Part 21

6.9K 371 11
                                    

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨~(◕ᴗ◕✿)





3 hari telah berlalu, Aley sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dokter bilang dia juga sudah sembuh total.

Reinand memutuskan untuk Aley tinggal di mansionnya karena tidak ingin hal-hal buruk terjadi lagi kedepannya sekalian supaya dia lebih mudah mengawasi anak itu.

Sempat terjadi perdebatan diantara mereka berdua tapi akhirnya Aley mengalah dan menyetujui untuk tinggal di mansion tuannya setelah tuannya itu mengancamnya.

Setelah ini Reinand berjanji untuk mengetatkan penjagaan dan pengawasan kepada Aley, dia bahkan menyuruh salah satu bodyguard untuk menjaga atau lebih tepatnya mengasuh anak itu.

Aley bahkan sampai memberontak kecil terhadap Reinand karena tidak ingin diawasi oleh bodyguard karena menurutnya memiliki bodyguard itu membuatnya tidak bisa bebas, selalu diawasi.

Namun lagi-lagi Aley tidak berdaya saat Reinand kembali mengancamnya dengan ancaman yang lebih menakutkan.

Saat ini Aley tengah berbaring tengkurap di kasur dengan membenamkan wajahnya di bantal, sementara para pelayan sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam wardrobe.

Reinand bahkan membuatkan kamar baru untuknya di sini, kamar ini terlihat mewah dan lebih luas dari kamar yang sebelumnya dia tempati.

Namun, dia tidak peduli. Dia ngambek kepada Reinand yang sialnya tuannya itu.

"Tuan muda, anda bisa sesak nafas nanti" peringat Zio, dia adalah bodyguard yang diutus Reinand untuk menjaga Aley.

Aley hanya diam, tidak mendengarkan peringatan Zio, dia tidak peduli mau sesak nafas atau tidak.

Melihat peringatannya yang tidak direspon, Zio pun mengangkat tubuh Aley dan membaringkannya dengan benar membuat Aley terkejut karena tiba-tiba diangkat untuk pindah posisi.

Aley menatap sinis Zio dan  memiringkan tubuhnya untuk membelakangi pria itu.

"Pergi" pinta Aley.

"Tidak bisa tuan muda" tolak Zio.

"Ck, dasar nyebelin!" Aley mengambil guling dan menyembunyikan wajahnya dengan guling itu.

Zio menggelengkan kepalanya melihat tuan mudanya yang tengah mengambek, satu kata darinya untuk tuan mudanya ini yaitu imut.

"Lebih baik anda segera ke ruang makan untuk makan siang sekarang, tuan muda" ucap Zio.

"Males"

Sayangnya tolakan Aley tidak dipedulikan oleh Zio, dia dengan mudah menggendong Aley seperti menggendong anak kecil dan keluar dari kamar.

Aley memberontak dalam gendongannya berharap Zio kewalahan dan menurunkannya tapi itu hanya ekspetasi yang tidak terwujud, nyatanya Zio tetap menggendongnya dengan tenang meskipun dia memberontak.

Lelah karena memberontak dan kesal karena tidak diturunkan akhirnya dia memukul pundak Zio cukup keras lalu membenamkan wajahnya di pundak Zio.

Sang korban pemukulan hanya tersenyum kecil, dia tidak merasa sakit sedikitpun dengan pukulan Aley lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.

Di depan pintu ruang makan Zio menurunkan Aley dari gendongannya.

"Sudah sampai tuan muda" ucap Zio dan membuka pintu tersebut, Aley berdehem dan masuk ke dalam.

Para anggota yang sudah datang terlebih dahulu di meja makan pun menatap Aley saat menyadari kehadiran anak itu.

Leonor tersenyum lembut dan menyuruh Aley untuk duduk di sampingnya, Aley menurut dan duduk di samping nyonya Alaver.

ALEY AFANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang