✧・゚: *✧・゚:*
Jangan lupa votmen!
MENAMPAKKAN DIRI
--------------------------------------------Wanita itu mengeram marah, wajahnya memerah menatap benda benda yang kini berserakan di sekitarnya karna mengamuk dan melempar bak orang gila.
"Sial satu pion ku sudah menghilang aku harus mencari pion yang lain.. Yah aku akan menjadi yang paling berkuasa agar orang orang menatapku.. Hahaha"
Ia tertawa bak orang gila namun tak lama kemudian tawa itu terhenti kala pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang menatap syok kamar bak kapal pecah itu.
"Ada apa mom?" tanyanya penasaran.
"Tidak... Mommy tengah merencanakan sesuatu yang baru namun secepatnya kita harus melakukan rencana yang sudah kita buat.. " wanita yang lebih muda mengangguk di sambit senyum licik yang lebih tua.
....
Nia menatap datar gadis-eh wanita, yang masuk dengan sang wali kelas dengan senyum sok polos dan lugunya membuatnya merasa mual dan jyjyk.
"Baiklah anak anak kita kedatangan murid baru.. Silahkan perkenalkan diri.. " siswi itu mengangguk lalu tersenyum manis yang nampak memuakkan bagi Nia. Keknya nih anak ada dendam tersendiri ama anak sok polos di depan sana.
"Hallo teman teman perkenalkan aku Ariane Calista kalian bisa panggil aku Lista salam kenal dan semoga kita bisa berteman baik" oke Nia benar benar mual mendengar suara yang di imut imut kan itu, bukannya imut batunya malah kek suara tikus kejepit.
"Oke Lista silahkan duduk dan kita akan memulai pelajaran.. " Lista mengangguk lalu mulai mendudukkan diri dan pelajaran pun di mulai dengan tenang.
Kring kring
Setelah beberapa jam pelajaran akhirnya bel istirahat berbunyi dan disinilah Nia dkk berada, kantin. Tentu saja mereka akan mengisi tenaga setelah pelajaran yang sangat melelahkan menguras tenaga jiwa dan batin.
"Sumpah kalo aja tuh bel gak bunyi pasti nih kepala udah meleduk dari tadi.. " mereka menatap Bianca yang terus mengoceh, katanya sih laper, capek tapi masih ada tenaga buat bicara se cerewet itu.
"Eh eh.. Lo pada tau gak?.. " dan mulailah sesi ngegibah antara Tasya dan Bianca sedangkan Nia dan Tania memilih diam menyantap makanan mereka dengan tenang. Niatnya sih begitu sebelum...
Prang
"Nah benerkan.. Yang satu keluar, muncul agi atu emang gak bakal tenang gw sekolah di mari" Nia mendengus dalam hati memilih mengabaikan keributan yang di buat oleh... PPB baru.
"Heran gw perasaan ada aja yang ngerusak piring bu kantin mana langsung pergi lagi gak ganti rugi.. Ckck" monolog Tasya. Mereka hanya diam melihat keributan yang di buat murid baru yang ada di kelas mereka dengan Maudy dkk queen bullying KHS.
"Tau tu em-" Bianca menghentikan ucapannya lalu menunjuk beberapa pemuda yang berjalan ke arah meja mereka.
"Njir Sya noh tunangan lo nyamperin.. " Tasya melirik arah tunjuk Bianca lalu memutar bola matanya jengah menatap kedatangan orang batak di undang itu.
"Kita boleh gabung?" tanya salah satu di antara mereka. Ketiganya menengok ke sumber suara kecuali Nia yang memilih menghabiskan mangkok bakso mercon ke 2 nya di temani es teh cincau manis kesukaannya.
"Emang gak ada meja lain?" tanya Tasya.
"Penuh.. " ujarnya lalu ketiga gadis itu menatap sekitar, benar apa yang mereka katakan sisa meja yang di tempati Nia dkk yang tersisa.
"Oke kalian boleh gabung.. " putus Bianca lalu mereka melanjutkan makan.
Di sisi Nia kini ia makan dengan hikmat tanpa memperdulikan beberapa pemuda yang bergabung dengan mereka urusan perut nomor satu, monolog nya dalam hati.
"Keknya enak bener neng?" Nia hanya melirik lalu melanjutkan makannya, ingat Nia tak suka berbicara saat tengah makan.
Luca yang di abaikan pun memegang dadanya dramatis membuat Denis yang duduk di sampingnya menutup wajah dengan bergumam.
"Bukan temen gw.. "
"Percuma ngajak Nia bicara pas makan gak bakal di tanggepin juga.. " ucap Bianca yang kini memakan siomay nya.
Sedangkan Tasya gadis itu memilih diam, sedikit risih kala Rafa terang terangan menatap dirinya.
"Makan yang bener.. " Rafa membersihkan kuah soto yang ada di sudut bibir Tasya membuat ia, Bianca bahkan beberapa teman pemuda itu melongo.
"Hm, makasih.. " Tasya menepis pelan tangan Rafa dan membersihkan mulutnya. Rafa menghela nafas.
"Maafin aku.. Aku tau aku salah.. Tapi kasih aku kesempatan.. "
"Pftt.. Uhuk uhuk.. " Nia bahkan tersendak kuah bakso pedas nya membuat kerongkongan nya terasa perih. Apa apan ini? Apa yang ia lewatkan?. Kira kira itu yang ada di pikirannya.
Maklum Nia baru sempat masuk hari ini dengan alasan... Entahlah tak ada yang tahu. Tris yang ada di samping Nia menyodorkan minuman gadis itu lalu mengipas wajah Nia yang memerah karna tersendak.
"Thanks.. " ucap Nia, Tris tersenyum sambil mengangguk. Nia kembali melanjutkan makannya mengabaikan mereka dan kejadian barusan namun matanya tak sengaja melirik sesuatu membuatnya tersenyum tipis.
Merasa ada hawa yang tak mengenakkan Nia sedikit mendongak menatap sosok yang diikuti di depannya bahkan ia hampir tersendak lagi.
Di depannya kini terduduk Zavier dengan aura tak mengenakkan manatapnya datar namun Nia mah bodo amat, lebih tepatnya pura pura gak tau padahal keringat mulai membasahi dahinya.
"Pedes banget yah? Ampe jeringetan gini?" Tris meraih tisu dan mengelap keringat Nia yang tak di permasalahkan oleh si ampun, kan cucu gw juga-eh abang deh berasa tua gw kalo manggil cucu batinnya.
Srek
"Mau kemana?" Suara kursi itu berhasil menyadari kan Nia dari lamunannya di tatap nya sosok itu yang kini berdiri dari duduknya.
"Ke kelas" jawabnya singkat.
"Kelas? Ngapain?"
"Nyelesein catatan.. " ia melangkah pergi dari sana menimbulkan tanda tanya. Nia hanya diam melihat kepergiannya, ayolah Nia adalah orang yang peka akan sekitar tapi cuman pura pura gak peka.
"Kalian ada hubungan yah?" Axel bertanya menatap Nia dan Tris.
"Hooh perasaan kalian deket banget, apalagi SiNia yang katanya gak suka di sentuh.. " imbuh Lino menambahkan ucapan sang kembaran.
"Nggak kok perasaan kalian aja kalik" jawab Tris yang menatap Nia nyangka makan dengan khidmat.
"Alesan.. " ucap kembar A barengan.
Merasa di tatap lagi lagi Nia menoleh kesamping mendapati Tasya menatapnya menggoda begitu pula dengan Bianca, Nia menghela nafas lalu kembali menoleh sebelum maniknya menatap sosok di depannya yang juga menatapnya tajam.
....
Wanita itu menatap tajam pada kumpulan pemuda pemudi yang tak jauh dari tempat nya duduk dengan tajam tersirat ketidak sukaan dari matanya yang sangat kentara.
"Tertawalah sebelum kalian lupa cara untuk tertawa" desisnya.
"Perlu bantuan?" sebuah suara di samping telinganya membuatnya menegang dan menoleh mendapati seorang pemuda yang juga menatapnya.
"Siapa kau? Dan apa maksud mu?"
"Tak penting siapa aku, tujuan kita adalah sama membuatnya lupa cara tersenyum karna sakit yang ia dapatkan" pemuda itu menatap meja tempat mereka berkumpul dengan seringai membuat wanita itu ikut menoleh dan menyeringai tanpa menyadari tatapan yang sulit di artikan adanya.
‧͙⁺˚*・༓☾ TBC ☽༓・*˚⁺‧͙
![](https://img.wattpad.com/cover/342791713-288-k614894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry Be Happy (END)
FantasyTentang Laila Kineta gadis 23 tahun yang ingin membalas dendam kala ia hidup kembali setelah 25 tahun kematiannya, bertemu dengan orang dari masa lalu dan mulai hidup dengan diri dan identitasnya yang baru. Sorry kalau gak sesuai dengan deskripsi n...