♣️Happy Reading♣️
.
.
.
.
.
.
.¤¤¤¤¤¤¤
Seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik dan elegant, tengah duduk disebuah kursi dengan berlatar belakang putih. Ia berpose sesuai perintah dari yang memotret, ia juga membawa salah satu brand produk kecantikan yang berasal dari perusahaannya.
"Ok sip." Ucap fotografer.
"Huft lelah sekali." Ucapnya dan mengambil air mineral yang di berikan asistennya, ia meminum air tersebut dan beejalan menuju ruangannya.
"Nyonya ada yang ingin bertemu anda." Sang sekretaris memberitahukan informasi.
"Saya? Siapa?" Tanyanya.
"Dia menunggu di dalam nyonya." Ucapnya lalu membukakan pintu ruangan nyonyanya.
Seseorang yang dipanggil nyonya tersebut masuk kedalan ruangannya, ia melihat dua orang remaja yang duduk di sofa miliknya. Ia menghampiri remaja tersebut, dan duduk di depan remaja itu.
"Siang tante." Sapa mereka berdua.
"Ah iya siang, ada perlu apa ya? Sepertinya saya tidak kenal kalian?" Ungkapnya terus terang.
"Oh ya tante kenalin nama saya Revan dan ini teman saya Galang." Revan memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Saya Nabila."
"Jadi gini tante kedatangan kami kesini untuk menanyakan sesuatu." Ujar Galang.
"Soal apa itu?"
Revan mengeluarkan sebuah foto yang pernah ia temui dirumah kosong kemarin, ia memberikannya kepada nyonya Nabila. Melihat itu Nabila mengambil foto tersebut, disana ia melihat fotonya dengan seorang gadis cantik disampingnya.
"Ini dimana kamu mendapatkannya?" Tanyanya.
"Kami menemukannya dirumah kosong di Jl. Melati." Jawab Revan.
"Apa kalian polisi?"
"Bukan tante, cuma ayahnya Revan ini seorang hakim." Jawab Galang.
"Memangnya ada apa dengan foto ini?"
"Kami cuma ingin memastikan bahwa yang difoto ini adalah putri anda?" Tanya Revan lagi.
"Sejauh apa anda mengetahui kehidupan saya?" Nabila mulai merasa kesal karena kehidupan pribadinya diketahui orang lain.
"Tante kami cuma..." Ucapan Galang teepotong lantaran Nabila melempar foto tersebut ke meja.
"Ya dia putri saya, apa hubungan kamu dengannya?" Tanyanya.
"Jika memang benar, maka kami temannya tante." Jawab Revan.
"Saya sudah menjawab pertanyaan kalian jadi silahkan keluar dari ruangan saya." Usirnya pada Revan dan Galang.
Revan dan Galang saling pandang, mereka memilih pergi walau masih ada satu pertanyaan lagi di benaknya.
"Kalo begitu kami permisi tante, terima kasih atas waktunya." mereka keluar dari ruangan tersebut, mereka memandangi pintu yang telah ditutup oleh nyonya Nabila.
Sedangkan didalam sana nyonya Nabila tengah menangis sembari memandangi fotonya, ia mengelus foto tersebut sambil terisak.
"Saya memang ibu yang buruk hiks." Racaunya.
"Saya bahkan tidak bisa merawatnya, saya menelantarkannya karena pekerjaan."
Melihat atasanya bersedih ia keluar ruangan untuk memberikan privasi, ia akan menunggu disini sampai atasanya keluar. Tak lama menunggu Nabila keluar, melihat nyonyanya ia segera memberikan kaca mata hitam agar tak ada yang tahu bahwa atasanya selesai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Of Life
Teen Fiction☡Jadi pembaca yang bijak☡ Harap follow sebelum baca👌 Dicap sebagai tukang palak. Namun dibalik itu semua, banyak rahasia tersimpan rapi. Mencintai cowo yang sama sekali tidak menghargai perasaannya menambah kadar kebencian pada dirinya. " Gue cuma...