Bab 23

3.9K 123 2
                                    

"Gol!!!" pekik Zefa setelah berhasil menendang bola tepat pada gawang.

"Anjir, cantik bet." ujar Kevin tanpa sadar yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari teman-temannya.

"Jangan macam-macam lo!" tekan Angga memperingatkan. Lalu cowok itu menghampiri Zefa dan Bryan.

"Ceweknya Sean nih bos!" ujar Angga.

"Pinter banget eneng lucuk. Kelas berapa betewe?" tanya Bryan yang sedang menggendong bola yang ditendang Zefa.

"Sepuluh," jawab Zefa. Ya, akhrinya ia memilih menampik rasa canggungnya dan mengakrabkan diri dengan mereka. Setidaknya ia harus terlihat baik-baik saja sekarang, walau hatinya sudah gonjang-ganjing.

"Udah aja, capek pasti." ujar Kevin mendekat. Tiba-tiba saja Kevin merangkul bahu Zefa, cewek itu reflek menepis dan menghindar.

"Eh Sorry. Reflek kalau lihat cecan," ujar Kevin dengan tampang seperti tak berdosa yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari teman-temannya.

"Just kidding, okay? Kenapa pada serius banget sih?" tanya Kevin.

Zefa menatap sekitar, merasa tidak enak sendiri. "Gue nggak papa kok. Cuma kaget aja,"

Bryan berdecak, "Sana lo beli minum!" suruhnya pada Kevin.

"Ah lu mah. Baru juga gue balik, dah dijadiin babu aja," sungut Kevin. Namun tetap pergi dari sana.

"Emang gitu anaknya. Sans aja kalau sama dia," ujar Angga kepada Zefa. Zefa pun hanya membalasnya dengan anggukan ringan.

Zefa mengalihkan pandangannya saat merasa ada yang bergetar dari tasnya. Zefa pun mengambilnya.

"Bentar ya," pamit Zefa untuk mengangkat panggilan dari ibunya. Teman-teman Sean hanya menatap Zefa yang menjauh, lalu mereka kembali berbincang.

"Halo Ma,"

"Masih di luar,"

Wajah Zefa berbinar mendengar info baru dari Mamanya, "Udah pulang?"

"Iya, bentar lagi Zefa pulang."

Akhirnya setelah 3 bulan berada di negara orang ayahnya pulang hari ini. Bahkan sangat mendadak, dan pria itu juga tidak memberi tahu siapa pun. Tentu ia tidak bisa melewatkannya, karena mungkin saja pria sok sibuk itu akan pergi lagi dalam beberapa jam.

"Mau pulang?"

Mendengar suara berat itu Zefa menoleh. Akhirnya cowok yang sudah membuatnya terjebak di sini datang juga. Tidak lupa dengan cewek yang konon katanya sahabatnya itu juga berada di sampingnya.

Mengesampingkan rasa kesalnya, Zefa memilih tersenyum. "Iya. Katanya Papa pulang,"

"Kita baru ketemu Sean," ujar Ayla yang seperti tidak tahu situasi. Zefa pun menatap cewek itu tajam.

"Aku pulang sendiri nggak papa kok," Zefa tidak tahu harus mengedepankan ego atau mengalah. Namun sepertinya cewek itu sangat penting bagi Sean. Daripada mendapatkan penolakan dan berakhir malu, mengalah adalah pilihan terbaik kan?

"Gue anter aja gimana?" Tiba-tiba Kevin menyahut setelah melempar minuman kepada teman-temannya. Yang sontak membuat ketiga manusia itu menatapnya.

"Hm?" Zefa menatap Kevin bingung. Tidak mungkin kan cowok itu tertarik kepada pacar sahabatnya? Tidak. Sudahlah, sepertinya ia terlalu banyak berpikir.

Lalu Zefa melirik Sean yang sama sekali tidak memberikan tanggapan. Yang entah mengapa membuat sesuatu di dalam dirinya terasa nyeri sekarang. "Oh, nggak usah kak. Gue pake ojol aja,"

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang