Bab 6

5.7K 176 2
                                    


Satu minggu berlalu sejak kepindahan Linda. Zefa duduk sendirian setelahnya. Tapi untung tempat duduknya dekat dengan cowok-cowok yang cukup akrab dengannya, jadi ia tidak terlalu kesepian. Sama seperti satu minggu yang lalu, Lena dan teman-teman barunya masih suka mengganggunya.

Jam pertama baru saja dimulai dengan datangnya guru dengan seorang murid yang cukup familiar di mata Zefa hingga menimbulkan binar di mata cewek itu, "Niken," gumam Zefa.

"Lo kenal Fa?" tanya Naufal yang dibalas anggukan dari Zefa.

"Iya, dia temen gue SD. Kayaknya," ujar Zefa yang memang tidak terlalu yakin dengan ingatannya sendiri.

Setelah selesai perkenalan cewek dengan rambut terikat menjadi satu itu berjalan mendekati meja Zefa karena hanya mejanya saja yang masih tersisa satu bangku. Zefa mengernyit kesal ketika Lena menghentikan Niken, dan membisikannya sesuatu. Pasti sedang menjelek-jelekkannya.

"Hai Zef," sapa Niken setelah sampai di tempat duduk barunya.

"Hai juga. Masih inget sama gue?" sapa Zefa antusias.

"Itu anak baru! Nanti aja ngobrolnya!" peringat guru membuat Zefa dan Niken terkekeh bersama.

.

.

.

Setelah selesai pelajaran Zefa belum sempat mengajak Niken berbincang, karena entah mengapa ia merasa guru memerhatikannya sedari tadi.

"Hey Nik, mau ke kantin bareng kita nggak?" Lena and the gang mendekat.

"Nanti, gue sama Zefa aja," ujar Niken acuh.

"Lo nggak denger apa yang gue omongin tadi?" tanya Lena sedikit kesal.

Zefa hanya diam mendengarkan, sedikit kepo dengan apa yang Lena bicarakan pada Niken tadi.

"Terus lo pikir gue percaya gitu sama lo?" tanya Niken sarkas, bahkan Niken sama sekali tidak memerhatikan Lena yang tengah berbicara dengannya.

"Lo-"

"Yuk kantin Zef," ajak Niken mengabaikan Lena.

"Oh, yuk!" sahut Zea antusias. Dia puas melihat ekspresi kesal Lena karena penolakan Niken.

Mereka berjalan bersama pergi ke kantin.

"Thanks banget ya Ken,"

Niken mengangguk kecil. Tadi Lena mengatakan jika Zefa itu dimusuhi hampir semua anak sekelas dan melarangnya untuk dekat-dekat dengan Zefa. Tapi Lena tidak tahu jika Niken sudah mengenal Zefa sejak kecil-ya walaupun sudah lama juga mereka tidak bertemu, jadi bujukan seperti itu tidak bisa mempengaruhinya. Sebagai informasi saja, Niken, Zefa, dan Lena merupakan teman saat SD. Dan Niken itu tetanggaan dengan Lena, sampai Niken pindah karena ada masalah keluarga. Lalu entah karena apa gadis itu kembali lagi hari ini, bahkan sampai kebetulan satu sekolah dengan Zefa.

Setelah makan di kantin, Niken pergi ke koperasi untuk mengurus pembelian seragam dan buku barunya. Zefa juga ikut menemani. Lagi-lagi Zefa bertemu Sean di dalam koperasi. Sejak Sean mengantarkannya pulang malam itu, Sean jadi bersikap dingin seperti awal. Padahal Zefa sudah berharap banyak, setidaknya cowok itu mau menyapanya ketika bertemu saja itu sudah cukup untuk membuat Zefa senang. Tapi setiap Zefa yang menyapa duluan, Sean hanya mengabaikannya dan membuat dirinya terlihat seperti orang bodoh. Lama-lama cowok itu jadi menyebalkan.

Zefa tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Sean yang sibuk dengan mesin fotokopi, entah apa yang cowok itu sedang fotokopi. Padahal kata Raka, Sean bukanlah sekertaris kelas.

"Zefa..." Niken mengikuti arah pandangan Zefa. Ia tersenyum jahil melihatnya.

"Eh kak, duit kakak jatuh!" ujar Niken cukup keras membuat Zefa dan Sean menoleh bersamaan.

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang