Sudah 9 bulan lamanya kami di Bali dan sekarang saatnya perlahan menyelesaikan proyek-proyek terakhir kerjaan kami.
"Gimana Bel, kerja disini?" Tanya Pak Made.
"Seneng Pak, banyak ketemu orang baru. Banyak belajar juga."
"Kamu pindah ke Bali aja kalo gitu." Sahut Mbak Agung, aku hanya mengulum senyum. "Gimana Pak kalo Bella kontrak tetap di Bali?"
"Gimana Bel menurut kamu?"
"Kalo memang saya dibutuhkan disini,ya saya bersedia disini."
"Jawabannya sejuk sekali ya Gung..." Ucap Pak Made. "Tapi sayangnya kamu harus kembali ke kantor pusat sekarang." Aku membelalakkan mata.
"Saya Pak?" Pak Made mengangguk.
"Kemarin saya dihubungi Pak Juna, beliau minta kamu kembali. Sendiri." Aku mengerutkan dahi. "Katanya untuk mentrainer anak baru."
"Nanti untuk sisa kontraknya bisa kembali kesini lagi." Sahut Mbak Agung.
"Bolak balik dong Mbak..." Sahutku. "Bukannya dikantor pusat ada Fika sama Dina."
"Wah kalo itu saya gak tahu. Yang jelas Pak Juna minta kamu kembali dan ini tiket kamu untuk pulang." Pak Made menyerahkan amplop padaku.
"Oh gitu, baik Pak."
"Jangan sedih gitu dong." Sahut Mbak Agung dan aku hanya mengulum senyum. "Semangat ya, kamu sedang dibutuhkan disana." Aku mengangguk.
"Kalo gitu saya kembali keruangan dulu."
"Iya silahkan." Aku pun berlalu sedikit menghela nafas.
"Darimana?" Tanya Daffi menjejari langkahku.
"Eh, dari ruangan Pak Made." Sahutku.
"Kok bisa barengan?" Tanya nya saat melihatku dan Daffi memasuki ruangan.
"Curigaan banget sih lo." Sahut Daffi, aku hanya terkekeh melihat tingkah mereka berdua. "Gue dari bawah, Bella dari ruangan Pak Made."
"Ada apaan Be?"
"Hm gue balik duluan ya." Ucapku.
"Balik gimana maksudnya?" Tanya nya.
"Iya, balik gimana?" Sahut Daffi, aku menunjukan amplop tiketku pada mereka. Daffi membuka amplopnya tapi malah langsung diambil Andra. "Ck apaan sih lo Ndra..." Ucapnya kesal.
"Lo balik Jakarta?" Tanyanya.
"Hah, pulang maksudnya?" Aku mengangguk.
"Lo doang Be?" Aku mengangguk lagi. "Kenapa?"
"Emang ada apa?" Tanya Daffi.
"Gue diminta balik sama Pak Juna, katanya buat mentrainer anak baru."
"Lah bukannya ada Dina ya." Aku mengendikkan bahu.
"Trus sisa kontraknya?"
"Nanti kalo gue udah selesai disana, katanya gue balik kesini lagi."
"Ribet banget." Aku mengulum senyum. "Cuma lo doang?"
"Iya Ndra." Dia memijat tengkuk lehernya. "Kenapa sih, kan ada Daffi." Ucapku.
"Dadakan banget."
"Pak Juna ngasih tahunya juga baru kemarin." Sahutku.
"Besok siang nih lo balik." Aku mengangguk.
"Ya sesuai tiket." Ucapku. "Doain aja, semoga anak barunya bisa cepet ngerti jadi gak perlu lama-lama." Dia mendengus kesal. "Kenapa sih Ndra? Susah gitu mukanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa ... (?)
Romance"Temenan sama lo dari jaman SMP gini-gini aja ya..." "Lo berharap gue berubah gimana sih Be?" Tanya nya. "Ya lo punya pacar kek, temen deket kek, sahabat, TTm kek, apa gitu. Lo gak bosen ngintilin gue terus?" Tanyaku sambil menatap kearahnya, dia me...