♣Happy Reading️♣️
.
.
.
.
.
.
.¤¤¤¤¤¤¤
7 Tahun yang lalu...
Seorang gadis berusia 10 tahun tengah berjalan sendiri dipinggir jalan dengan membawa sebuah tas digendongannya, ia terus menangis selama perjalanan. Setelah melihat pertengkaran kedua orang tuanya hingga ia menjadi terbuang, kedua orang tuanya sepakat berpisah namun tak ada yang mau menampungnya.
Kaki yang terluka membuat jalannya sedikit kesusahan, ia tidak tahu apa kesalahannya sehingga ia berakhir terbuang seperti ini. Keadaan yang semula baik² saja kini berubah menjadi hancur, keluarga yang menjadi rumah ternyaman justru menjadi kehancuran baginya.
Tidakkah terlalu kejam untuk gadis kecil sepertinya, Ia melihat kearah depan, jalanan yang sepi membuatnya takut. Tidak ada kendaraan atau rumah untuk ia meminta tolong, ia duduk di pinggir jalan dengan diterangi lampu jalan.
"Dingin sekali." Gumamnya.
"Cao." Sapa seorang gadis yang seumuran denganya.
Anak tersebut merasa takut karena melihat sosok yang menyapanya berlumur darah, dan memegang pisau berdarah di tangannya. Melihat raut ketakutan di wajah gadis itu, sosok yang menyapa mengerti dan tersenyum.
"Kamu takut?" Ucapnya seraya tertawa.
"Ka-kamu si-siapa?" Tanyanya ketakutan, anak yang menyapa tadi duduk disamping gadis tersebut.
"Aku Lexa." Ucapnya seraya mengulurkan tangannya, melihat hal itu anak itu menerima uluran tangan itu.
"Gendhis." Jawabnya, ia melepaskan tanganya karena ikut ternoda darah dari Lexa.
"Waw kita kembar." Ucap Lexa.
"Iyah muka kita sama, bedanya rambut aku pendek." Setuju Gendhis.
"Kamu kenapa disini? Rumah kamu dimana?"
"Aku diusir sama keluargaku, mereka gak sayang sama aku." Jawab Gendhis.
"Jahat sekali, akan kubunuh mereka untukmu ottoke?" Tawarnya sambil tersenyum.
"Ja-jangan aku tetap sayang mereka."
"Emm tidak mau."
"Aku mohon jangan bunuh mereka." Mohonnya seraya menangis.
"Oke, tidak saat ini tapi nanti. Emm mau ikut denganku?" Tawar Lexa pada Gendhis.
"Kemana?"
"Ayok!" Ajaknya sembari menyeret tangan Gendhis.
Mereka berlari layaknya sodara, mereka terlihat seperti anak kembar karena sangat dari wajah sampai badan, yang membedakan hanya rambutnya saja. Mereka berlari memasuki hutan, Gendhis mengeratkan pegangan tanganya pada Lexa karena merasa takut.
"Lexa kamu tidak akan bunuh aku kan?" Tanya dan membuat Lexa menghentikan larinya, ia menatap kearah Gendhis.
"Kamu temanku, tidak ada yang boleh mengusik kamu. Jika ada maka ku anggap dia bersalah dan akan kuhukum, karena kamu punyaku." Mendengar hal itu Genshis merasa takut namun disisi lain ia senang bisa mendapat keluarga.
Mereka melanjutkan larinya, tak lama mereka melihat sebuah gerbang besar dan ada 4 penjaga didepannya. Para penjaga sempat kebingungan menentukan siapa nona mudanya, namun perbedaan yang pasti adalah darah, nona mudanya identik dengan darah ditubuhnya saat pulang.
"Nona muda anda dari mana?" Mereka bisa mengenali tuannya
"Lihatlah dia mirip denganku bukan?" Tanyanya dan dijawab anggukan oleh para penjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Of Life
Ficção Adolescente☡Jadi pembaca yang bijak☡ Harap follow sebelum baca👌 Dicap sebagai tukang palak. Namun dibalik itu semua, banyak rahasia tersimpan rapi. Mencintai cowo yang sama sekali tidak menghargai perasaannya menambah kadar kebencian pada dirinya. " Gue cuma...