Senja Hari

75 4 0
                                    

Memilih, dan pada akhirnya aku dihadapkan oleh sebuah pilihan. Pilihan untuk memilih diantara 2 laki-laki baik yang selama ini menjaga dan menyayangiku dengan cara mereka masing-masing.

"Ibun, Yanda... Aku ada niat baik sama Bella. Ijinin aku untuk menikahi Bella ya? Aku harap Ibun dan Yanda kasih restu." Ibun dan Yanda saling bertatapan. "Aku serius Bun, Nda..."

"Kok mendadak Va?" Tanya Ibun.

"Dipikirin dulu, jangan terburu-buru." Sahut Yanda.

"Udah aku pikirin dari jauh-jauh hari Nda, aku juga udah ngomong sama Ibu dan Ajik. Mereka menyerahkan semua pilihan dan keputusan di aku." Ucap Rava. "Untuk masalah keyakinan, orang tua gak ada masalah kalo aku ikut keyakinan Bella."

"Ya kalo begitu, Yanda juga menyerahkan semua keputusan pada Bella. Iya kan Bun?"

"Ibun gak pernah mempermasalahkan keyakinan kamu. Kalo kalian jodoh, kalian udah ditakdirkan bersama. Ya pasti ada jalannya." Rava mengulum senyum. "Sekarang semua keputusan ada di Bella."

Ya memang keputusan semua ada padaku tapi jujur, aku pun bingung untuk sekarang. Aku harus memilih diantara 2 laki-laki yang memang baik padaku.

"Ngejilat es krim nya biasa aja dong, geli Be..." Ucap Andra sewot.

"Tadi sewot gara-gara gue minta es krim, sekarang perkara ngejilat es krim juga dimasalahin." Sahutku. "Mau lo apa sih Ndra, heran deh." Aku pun ikutan sewot dibuatnya.

"Ya biasa aja kalo ngejilatnya."

"Ini juga udah biasa." Dia menatapku sarkas tapi aku justru menggodanya dengan sedikit tatapan nakal.

"Awas ya lo."

"Eh ini apaan sih, Ibun dengerin daritadi ribut terus." Sapa Ibun. "Kamu ini, udah jajan es krim aja sih Bel." Ibun terlihat mengomel.

"Baru satu Bun..."

"Ya emangnya mau berapa? Hem..." Aku terkekeh.

"Enggak gak Bun, cukup satu aja."

"Andra gak makan?" Tanya Ibun.

"Nanti aja Bun, masih kenyang abis ngopi."

"Jangan kebanyakan ngopi ya, jaga kesehatan, banyak minum air putih."

"Siap Ibun." Ibun mengulum senyum.

"Kalo kalian nanti sakit, yang jagain Ibun sama Bella siapa?" Tanya Ibun. "Semua anak-anak Ibun. Arsyad, kamu, Rava." Ucap Ibun. "Oh iya Bel, kamu udah pikirin lamaran Rava?" Andra seketika menatap sarkas kearahku. "Dan apa jawaban kamu?"

"Apa Bun, lamaran?" Tanya Andra kaget. "Jawaban?"

"Kamu belum cerita Andra tentang Rava yang ngelamar kamu 2 minggu lalu?" Aku seketika menelan ludah.

"Lo dilamar Rava?" Tanya Andra. "Serius?" Terlihat marah dan kesal dari sorot matanya. "Kok gak cerita sama gue?"

"Em itu, em..." Aku berusaha menata kalimat agar tidak menyakitinya.

"Mungkin Bella masih nyari waktu yang tepat buat ngasih tahu kamu." Sahut Ibun. "Jangan kesel gitu ah, jelek lho." Ucap Ibun. "Ya udah kalo gitu Ibun sama Yanda mau keluar dulu, mau belanja. Kamu mau nitip apa?" Tanya Ibun.

"Aku buah sama susu aja deh Bun..." Sahutku.

"Ya udah Ibun tinggal ya, kalo mau makan udah Ibun siapin. Ibun taruh dilemari atas semua."

Teman Rasa ... (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang