21

809 33 0
                                    

✧・゚: *✧・゚:*

Jangan lupa votmen!



BERGERAK
--------------------------------------------

Acara di hati pertama ini berjalan dengan lancar menurut mereka tanpa sadar berapa nyawa yang melayang selama acara berlanjut tanpa kehebohan sedikit pun.

Nia bersyukur tanpa di minta orang itu cukup peka. Jangan salah kan Nia, itu adalah kemauan Sagara sendiri. Pria itu mengirim jutaan orang berbaur dengan mereka bahkan beberapa orang berjaga dari ratusan meter dari lokasi.

Nia kagum, tentu saja pria itu sangat peka dengan ke adaan Nia merasa ada untungnya juga ia selalu di awasi orang orang Sagara cukup beri sedikit clue mereka langsung paham dan bergerak.

Nia mendudukkan diri di depan beberapa orang yang sangat berharga baginya, mereka yang bisa ia ajaib bekerja sama.

"Terima kasih untuk semuanya, kedepannya ku minta kalian pergi sejauh mungkin dan aku akan memastikan kalian aman, jangan hiraukan aku, aku akan baik baik saja" Nia berujar menatap mereka tak ada yang berani protes karna Nia sudah mewanti wanti mereka dari jauh jauh hari.

"Johan bawa keluargamu ke Jepang Edward akan menunggu di sana mereka akan memastikan kalian aman jangan sampai orang licik itu mengetahui keberadaan kalian.. "

"Tapi bunda... "

"Menurut apa kata bunda untuk kali ini demi keselamatan kalian.. " ia menatap anak, menantu dan cucunya.

"Kalian berharga bagiku, aku tak ingin kehilangan keluarga sudah cukup aku menjadi sebatang kara tanpa tahu kasih sayang dan akan ku pastikan kalian akan selamat... "

Johan, Fany, Jenderal, Cleo dan Jienan terdiam tak ingin mem antah. Jenderal? Haha anak itu adalah anak sulung keluarga kecil itu dan sebab itu Nia sangat dekat dengan nya.

Weili? Gadis itu sudah kembali ke China, Nia tak ingin melibatkan gadis itu, apalagi ia adalah tunangan Jenderal sejak 2 tahun lalu untuk keselamatan, ia sudah memastikan nya.

"Kalian akan terbang lusa... "

....

Sorak sorai terdengar saling bersahutan Nia bergerak dengan lincah nya memastikan bola tak lepas dari dirinya. Ia melompat dan kembali memasukkan angka.

Itu adalah yang terakhir mereka menang dengan keunggulan 3 poin dari lawan. Nia beranjak untuk mendudukkan diri dengan temannya yang lain siapa lagi jika buka gang Lion dan DG.

Nia meneguk airnya dengan penuh membasahi wajah dan leher putihnya dan jangan lupakan Jenderal yang selalu di sampingnya membantu gadis itu mengelap keringat.

"Thanks"

"Sama sama" Jenderal tersenyum mengusak rambut gadis itu yang kembali di gantinya menjadi warna hijau lumut.

"Lo keren Ni"

"Iya dong, btw abis ini giliran kalian kan?" mereka mengangguk serempak

"Jangan lupa suport kita.. Lo harus teriak pokoknya"

"Dih males tenggorokan gw sakit gegara kesendak kuah bakso gegara si Yudha"

Don't Worry Be Happy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang