✧・゚: *✧・゚:*
Jangan lupa votmen!
TANGGAL MAINNYA
--------------------------------------------Sejauh mata memandang satu kata untuk menggambarkan ruangan itu, hancur. Semua pajangan hancur menjadi kepingan di lantai, komputer dan segala macam penghuni meja kini tergeletak rusak bahkan meja pun terbalik. Kasur yang biasanya rapih kini benar benar kacau dan pelakunya? Kini ia tengah meringkuk di sudut ruangan gelap dengan keadaan kacau bahkan tanganya terluka namun ia abaikan ia mentap kosong kedepan bagai tak memiliki semangat hidup.
Brak
Pintu terbuka dengan kasar pun ia abaikan. Sosok yang membuka kamar itu menatap sekitar benar benar kacau, ia mengedarkan pandangan ke segalanya arah dan mendapati sosok yang di carinya dan mulai mendekat.
"Zavier... Hei lihat daddy! ada apa boy?" pemuda itu yang tak lain adalah Zavier ia tetap diam pemuda 15 tahun itu menatap kosong kedepan.
"Hei apa yang terjadi bicaralah!" ia menepuk pipi sang anak, anaknya ini benar benar kacau sekarang.
"Dad.. Dia-.. Dia menjauh dan akan segera bertunangan.. Bagaimana dengan saya?" ia berujar sang daddy menghela nafas lalu membawah anaknya keluar dari kamar itu.
"Bersihkan kamar itu.. "
"Baik tuan"
Ia menarik sang anak ke ruang keluarga untuk mengobati tangan yang terus mengeluarkan darah itu. Pemuda itu benar benar tak dalam keadaan baik. Sekuat kuatnya anak ini baru pertama kali ia melihatnya sekacau ini hanya karna seorang gadis.
....
Para murid dan guru mulai di sibukkan dengan persiapan ulangtahun sekolah yang akan di adakan minggu depan. Setiap murid nampak antusias bagaimana tidak jika mereka akan kedatangan murid dari sekolah lain yang tentunya memiliki visual yang tak main main tampan dan cantiknya, yah semua kecuali Nia yang nampak malas dan memilih bergelayut manja Jenderal membuat Weili menggeleng tak heran.
Berbicara tentang Weili ia sempat menghilang lantaran harus kembali keChina beberapa waktu lalu karna urusan keluarga.
"Apa kau lelah?" Jenderal mengusap peluh yang membasahi dahi Nia. Nia menoleh lalu mengangguk kecil.
"Ci perasaan gw aja atau makin hari gw makin mudah lelah?"
"Saya pun tak tahu tuan, sebaiknya anda memeriksakan dari, saya tak memiliki item yang bisa memeriksa kesehatan anda" Nia mengangguk secara mental memang akhir akhir ini ia mudah lelah apalagi setelah latihan basket.
Weili menyodorkan air pada Nia yang di terima dengan baik tapi ia sodorkan pada Jenderal untuk di bukakan membuat pemuda itu menggeleng maklum sepertinya anak ini dalam keadaan malas, pikir nya.
"Basket putri akan di lakukan di hari ke 2 kan?" tanya Weili yang di balas anggukan.
Acara ini akan di lakukan selama 3 hati hari pertama akan mengadakan ujian kepintaran sekedar senang senang, hari ke dua adalah pertunjukan bakat dalam olahraga raga dan hari terakhir menunjukkan seni dn itu benar benar sangat melelahkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry Be Happy (END)
FantezieTentang Laila Kineta gadis 23 tahun yang ingin membalas dendam kala ia hidup kembali setelah 25 tahun kematiannya, bertemu dengan orang dari masa lalu dan mulai hidup dengan diri dan identitasnya yang baru. Sorry kalau gak sesuai dengan deskripsi n...