✧・゚: *✧・゚:*
Jangan lupa votmen!
MISI
--------------------------------------------"Nih... " Nia memberikan baju yang baru saja ia beli untuk Tasya. Tasya menerima seragam itu dengan senyum tipis.
"Makasih dah bantu gw"
"Sans ae.. Lagian tuh orang buat drama gak mikir dulu malu ndiri kan"
"Haha gw liat mukanya merah njir malu tuh.. "
"Akhirnya ada yang bisa buat di gak berkutik.. "
"Wow... Es batu kita ngomong lebih dari 3 kata coy mesti di rayain nih.. "
"Gimana kalo abis ini kita ke mal?" Mereka mengangguk menyetujui usulan Bianca.
Tak lama kemudian Tasya keluar dengan seragam yang baru. Nia menuntun Tasya untuk duduk dan segera mengobati tangannya yang melepuh.
"Bangsad tu lon** bisa bisa nya buat lo begini" geram Bianca.
"Lo tenang aja Bi, tunggu tanggal mainnya" ketiganya menatap Nia yang tetap fokus mengobati luka Tasya seakan bukan ia yang baru saja bersuara. Kening mereka mengerut.
"Apaan?" Nia mendongak saat merasa di perhatikan.
"Gw tunggu tanggal mainnya" Nia menoleh pada Tania dan mengangguk dengan seringai di bibirnya begitu pula dengan Tania.
Brak
"Dek!" keempat gadis itu menoleh ke arah pintu yang baru saja di dobrak di sana ada Tris yang menatap Tasya dengan khawatir.
"Lo gak papa?"
"Tenang elah gini doang.. Lagian ada Nia yang ngobatin"
"Makasih Nia.. " ucapnya tulus.
"Sans.. Kek ama sapa aja lo.. " lagi lagi mata tajam Nia menangkap sesuatu yang menurutnya sangat langkah dan sekali lagi ia menggeleng secara mental.
"Anak muda"
....
Nia menatap pantulan dirinya di cermin setelah selesai mencuci wajah dan tangannya. Kini ia berada di toilet karna sempat merasa sakit perut.
"Ingin main main dengan ku, gak semudah itu.. " gumam Nia.
Nia berjalan menuju pintu toilet dan seperti yang ia pikirkan, pintu di kunci dari luar.
"Wah bener bener nih pokoknya secepatnya gw harus musnahin hama kek gini. Masih muda bukannya nata masa depan, malah ngerecokin kehidupan orang lain, idup dulu yang bener kalo udah bener yah gak usah ganggu orang juga sih" omel Nia lalu mengeluarkan ponselnya.
"Sebenarnya tuh orang idup di saman apaan dah?" Nia mendekatkan ponsel pada telinganya.
"Ekhem... "
"Hal-... "
"Hiks siapapun ini t-tolong aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry Be Happy (END)
FantasiTentang Laila Kineta gadis 23 tahun yang ingin membalas dendam kala ia hidup kembali setelah 25 tahun kematiannya, bertemu dengan orang dari masa lalu dan mulai hidup dengan diri dan identitasnya yang baru. Sorry kalau gak sesuai dengan deskripsi n...