Bab 29

3.5K 106 2
                                    

Selamat membaca, semoga suka....

🧚🧚🧚🧚

Zefa tersenyum lebar ketika melihat Sean berada di depan kelas untuk menerangkan materi baru kepada anak kelas 10, menggantikan Bu Riska yang berhalangan hadir. Alasannya karena hari produktif di semester pertama akan selesai dalam beberapa minggu lagi, jadi Sean pun ditunjuk untuk membantu.

Pemandangan segar yang tidak pernah bisa membuat Zefa bosan. Walau sesekali ia harus menahan rasa kesal karena melihat Sandra yang terus mencari perhatian pada Sean, mentang-mentang duduk paling depan.

"Caper banget si an—"

"Lo udah sampai mana Zef?" tanya Reza yang langsung menyadarkan Zefa.

Zefa menoleh pada Reza, "Ah ini. Kok punya gue beda sih? Salah pencet ya?" tanya Zefa setelah membandingkan miliknya dan Reza.

Reza terkekeh kecil. Cowok itu mengambil alih mouse Zefa, yang sontak membuat Zefa menarik tangannya menjauh "Harusnya yang ini,"

Sementara Sean yang baru saja selesai menjelaskan hanya menatap datar kekasih kecilnya yang nampak begitu dekat dengan cowok yang nampak familier di matanya. Dengan langkah panjang Sean mendekat dan berhenti di samping Zefa.

"Ada yang nggak paham?" Pertanyaan Sean berhasil mengagetkan Zefa yang tadinya fokus pada layar komputer.

"Kak Sean?" Zefa mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia segera mendorong Reza menjauh kala menyadari Reza yang terlalu dekat dengannya.

"Ini...aku—"

"Cuma salah pencet kak," malah Reza yang menyahut malas.

"Ah iya, cuma salah pencet tool,"

Sean tidak merespon, ia langsung berbalik kembali ke depan. Menimbulkan gurat bingung dari Zefa karena Sean yang terlihat aneh. Diikuti dengan Sandra yang tiba-tiba menunjukkan wajah meremehkan kepadanya sebelum berbalik dan memanggil Sean. Argh! Sangat menyebalkan.

🪲🪲🪲🪲

Zefa dengan langkah pelannya mengikuti Sean yang pergi ke tempat ganti pakaian anak-anak olahraga. Agak nekat memang, namun ia sudah memastikan jika hanya ada Sean di sana. Kalau ada yang lain juga tidak apa-apa, sekalian cuci mata.

Zefa pun mempercepat lengannya ketika melihat Sean yang akan melepaskan atasan multimedianya. Zefa memeluk cowok itu dari belakang. Sedangkan Sean yang akan menghindar berhenti ketika melihat jam tangan kupu-kupu yang familier.

"Zefa?" panggil Sean.

"Kamu tau?" tanya Zefa terkejut.

Sean menarik lepas pelukan Zefa lalu berbalik. Sebenarnya ia sedang malas bertemu dengan siapa-siapa setelah mendapatkan panggilan dari manusia yang paling ia benci barusan. Namun melihat Zefa di hadapannya, hatinya terasa hangat.

"Kenapa ke sini?"

Zefa tersenyum dan kembali memeluk Sean tanpa menempelkan kepalanya, "Kamu diem aja? Alisnya begitu, lagi marah sama siapa?" tanya Zefa mengomentari alis Sean yang menukik.

Belum sempat Sean membalas, ia langsung menarik Zefa ke salah satu bilik ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Zefa hanya pasrah ketika Sean membekap mulutnya agar tidak berteriak.

Suara ketukan pintu di belakangnya membuat Zefa mendadak panik, dari sekian banyak bilik, kenapa harus yang ada dirinya dan Sean?

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang