Bab 47

3.4K 117 8
                                    

Happy reading...

🦋🪲🦋🪲

Sean tahu betul ke mana kakinya akan melangkah. Karena tidak dapat menemukan orang yang ia cari di kelas, kini ia berjalan menuju tempat yang ia yakini menjadi tempat orang itu berpijak sekarang.

Sean tidak peduli dengan banyak mata yang menatapnya sekarang. Kepalanya terasa berat dan hanya dirinya yang tahu cara untuk melepaskan beban itu. Kakinya memasuki tempat yang biasanya menjadi tempat ia berlatih, tempatnya latihan dan teman-temannya berkumpul.

Matanya yang biasanya sayu kini nampak lebih tajam. Bahkan kulit putihnya kini nampak memerah, menunjukkan seberapa marahnya dirinya sekarang.

Gio yang melihat kedatangan Sean lebih dulu menghadang cowok itu. "Sean, Lo ngapain di sini?"

Namun Sean tidak bergeming, ia terus melangkah menghindari Gio yang terus berusaha menghentikan langkahnya.

"Sean!" Kini ganti Ayla menahan Sean dengan air mata yang masih turun begitu deras membasahi pipinya.

Namun lagi-lagi Sean tidak memedulikannya. Sampai akhirnya Sean berhenti di depan Raka yang menutupi wajahnya dengan tangan. Cowok itu nampak begitu frustasi. Dengan kesadaran penuh Sean melayangkan sebuah kepalan tangan  untuk menghantam Raka keras hingga membuat cowok itu ambruk.

"Raka! Sean!" Ayla yang akan menghampiri mereka langsung ditahan oleh Gio. Bahkan James dan Diego yang hendak memisahkan dilarang oleh Gio.

"Biarin mereka selesaikan masalah ini dulu," ucap Gio mewanti-wanti kepada teman-temannya agar tidak memisahkan mereka.

"Tapi Gi," Diego menatap Raka cemas saat melihat cowok itu tersungkur karena pukulan tiba-tiba Sean.

"Udah! Ikut aja!" ucap James sembari menepuk pundak Diego beberapa kali, meyakinkan cowok itu.

Tidak peduli apapun alasannya, Ayla masih memberontak dan menangis karena dipaksa ikut pergi dengan cowok-cowok itu.

"Berdiri anjing!" umpat Sean sembari menarik kasar kerah baju Raka, memaksa cowok itu agar berdiri menghadapnya.

Tidak banyak bicara, Raka pun mulai membalas pukulan Sean. Pukulan demi pukulan berlalu sampai pada akhirnya Raka ambruk lebih dahulu. Sean benar-benar mengerahkan seluruh kemampuannya dalam perkelahian ini. Cowok yang biasanya memecahkan masalah dengan kepala dingin itu terlihat seperti orang yang sangat berbeda.

Namun seolah tidak peduli pada Raka yang sudah babak belur, Sean kembali menarik seragam Raka secara acak dan membuat cowok itu berdiri.

"Gue biarin Lo deket sama Ayla karena gue berharap Lo jagain dia, Raka!" ucap Sean. Nada suaranya terdengar sangat frustasi.

"Gue biarin Ayla ceritain semua masalahnya ke Lo karena gue pengen nggak ada kesalahpahaman antara Lo, Ayla, dan gue."

"Tapi bisa-bisanya--"

"BISA-BISANYA LO MUKUL ADEK KANDUNG LO SENDIRI BAJINGAN!"

Sekali lagi, Sean memukul Raka hingga cowok itu tersungkur tidak berdaya. Bahkan Sean tidak memberikan Raka sedikitpun kesempatan untuk berbicara, batas kesabarannya seolah sudah ia habiskan hari ini.

Sean tidak memedulikan Raka, ia berbalik lalu berjalan meninggalkan Raka yang sudah benar-benar lemas.

"Sean..." Bahkan tangisan Ayla tidak terdengar memilukan seperti biasanya.

Pintu gedung itu Gio buka dan Ayla langsung masuk menghampiri Raka, begitu juga dengan James dan Diego.

Gio menatap Sean lekat, ia menahan bahu Sean dengan tangannya hingga cowok itu berhenti.

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang