34. 13, 23 dan 27

1.8K 64 12
                                    

2 minggu kemudian.

"JEANNNNN......"

"GO JEAN GO JEAN GO....."

"JIANNYA SATU PENDUKUNGNYA BANYAK, JIANNYA SATU PENDUKUNG BANYAK"

"JEANNNNN INI KAKAK GRACE DUKUNG KAMU NIHH!!!"

"JIAN INI GUE JOANA JODOH LO NYEMPETIN DATENG NIH!"

"HUHHHHH....... AYO JEANNNN...... AYOKKK DIKIT LAGIII"

"JIANN...... AWAS ITU DIKANAN JIANN"

"OPER KE DEPAN DONG, TOLOL BANGET SIH PADAHAL ITU SI JIAN UDAH READY DI DEPAN"

"WOYYY ITU SIAPA SIH NYET, KASAR AMAT MAINNYA"

Kira-kira itulah kerusuhan dan ributnya Joana dan Grace yang ikut menemani Shea menonton pertandingan final basket Jian dan Jean si adik kembar Shea, tepatnya kemarin malam mereka berdua bersama rombogan team dari sekolah sampai di kota ini untuk bertanding.

Awalnya mengapa Grace dan Joana bisa ikut menonton adalah Shea yang menanyakan lokasi Gor basket tempat diadakannya pertandingan tersebut hingga Shea bercerita bahwa adiknya akan bertanding disana maka setelah tau kabar tersebut mereka berdua dengan semangatnya memaksa Shea agar diperbolehkan ikut.


"ITU YANG NOMOR PUNGGUNG 27 YANG KOK ANJING BANGET SIH"

"WOYY ITU YANG NOPUNG 27 DISKUALIFIKASI DONG"

"WOY ANJING LU MAIN BASKET APA NGADU TINJU" ujar laki-laki dijajaran depan

"IYAA TAI TUH EMANG, DISKUALIFIKASI DONG WOY. WASITNYA BLOON BANGET DAH" sorak heboh Grace dari bangku penonton tengah

"Malu dodol, lu teriak teriak kayak orang utan" ujar Shea

"Iya nih, emang malu-maluin si goblok ini" ujar Joana

"Kesel anying abisnya, itu kaga diajarin bapak emaknya apa gimana gada adabnya banget" balas Grace

"Kalian bahas apa sih?" Tanya Shea

"Makanya kacamata tuh dipake somplak, udah tau mata lu siwer masih aja betah ga pake kacamata" omel Joana

Shea memakai kacamatanya lalu dirangkul oleh Grace "Noh liat noh... yang Nopung 27, kayak anjing kan mainnya kasar begitu"

Shea menyipitkan matanya.

Salah liat mungkin batin Shea

Tapi—


PRITTT.....PRITTT....

Wasit memberikan tanda untuk beristirahat, skor dari kedua belah tim hanya berbeda tipis, sayangnya skor dipimpin oleh lawan.

Sosok bernomor punggung 27 ini berjalan ke pinggir lapangan lalu membentuk lingkaran sambil mengelap keringat yang membasahi tubuhnya dengan handuk, ditengah lingkaran tersebut atas seorang pria sambil memegang papan landas khas pelatih.

Sosok bernomor punggung tadi berbicara dengan temannya sambil menghap ke arah bangku tempat Shea duduk.

"Anjing" umpat Shea tidak sengaja

MATA SHEA EMANG MINUS TAPI INI KAN UDAH PAKE KACAMATA

Sosok bernomor punggung 27 tadi

Sosok yang di anjing-anjingin sama teman-temannya tadi adalah Malvin.

Ternyata lawan sekolah dari Jian dan Jean adalah sekolah Malvin.

PRITTT.....PRITTT....

Pertandingan kembali dimulai.

Suara decitan sepatu basket bergesekan dengan lantai lapangan ditambah riuh sorak-sorak penonton semakin menjadi ditambah ini memasuki babak kedua yaitu babak penentuan bahkan beberapa rombongan penonton baru saja datang.

Asisten Seumur HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang