16 Juni 2024
Tandai kalo ada typo yaa!
𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨~(◕ᴗ◕✿)
•
•
•
•
•
Saat ini Aley tengah kebingungan karena dihadapannya bukan lagi jalan setapak melainkan jurang."Kek nya gue salah arah deh."
Aley menggaruk kepalanya lalu berbalik tetapi dirinya dikejutkan dengan kemunculan seekor harimau.
"Anjing!"
"Duh cobaan apa lagi ini." Batin Aley, dia bergerak dengan penuh kewaspadaan karena kalau dia salah gerak bisa mati dia.
Harimau itu berjalan maju sehingga Aley mundur, jaraknya dari ujung tebing tinggal dua langkah lagi.
"Please gue belum mau mati sekarang! Gue belum nikah anj*r."
Grrrrr
Setelah menggeram, harimau itu mengaum keras membuat burung-burung yang ada di pohon berterbangan.
Aley bingung, mau maju nanti diterkam mau mundur nanti malah jatuh ke jurang.
Alih-alih menerkam, harimau itu malah berbalik arah dan berjalan tapi baru 2 langkah dia berhenti dan menengok kebelakang lalu berjalan lagi, berhenti dan menengok ke Aley seakan memberi isyarat untuk mengikutinya.
"Apa? Ni hewan nyuruh gue buat ngikutin dia?" Tanya Aley pada dirinya sendiri.
"Tapi kalo ternyata dia bawa gue ke kumpulan sarangnya terus gue di makan bareng-bareng gimana dong?" Pikiran jelek terus muncul diotak Aley.
Harimau itu mengeluarkan auman kecil seperti memanggil Aley, dia terus memberi isyarat untuk mengikutinya.
Akhirnya Aley mau mengikuti harimau itu dari belakang sambil waspada. Lagian siapa juga yang tidak waspada kalau ada harimau di depan mata? Nek ra ana wong gendeng jenenge.
Lama kelaman Harimau itu mempercepat langkahnya sehingga Aley ikut mempercepat langkahnya supaya tidak ketinggalan.
Akhirnya mereka berhenti setelah hampir setengah jam berjalan, kini dihadapan mereka adalah jalan yang sedikit lebih besar dan diyakini Aley bahwa ini jalan yang benar.
Harimau itu menatap Aley sebentar lalu pergi dengan cepat bahkan Aley tidak sempat mengucapkan terima kasih.
"Gue haus anjir." Keluh Aley sambil terus berjalan.
"Padahal belum siang-siang banget tapi udah panas, gila."
Namun sepertinya keberuntungan berada pada pihaknya, dia melihat pohon apel yang berbuah lebat tak jauh darinya.
"Wiih pohon apel~" Aley berlari kecil menuju pohon apel tersebut.
"Ini gak beracun, kan?"
"Harusnya enggak sih keliatan seger banget soalnya."
Aley memetik satu buah apel yang berada dalam jangkauannya, meniupnya lalu menggigit buah itu.
Seketika rasa manis dan juicy menyapa lidahnya.
"Enak banget!"
Dalam 10 menit Aley menghabiskan 2 buah apel, saat dia ingin memetik apel lagi matanya tidak sengaja melihat pohon buah lainnya yang terlihat berbuah lebat juga.
"Hm? Itu pohon buah apa dah? Warna buahnya oren oren gitu."
Aley berjalan menuju pohon buah yang dimaksud lalu matanya berbinar, pohon jeruk!
"Kek nya Tuhan lagi baik hati deh ke gue." Aley memetik satu buah jeruk dan mengupasnya lalu memakannya.
"Asem sih tapi lebih dominan manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEY AFANTA
Teen Fiction𝗔𝗟𝗘𝗬 𝗔𝗙𝗔𝗡𝗧𝗔 seorang remaja SMA yang hidup sendirian di apartemen dan bekerja sebagai sekretaris di perusahaan 𝗔𝗟𝗔𝗩𝗘𝗥'𝗦 𝗖𝗢𝗥𝗣. Ia tidak mempunyai orang tua ataupun kerabat, orang tuanya sudah berpulang sejak dirinya berumur 14 tah...