Part 20

7.1K 356 26
                                    

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨~(◕ᴗ◕✿)





Siang ini yaitu jam 1 siang, Reinand dan Leonor dibuat kelimpungan oleh Aley karena anak itu mendadak demam dan menangis cukup keras sambil mengeluh pusing tapi untungnya tangisannya tidak terdengar sampai luar karena ruang rawat inap Aley adalah ruangan kedap suara.

"Udah dong babyy nanti malah tambah pusing loh" bujuk Leonor kepada Aley yang masih menangis di dalam gendongan Reinand.

"Pusingg huwaaa" Aley menangis sambil mengeluh pusing sungguh kepalanya benar-benar pusing saat dia baru saja bangun tidur tadi.

"Minum obat ya? Mau?" alih-alih mendapat jawaban 'ya' atau anggukan, mereka malah mendapat gelengan dan tangisan yang semakin keras dari Aley membuat Reinand dan Leonor semakin kelimpungan.

"Hiks pu- hiks sing HUWAAAA"

Reinand menyeka air mata Aley yang turun membasahi pipinya, dia merasa kasian tapi juga merasa gemas dengan Aley karena saat anak itu nangis wajahnya terlihat sangat imut.

"Pulangg mau pulang" sekarang anak itu malah minta pulang padahal dia belum sembuh dari kecelakaan yang dialaminya semalam.

"Hiks mau pulanggg" Aley kini menjadi rewel minta pulang, selain merasa pusing dia juga tidak betah berada di rumah sakit.

"Iya baby nanti pulang tapi minum obat dulu ya?" bujuk Leonor.

"Ga mauu pahiit" Aley menolak dan menyembunyikan wajahnya di leher Reinand.

"Minum obatnya sambil makan pisang aja ya biar gak pahit" Aley pun mengangguk setuju dan tangisannya mereda sehingga Reinand dan Leonor menjadi sedikit tenang dan lega.

Akhirnya Aley minum obatnya pakai pisang dengan cara pisangnya dihancurin di mulut dan obatnya diletakkan di tengah-tengah pisang yang sudah dihancurin lalu pisangnya dibulat-bulatkan sehingga obatnya terbungkus pisang lalu ditelan.

Disini ada yang tipenya kalo minum obat itu harus sambil makan pisang?

Kalo ada kita sama hehe

Aley meminum air putih yang diberikan Reinand lalu duduk anteng dipangkuan tuannya dengan mata tertutup, dia tidak tidur, dia hanya ingin memejamkan matanya saja sambil menikmati pijatan di kepalanya dari tuannya itu.

"Ungg" lenguh Aley sambil mengernyitkan alisnya saat pijatan di kepalanya berhenti.

Reinand yang mendengar lenguhan Aley pun kembali memijat kepalanya, sepertinya kepala anak itu masih terasa pusing.

"Mau kemana?" Reinand bertanya saat melihat istrinya itu berjalan ke arah pintu ruangan.

"Ke bawah, ambil baju baby Al yang ketinggalan di mobil" jawab Leonor diangguki Reinand lalu dia keluar dari ruang VVIP itu.

Aley membuka matanya dan memegang tangan Reinand yang memijat kepalanya untuk dibawa ke perutnya dan memainkan tangan besar tuannya itu.

Dia sangat suka dengan perbandingan ukuran tangannya dengan tuannya jika disatukan.

Tangannya terlihat kecil saat didekatkan dengan tangan besar tuannya, seperti perbandingan antara tangan orang dewasa dengan tangan anak umur 10 tahun.

Reinand tersenyum saat menyaksikan Aley yang asyik bermain dengan tangannya, benar-benar menggemaskan.

Setelah beberapa menit Aley mulai merasa bosan, dia berhenti memainkan tangan tuannya dan matanya tertuju kepada piring yang berisi buah apel yang sudah di kupas dan dipotong-potong.

Aley berusaha menggapai piring itu yang terletak sedikit jauh darinya, saat hampir tergapai tiba-tiba tangan besar Reinand menggapai piring itu terlebih dahulu lalu diberikan kepada Aley.

ALEY AFANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang