, kemana-mana Rava." Aku menatap kearahnya. "Kayaknya gue udah gak penting lagi." Aku menghela nafas.

Teman Rasa ... (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang