✧・゚: *✧・゚:*
Jangan lupa votmen!
MULAI BERBEDA
--------------------------------------------Gadis itu menatap tajam benda pipih yang ada di tangannya, perlahan benda itu menjadi gelap saat sambungan telpon mulai terputus. Di rumahnya benda itu hingga membuat tangannya mengeluarkan darah.
Prang
Akhirnya ia melempar benda pipih tak bersalah itu hingga menjadi berkeping-keping tak terbentuk di lantai emosinya benar benar di uji kali ini.
"Sialan.. " umpat nya mengusak rambutnya kasar, ia menengadah berusaha meredam amarahnya yang semakin memuncak.
"Mereka semakin berani, bahkan mulai mengancam... Begitu banyak yang berubah" runtuknya lalu beranjak dari sana entah kemana.
....
Pemuda pemudi itu duduk termenung menatap ponsel mereka dengan tak minat. Terhitung sebulan setelah penerimaan siswa baru dan mulai hari itu sosok teman mereka itu menghilang.
Mereka khawatir ponsel miliknya tak aktif bahkan rumahnya pun kosong bak tak ada kehidupan di dalamnya terbukti dengan kotornya halaman rumah minimalis itu.
Mereka yang tak lain adalah Zavier, twins A, Denis, Luca, Tris dan ketiga sahabat Nia. Rafa? Pemuda itu sudah ditendang oleh Tasya sendiri, bahkan kini mereka menjadi orng asing dengan Tasya yang memutuskan perjodohan mereka.
Alazka? Ia pemuda yang sibuk dengan menjabat sebagai ketua OSIS namun jika ada waktu ia akan ikut berkumpul dengan mereka.
Perlahan kantin menjadi ramai dengan datangnya para murid yang ingin mengisi energi setelah pelajaran berlangsung berbeda dengan ke 9 orang yang memilih bolos itu.
Perlahan bisik bisik terdengar dari pengagum merek namun mereka abai, mereka lebih memilih diam dengan pikiran bercabang mengkhawatirkan sosok Nia yang tak ada kabar.
Kau tahu tadi pagi ada 2 murid baru kelas 11
Yang itu?
Iya cowok ama cewek
Eh itu yang deket ama Nia kan?
Hooh bahkan tadi pagi mereka dateng bareng mana gandengan lagi
Demi apa? Nia yang gak suka di sentuh gandengan?
Mereka menegakkan duduk mereka mendengar biarkan siswi yang tak jauh dari tempat mereka duduk. Nia masuk sekolah? Kenapa mereka tak tau?.
Mereka serasi banget si aplagi si cowok tipe softboy gitu
Eh eh ada cewek juga kan yah?
Oke kini Zavier tak bisa menahan lagi, aura pekat keluar dari tubuhnya membuat kantin menjadi senyap dan terasa dingin. Mereka terdiam kala merasa bak di cekik bahkan mereka menahan nafas takut jika bernafas sedikit pun mereka segera di mangsa oleh predator.
"Tumben senyap?" suara itu mengalihkan semuanya. Mereka menoleh pada pintu masuk kantin di sana berdiri 3 orang dengan salah satu dari mereka cukup di kenal beberapa orang kecuali para murid baru.
"Nia.. " gumaman itu terdengar. Mendengar gumaman itu Nia menoleh menatap datar mereka yang membuat mereka terkesiap dengan tatapan itu, Nia memilih abai.
Benar saja itu adalah Nia yang kini tampil dengan penampilan baru. Nia yang posesif pada rambutnya kini tampil dengan potongan rambut yang baru, rambut putih keunguan yang kini mencapai sebahu. Gadis itu juga mengenakan hoodie dan yang menjadi ciri khasnya ia lah celana sekolah yang sedikit di gulung menambah kesan badgirl padanya. Gadis itu memasukkan tangannya kedalam saku hoodie sosok di sampingnya.
Beralih pada sosok di samping Nia, di sana berdiri seorang pemuda berambut biru cerah, tahilalt di bawah kata kanan dengan paras yang rupawan dan jangan lupakan mata tajamnya. Pemuda itu mengenakan hoodie hitam couple dengan Nia dengan tangan yang menggenggam tangan Nia di dalam saku hoodie.
Di belakang keduanya nampak seorang gadis mungil pemilik rambut se punggung berwarna hitam yang pada bagian poninya di jepit jepita kelinci membuatnya nampak manis namun jika melihat matanya kalian akan menahan argumen itu, nyatanya tatapan matanya begitu tajam baik akan menguliti kapan saja.
Ketinanya berjalan mengabaikan tatapan semua orang menuju salah satu meja kosong yang tak jauh dari pintu masuk kantin.
"Jen pesan apa?" panggil Nia pada pemuda di sampingnya. Pemuda itu tersenyum lalu mengelus surainya.
"Apa aja samain oke? Biar gak ribet" pemuda itu Jenderal Novelins Max pemilik senyum mata yang mampu berbuat siapa saja akan terbuai padanya.
"Kalo lo Li?"
"Samakan saja" gadis itu Huang Weili gadis berkebangsaan China yang kini menjadi temannya, bahkan gadis itu berbicara terlalu formal.
Nia mengangguk lalu beranjak akan memesan pesanan mereka.
Grep
Nia segera menghempaskan pegangan pada tangannya, ia menoleh menatap tajam sosok yang berani menyentuh nya.
"Lo gak ngerti? Jangan sentuh gw" tekan Nia jangan lupakan wajahnya yang selalu datar.
"Apa bedanya dengan kau yang di sentuh olehnya?"
"Tentu saja berbeda karna gw udah ngisinin dia gak kayak lo yang lancang.. Ck"
"Shit!.. " umpat nya berusaha meredam amarah lalu kembali menatap gadis itu.
"Kemana saja kau? Saya dan yang lain mengkhawatirkan mu"
"Bukan urusan mu"
"Tentu saja itu urusan saya"
"Ck apa gak mu hah?" tanyanya mulai muak.
"Karna ka-"
"Ada apa ini?" mereka menoleh mendapati Jenderal yang mendekat ke arah mereka berdua.
"Dia menganggu ku.. Dan membuat kalian harus menunggu lama" adunya. Sedangkan sosok itu yang tak lain adlah Zavier menatap interaksi mereka dengan tatapan tak suka.
Jenderal tersenyum lalu mengangkat tangannya guna mengusak rambut silver keunguan itu dan mendapat tatapan tak suka dari Zavier.
"Tak apa... Sudah kan?" ia menatap Nia lembut lalu beralih pada Zavier dengan wajah ramahnya.
"Kalau begitu ayo ku temani untuk memesan" ia meraih tangan mungil Nia untuk di genggamnya. Oke Zavier kehabisan kesabaran tangannya terkenal kuat hingga memutih.
Bugh
Bruk
Dan yah sesuai dugaan kalian Zavier melayangkan tinju yang sangat kuat membuat Jenderal terhempas hampir saja jatuh jika tak di tahan Nia yang memiliki refleks yang bagus.
Gadis itu menatap Zavier tajam dengan wajah datarnya, hal yang tak pernah di tunjukkan pada siapa pun, kantin kian mendingin dengan aura di sekitar yang memberat membuat mereka merasa tercekik bahkan ada yang pingsan karna tak bisa menahannya, ini bahkan lebih berat dari aura milik Zavier.
"Kau! Jangan campuri urusan ku" Nia menunjuk Zavier membuat mereka menahan nafas atas keberanian gadis itu mereka tentu tahu bagaimana Zavier walau orang itu tak menunjukkan namun auranya mengatakan segalanya.
Nia menoleh tak jauh dari sana Weili berdiri menatap drama yang cukup menarik menurutnya sampai Bian menatapnya mengkode untuk membawa Jenderal ke UKS.
Akhirnya mereka bubar, Nia yang kembali menuju stan makanan dengan Weili dan Jenderal yang menuju UKS mengabaikan Zavier yang berdiri kamu karna tatapan yang Nia arahkan padanya. Tatapan itu seakan Nia membencinya.
Zavier menunduk menatap tangan yang ia gunakan menyakiti pria yang berani berdekatan dengan miliknya, ia mengeram lalu pergi dari sana membuat semua orng menghela nafas lega.
‧͙⁺˚*・༓☾ TBC ☽༓・*˚⁺‧͙

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry Be Happy (END)
FantasiTentang Laila Kineta gadis 23 tahun yang ingin membalas dendam kala ia hidup kembali setelah 25 tahun kematiannya, bertemu dengan orang dari masa lalu dan mulai hidup dengan diri dan identitasnya yang baru. Sorry kalau gak sesuai dengan deskripsi n...