Bab 1

7.9K 209 15
                                    

Zefa, gadis berambut panjang terikat setengah itu melangkah santai melewati koridor kelas bersama dengan kedua sahabatnya. Kedua sudut bibirnya terus terangkat, menandakan betapa senangnya ia hari ini.

Sedangkan Lena, gadis yang berjalan di sisi kanan Zefa malah terlihat was-was sembari menatap Zefa sesekali. Ia terus bergerak gelisah karena suatu hal yang terus menyita pikirannya.

Linda, siswi yang berdiri di antara Zefa dan Lena itu menepuk pundak Zefa, "Eh, itu Kak Sean kan Fa?" Zefa mengikuti arah jari telunjuk Linda, "Mana Lin?"

"Itu tuh, di lapangan," ujar Linda.

"Pasti lagi nunggu gue," batin Zefa.

"Eh guys, gue pergi dulu ya," Zefa berlari kecil pergi dari sana.

"Kemana Fa?!" tanya Linda sedikit berteriak.

"Ketemu masa depan gue!" teriak Zefa membalas pertanyaan Linda. Zefa berlari menuju ke arah sosok pria tampan yang berdiri di pinggir lapangan sembari membawa buku itu.

"Sabar dong jantung, baru ketemu aja udah nge-disko. Gimana kalau udah di sana,"

Zefa berhenti sedikit jauh dari Sean. Ia meneliti keseluruhan tubuhnya, mulai dari kepala sampai ujung kaki, setidaknya ia harus terlihat baik di hadapan orang yang ia sukai kan?

"Kak Sean," panggil Zefa dengan suara lirih, pasti Sean tidak mendengarnya, apalagi dengan posisi sejauh ini.

Zefa berusaha mengatur degupan jantungnya. Zefa menoleh, Sean sudah mulai melangkah pergi dari sana.

"Kak Sean!" panggil Zefa reflek.

"Bodoh banget sih Fa!" Zefa segera memukul mulut bodohnya yang sudah menarik perhatian orang-orang di sana, benar-benar memalukan.

Sean yang merasa namanya terpanggil menolehkan kepalanya untuk memastikan. Dan ia hanya mendapati sosok adik kelas cantik yang berada di belakangnya,

"Lo panggil gue?" tanya Sean dengan wajah datar, seperti biasanya.

"Eh-" Zefa mendongakkan kepalanya. Jantungnya kembali berdisko ria ketika Sean menatapnya. Keberuntungan macam apa lagi ini Tuhan?!

Merasa tidak ada jawaban, Sean kembali membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya.

"Kak Sean!" panggil Zefa lagi, kini gadis itu memberanikan diri untuk mencegat Sean di depannya.

Sean mengernyitkan keningnya bingung. Ia meneliti keseluruhan gadis itu, sepertinya ia tidak pernah melihatnya sebelumnya.

"Ada apa?" tanya Sean tak ingin berbasa-basi.

"Eh itu, anu...." Tiba-tiba mulut Zefa kelu, rasanya benar-benar mendebarkan sampai-sampai ia kehilangan semua kata yang sudah ia siapkan dari jauh-jauh hari.

Sean menghembuskan napas sabar. Sebenarnya siapa gadis ini? Kenapa malah diam nggak jelas seperti ini?

"Lo kenapa nyari gue?" tanya Sean lagi, ia benar-benar tidak punya banyak waktu untuk meladeni gadis-gadis sejenisnya.

"Ak--aku cuma mau bilang. Makasih buat hadiahnya," ujar Zefa cepat.

Sean kembali dibuat bingung dengan ucapan tiba-tiba gadis tidak dikenalnya itu, "Hadiah?" gumam Sean.

Zefa menatap Sean lekat, lalu menganggukkan kepala pasti. Zefa berjinjit, untuk menyamakan tingginya dengan Sean. Zefa menempatkan kepalanya di sisi kanan kepala Sean.

"I love you too kak,"

Sean tercengang selama beberapa saat, lalu kesadarannya kembali ketika Zefa kembali berucap.

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang