Tok tok tokKedua perempuan tengah berdiri di depan rumah pemilik kos yang mereka tinggali selama ini.
Pintu pun terbuka menampilkan sosok wanita yang terlihat masih berusia kepala tiga. Tergolong muda. Wanita menatap keduanya bergantian seolah bertanya ada apa.
"Kami mau minta izin," ujar Julie to the point. Padahal Hana mau basa basi dulu, tapi sudah disalip oleh temannya yang merasa bertele-tele itu tidak perlu.
"Izin untuk apa?"
Hana menarik nafas sejenak. "Jadi keluarga saya mau datang. Saya mau minta izin supaya keluarga saya bisa bertamu ke kos putri."
Wanita itu masih setia mendengarkan kelanjutannya.
"Dan semua yang datang itu laki-laki, Bu," lanjutnya.
Wanita itu menghela napas kemudian menyuruh neteka duduk sebentar. "Kalau ibu sih ngga masalah karena itu keluarga kamu. Tapi tetangga bisa saja berpikir yang lain."
Julie menyanggah, "Kalau di teras kos bagaimana, Bu?"
"Kalau di teras rumah, Ibu mengizinkan. Tapi kalian harus koordinasi sama anak kos putri yang lain. Takutnya mereka ngga nyaman," saran ibu kos.
Hana langsung menyahut dengan semangat. "Mereka setuju, Bu. Malahan mereka yang nyuruh saya buat izin ibu."
"Kalau begitu, terimakasih atas izinnya, Bu. Kami pamit dulu," pamit Hana kepada Ibu kos yang dijawab dengan ramah pula.
Setelah mereka semua mendengar persetujuan ibu kos dari Hana, semuanya langsung sibuk, terutama Rara yang sudah siap sedia membuat berbagai macam kue dan makanan manis.
"Keluarga lo dateng jam berapa? Biar gue beli cemilan sekarang," tanya Depita inisiatif.
"Sekitar jam 9 kayaknya." Mengingat mereka harus sarapan dan mandi, kemungkinan akan ngaret.
"Oke, masih banyak waktu."
"Teh Rara santai aja bikinnya, mereka dateng sekitar jam sembilan," lanjut Depita dengan berseru agar Rara yang ada di dapur mendengar suaranya.
"Oke," balas Rara dengan seruan pula.
"Han, mending lo ikut aja, deh. Lo lebih tau kesukaan mereka," celetuk Depita ketika hendak pergi.
Untung saja penampilan Hana masih terbilang rapi ketika bertamu ke rumah ibu kos. Ia hanya perlu menggunakan jaket karena kaosnya lengan pendek.
"Sebenernya mereka bukan pemilih soal makanan, tapi ngga papa, deh. Gue ikut," kedik Hana.
"Teh Rara, pinjem motornya, dong!" seru Depita.
"Ambil aja di gantungan deket pintu kamar," balas Rara.
Hana dan Depita berboncengan menuju toko camilan terdekat. Hana mengambil keranjang dan memasukkan berbagai cemilan ke dalamnya.
Tidak perlu memilih karena ia tahu Rendi dan Yudis akan selalu menerima makanan gratis.
"Lo kalau mau jajanan, ambil aja," kata Hana mentraktir Depita itung-itung karena sudah menemaninya.
"Serius, nih? Gue ambilnya ga cuma dua, loh!" Hana menatap Depita datar. Perempuan itu kadang-kadang.
"Yaudah tiga." Hana mengalah.
Dalam perjalanan pulang, Hana menatap satu plastik besar cemilan dengan senyuman. Ah dia jadi tidak sabar menunggu mereka datang.
🏙🏙
"Ini kos-kosannya bukan, Om?" tanya Rendi setelah menurunkan kaca jendela begitu juga dengan Yudis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girls Dorm (Selesai)
Teen FictionIni adalah sequel cerita 'Saya Terima Kost Putra' Setelah sekian lama menjadi pemilik kost, justru kini Hana menjadi anak kost-nya. Dia berjumpa dengan teman-teman baru yang sekarang tinggal satu atap dengannya. Seperti kisah sebelumnya, setiap pen...