Part 7

8.8K 449 0
                                    

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨~(◕ᴗ◕✿)





"Kak Aley!"

Aley hampir terjatuh jika saja dia tidak menyeimbangkan tubuhnya saat gadis kecil tiba-tiba memeluk kakinya erat saat dia baru saja masuk ke dalam mansion milik papa sahabatnya itu.

"Halo Fela, gimana kabarnya hm?" tanya Aley menggandong gadis kecil itu yang dia panggil Fela.

"Baik hehe" jawab Fela dengan senyum manis menampakkan gigi rapi nan putihnya.

𝗦𝗬𝗔𝗙𝗘𝗟𝗔 𝗘𝗟𝗢𝗥𝗔 𝗠𝗔𝗥𝗗𝗘𝗥, anak bungsu di keluarga Marder.

Tiba-tiba ada tangan yang mengambil Fela dari gendongan Aley membuat Fela sedikit kaget.

"Ishh, kakak bikin Fela kaget tau!" ucap Fela memukul pelan dada seseorang yang menggendongnya.

"Jangan seperti iu sayang, kalau tadi kak Aley nya jatuh gimana?" ucap seseorang yang menggendong Fela, dia adalah 𝗗𝗔𝗟𝗜𝗢 𝗘𝗟 𝗠𝗔𝗥𝗗𝗘𝗥, kakak Fela dan Kenneth.

"Hehe" kekeh Fela dibalas gelengan pelan oleh Dalio.

"Ken, antar Aley ke kamar untuk istirahat" perintah Dalio yang langsung dilaksanakan oleh Kenneth.

Kenneth mengantar Aley menuju kamar yang berada di sebelah kamar miliknya. Kamar itu adalah kamar yang biasa ditempati oleh Aley ketika dia sedang menginap di mansion papa Kenneth.

Aley masuk ke dalam kamar itu setelah Kenneth membuka pintu kamar tersebut yang terkunci. Dia menaruh tas dan barang belanjaannya di sebelah kasur dan duduk dikasur sambil matanya menelisik kamar yang tidak berubah sejak terakhir dia menginap 2 bulan lalu.

Aley berdiri dan mengambil tas nya yang berisi pakaian-pakaian miliknya, dia tidak membawa buku sekolah miliknya karena tidak muat, dia bisa mengambil buku sekolahnya di apartemen besok.

Dia menaruh pakaian-pakaiannya di lemari dengan rapih setelahnya keluar dari kamar dan mengetuk pintu kamar milik Kenneth.

5 detik kemudian pintu terbuka, Kenneth mempersilahkan Aley untuk masuk ke dalam kamarnya. Aley duduk di kasur milik Kenneth dan memperhatikan si pemilik kamar.

"Lo habis mandi?" tanya Aley saat melihat rambut Kenneth yang sedikit basah dengan handuk yang tersampir di pundak kanannya.

Kenneth mengangguk lalu mengusak rambutnya dengan handuk untuk mengeringkan rambutnya. Selesai mengeringkan rambutnya, dia menyisir rambutnya dengan rapih lalu menatap Aley yang juga menatapnya.

"Lo gak mandi?" tanya Kenneth dibalas gelengan oleh Aley.

"Gue udah mandi tadi di apartemen" ucap Aley diangguki Kenneth lalu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam kurang 10 menit.

"Ayo ke bawah, bentar lagi waktunya makan malam" ucap Kenneth lalu keluar dari kamarnya diikuti Aley dibelakangnya.

Mereka menaiki lift untuk turun ke lantai dasar lalu berjalan menuju ruang makan, terlihat disana ada keluarga Kenneth yang sedang menunggu kehadiran Aley dan Kenneth.

Mereka berdua pun duduk bersebelahan.

"Ayo makan" ucap papa Kenneth.

Mereka semua pun mulai memakan makan malam yang tersaji di depannya.










Selesai makan, Fela mengajak Aley untuk bermain di halaman belakang mansion.

Kini mereka berdua tengah duduk memandangi langit malam yang ditaburi banyak bintang dengan bulan yang bersinar terang.

Kenneth juga ikut ke halaman belakang untuk mengawasi mereka berdua dari jauh.

"Kak, kak! Liat! Dua bintang yang itu lebih bersinar dan besar daripada yang lain!" heboh Fela sambil menunjuk dua bintang yang ia maksud.

Aley mengikuti arah tunjuk Fela dan melihat ada dua bintang yang memang sangat bersinar dan lebih besar daripada bintang-bintang yang lain. Dia tersenyum tipis, itu mengingatkannya kepada dirinya yang selalu memandangi bintang-bintang sambil ngobrol seakan bintang-bintang itu adalah mama dan ayahnya saat dia ada di apartemennya.

'Mama.. ayah..' batin Aley memanggil mama dan ayahnya dengan menatap lembut kedua bintang tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke Fela yang sedang bercerita dengan riang.

"Kak Aley!" panggil Fela dengan semangat.

"Ya?"

"Kata bunda kalo ada bintang jatuh terus kita mengucapkan permintaan dalam hati nanti bakalan terwujud loh!" Fela berucap dengan riang.

"Oh ya? Fela udah pernah coba belum?" tanya Aley dibalas gelengan sedih oleh Fela.

"Fela gak pernah liat bintang jatuh.. soalnya Fela dilarang buat tidur malam-malam" ucap Fela memberitahu Aley dengan nada sedih dan bibir mengerucut lucu. Aley mengangguk-anggguk.

"Humm, bintang jatuh itu biasanya pas tengah malam kalo jam segini ya.. mungkin ada tapi jarang"

"Gitu ya.."

"Udah jangan sedih, nanti kalo Fela udah besar kan bakalan dibolehin liat bintang jatuh" ucap Aley berusaha menghibur Fela.

"Beneran?" tanya Fela dengan mata berbinar-binar membuat Aley tersenyum.

"Iya"

"Kalo gitu Fela pengen cepet-cepet besar biar bisa liat bintang jatuh!" seru Fela dengan riang dan semangat membuat Aley senang.

Kenneth yang sedari tadi mengawasi mereka berdua pun tersenyum tipis. Kehadiran sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri di mansion memang sangat dibutuhkan oleh Fela untuk teman bermainnya.





TBC

Pendek ya?

Agak sedih sebenarnya liat view, komen sama vote nya dikit.

Semoga suka yaa meskipun pendek.

Vote & comments juseyo(ノ◕ヮ◕)ノ*.✧

ALEY AFANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang