Way Of Life 30🏹

65 3 1
                                        

Malam ini Lexa tengah menatap indahnya bulan dari jendela kamarnya, ia merasakan keanehan disini, ia merasakan ini bukanlah kenyataannya. Ia dengan jelas dirinya baik-baik saja. Tapi saat ia membuka mata kenapa dia sakit? Ada apa ini? Kemudian dia merasakan pening dikepalanya yang teramat sangat sakit. Pandangannya menghitam dan semua menjadi gelap.

Perlahan dia membuka matanya, dan hal pertama yang dia lihat adalah hal yang sama pada saat awal dia bangun, ruangan ini, aroma ini, orang-orang ini semuanya sama.

Revan disampingnya menatapnya dengan khawatir, tapi Lexa merasa aneh. Kenapa kejadian ini terulang lagi, ada apa ini. Ia menatap Revan kembali, dan terlihat disana Revan tengah tersenyum smirk kearah Lexa.

"Lo?!" Tunjuk Lexa sebelum akhirnya dia tumbang kembali.

Disisi lain seorang lelaki tengah menyuntikkan sebuah obat didalam infus, disana terlihat seorang gadis yang terbaring lemah dengan infus ditangannya dan beberapa benda menempel di kepalanya.

Seorang laki-laki tersebut tersenyum melihat gadis itu terbaring, setelah menyuntikan obat tersebut dia duduk di bangku samping brankar gadis itu.

"Seharusnya kamu tidak mengetahui semua fakta itu, mungkin kita sudah bahagia." Ucapnya sembari menatap lekat wajah gadis itu.

"Apakah kamu sangat tersiksa dimimpi indah itu sayang?" Tawanya melihat eksperimen yang dilakukan pada gadis itu.

Beberapa hari sebelumnya...

Setelah Lexa menembaknya ia segera bangkit dan melepaskan kemejanya, dan baju anti pelurunya. Ia hanya pura-pura sakit dan mengeluarkan cairan yang mirip darah saat Lexa menusuknya dan menembaknya. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi, namun Revan bukan orang bodoh.

Ia masuk kekamarnya dan mengganti pakaiannya, ia juga memanggil beberapa anak buahnya untuk membersihkan kekacauan ini sebelum Lexa kembali dengan polisi.

"Gadis bodoh." Gumam Revan.

Tak berselang lama Lexa kembali dengan beberapa orang polisi, Revan mendatangi Lexa, ia menahan senyumnya saat melihat ekspresi kebingungan dari Lexa.

"Ada apa ini?" Tanya Revan dan mendatangi Lexa.

"Gak mungkin." Gumam Lexa.

"Maaf dokter Revan telah membuat keributan di rumah anda, gadis ini menyerahkan dirinya katanya dia telah membunuh anda, namun kelihatannya dia berhalusinasi." Ujar salah satu polisi tersebut.

"Dia calon istri saya, dia baru bangun dari koma selama setahun." Jelas Revan dan merangkul Lexa dari samping.

Setelah berbicara dengan par polisi, Revan menghampiri Lexa yang sepertinya merasakan pusing akibat benda yang ia tempelkan tadi ditubuh Lexa. Melihat Lexa yang kehilangan keseimbangannya ia segera menolongnya dan membawanya ke kamar.

Ia membaringkan Lexa di kasur dan menempelkan sesuatu dikepala Lexa, juga memberikan infus. Ia menyuntikkan sesuatu di infus yang dipasangkannya.

"Selamat menikmati dunia yang kau inginkan sayang." Ujarnya.

Flashback off.

Sosok laki-laki itu adalah Revan, dan sudah pasti yang berada di tempat tidur adalah Lexa. Revan menciptakan sebuah alat tampal pintar yang bisa memengaruhi seseorang, dan berfikir bahwa dia hidup didalam dunia yang di ciptakan, padahal aslinya dia sedang koma.

Revan memegang tang Lexa, ia melihat gurat bingung didahi Lexa.

"Apa kau mulai menyadarinya sayang?" Tanya Revan sendiri.

Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang