Bab 33

3.5K 134 3
                                    

Hari ini Zefa puas menghabiskan uang yang Papa berikan bersama Niken untuk membeli novel. Dia ingin melupakan huruf-huruf dan angka-angka yang membuatnya pusing beberapa hari ini. Tepat sepulang sekolah mereka berangkat dengan motor Niken, walau harus mendapat wejengan kecil dari abangnya yang menyuruh Niken untuk berhati-hati. Belum lagi ia masih merasa kesal melihat ekspresi datar Sean tadi ketika ia meminta izin pada Raka. Tidak ingat saja betapa manja nya cowok itu ketika di apartemen kemarin.

"Ken, menurut lo kalau cowok lo kebanyakan diem ngeselin nggak sih?"

"Kenapa? Kak Sean lagi? Bukannya semalem lo cerita kalau kalian udah semakin deket?" tanya Niken yang sekarang tengah membolak-balikkan novel yang baru saja mereka beli dari toko buku.

Zefa merengut sembari menyangga kepalanya dengan tangan, "Iya kemarin. Tapi sekarang balik ke setelan awal,"

Zefa menatap layar ponselnya yang menampilkan roomchat-nya dengan Sean kemarin. Ia mematikan ponsel lalu menaruhnya di atas ranjang Niken.

Niken menghela napas lalu menaruh bukunya di atas meja, "Lo berdua tuh sebenarnya sama anjir. Sama-sama gengsian. Kalau kangen tuh ngomong, jangan diem-diem sambil nebak doang,"

Belum juga Niken menjeda, wajah Zefa yang tadinya murung langsung sumringah ketika melihat notif pesan yang menampilkan nama Sean di layar ponselnya. Sedangkan Niken hanya memutar bola matanya malas melihat itu.

Zefa hendak menjawab pesan itu, namun Sean malah meneloponnya.

"Angkat anjir, jangan cuma diliatin!" ucap Niken gereget.

"Masih kaget hehe,"

Zefa mengangkat panggilan itu setelah mendiamkannya beberapa saat. Zefa menyalakan loud speaker karena sudah terbiasa menggunakannya. Telinganya kadang budeg saat berteleponan.

"Halo,"

"Belum pulang?"

"Belum, ini masih di rumah Niken."

"Shit di loud speaker," cibir Niken dengan wajah tidak percaya. Namun Zefa tidak menanggapi, ia masih menikmati suara berat Sean yang tidak pernah gagal membuatnya berdebar.

"Masih lama?"

Zefa melirik Niken sekilas, "Nggak. Ini mau pulang. Kenapa?"

"Gue jemput. Share lock."

"Panjang umur bener Kak Sean," ucap Niken terperangah. Belum ada 10 menit Zefa mengeluhkan sikap dingin Sean, sekarang cowok itu malah sudah membuat sahabatnya yang rada kolot ini kembali luluh.

"Eh, iya kak. Bentar ya,"

Tanpa menunggu lagi Zefa langsung mengirimkan lokasinya sekarang pada Sean. "Udah kak,"

Panggilan itu terputus begitu saja setelahnya.

Zefa berteriak, "Sumpah demi apapun. Kak Sean cowok terpeka yang gue kenal,"

Sementara Niken mengerutkan alis melihat respon Zefa yang memang sering diluar perkiraan.

🦋🪲🦋🪲

Ternyata Sean memanggilnya untuk diajak ke apartemen baru cowok itu. Padahal baru kemarin Sean mengatakan akan pindah ke apartemen, tapi sekarang sudah pindah saja. Bahkan barang-barangnya sudah ditata dengan rapi di tempat ini.

"Ini kapan kamu pindahnya?"

"Kemarin, habis nganter lo."

"Ish. Kenapa nggak ngajak aku? Aku kan bisa bantuin kamu beres-beres dulu," rengut Zefa, "terus yang bantuin kamu pindahin barang siapa?"

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang