Bab 51

3.5K 131 11
                                    

Selamat membaca🫶🫶

🦋🪲🦋🪲

Matahari belum menampakkan diri pagi ini, sepertinya karena awan hitam yang menutupi cahayanya.

Zefa menatap ke samping kanan sementara Raka fokus dengan jalanan untuk menuju ke sekolah mereka. Mungkin karena Papa dan Mama ada di rumah, makanya cowok itu mau berangkat bersama Zefa lagi.

Zefa menengadahkan kepalanya yang langsung terkena tetesan air hujan karena kaca helmnya yang tidak dia tutup. Sepertinya Raka juga menyadarinya, cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan lebih tinggi hingga tak lama kemudian sampai di parkiran luar sekolah, tepat setelah itu hujan semakin deras.

Setelah turun dari motor, Zefa mengedarkan pandangan dan menyadari jika banyak murid yang memilih berteduh di sana daripada menembus derasnya hujan. Zefa menepuk-nepuk jaket dan roknya yang sedikit basah.

"Nanti gue ada sparing voli," ucap Raka setelah melepaskan helm dan turun dari motornya, "tunggu di kelas aja. Kalau kelamaan langsung ke lapangan,"

Tanpa menoleh Zefa menganggukkan kepalanya kecil.

Raka melirik Zefa, menatap rambut bagian bawah adiknya yang sedikit basah. Tangannya sudah akan terangkat untuk menepuknya, namun tiba-tiba Zefa menoleh yang membuatnya gelagapan karena berpikir Zefa menyadari niatnya.

"A—aku duluan bareng Niken, ya?" tanya Zefa dengan kepala menatap lurus ke depan.

Raka melihat Niken yang mendatanginya. Gadis itu ternyata masih marah kepadanya, nampak dari wajah tidak bersahabat yang dia tunjukkan sekarang kepadanya.

Raka mengangguk setelah Niken menatapnya tajam sembari menarik lengan Zefa agar menjauh darinya. "Iya gak papa,"

"Ngapain pake izin segala sih, nggak penting."

Raka tersentak mendengar ucapan Niken yang cukup keras, ia yakin gadis itu sengaja mengucapkannya dengan suara besar agar dirinya mendengarnya.

Raka hanya menghela napas berat sebelum ikut melangkah pergi meninggalkan parkiran karena hujan yang reda.

🪲🦋🪲🦋

Sean mengacak rambutnya setelah melepaskan helmnya. Padahal ia juga sudah menutupi kepalanya, namun entah mengapa rambutnya masih basah. Setelah turun dari motor, ia langsung masuk ke dalam rumah yang pintu utamanya sudah terbuka. Suara canda tawa terdengar dari ruang tamu rumah minimalis tersebut.

"Dateng juga nih bocah!" celetuk Diego yang langsung berdiri dan bersalaman dengan Sean. Sean juga melakukannya bergantian kepada semua temannya.

"Mentang-mentang lapangannya indoor, sparingnya lanjut terus."

Sean hanya tersenyum samar lalu duduk di samping Gio yang tengah mengunyah cemilan. Mereka berbincang dengan santai. Karena keterampilan di hari Sabtu diliburkan minggu ini akhirnya sekolah memutuskan untuk siswa terap mengikuti pelajaran di hari Sabtu dengan mengurangi jam belajar Senin sampai Jum'at.

"Lo ke kafe dulu?" tanya Gio. Sean mengangguk sembari mengambil keripik yang ada di atas meja.

"Lo tadi nganter Ayla dulu kan?" tanya Sean pada Gio.

Gio menggeleng, "Kagak. Pas gue ke parkiran, gue nggak ketemu dia. Kata Sabrina, Ayla bareng Raka."

Sean menoleh pada Raka yang tengah bermain ponsel, "Dia nganter Zefa nggak?" tanya Sean lagi. Gio berhenti makan lalu menoleh.

"Gue pikir nggak. Gue kayak liat Zefa di kelas tadi,"

"Btw babinya silaturahmi lagi kagak Go?" tanya James, langsung membuat yang lain tertawa kala mengingat betapa konyolnya Diego mengeluh karena ada babi tetangganya lepas kandang dan masuk ke dalam rumah saat ibunya sedang mengadakan Pengajian tempo hari.

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang