51. Cerita boss besar

1.6K 62 4
                                    

JONATHAN POV

Pasti banyak yang ngumpatin gua atau bahkan maki-maki gua suruh cepet mati.

Tapi masa kalian tega nyumpahin gua cepet mati, Shea jadi janda dong kalo gua mati.

Pagi itu waktu Shea demam dan lama berdiam diri didalam toilet gua lah orang yang bisa disebut paling bego didunia. Gua liat bibirnya biru dan hampir ga sadarkan diri dengan serakan tissue dan wajah yang penuh darah.



KAGET?!


PANIK?!




Jelas lah...




Boleh kalian bilang gue lebay tapi saat liat keadaan Shea yang begitu, jujur bernafas pun gua ngerasa sesak sendiri ditambah dengan rasa panik mendominasi.

Tanpa pikir panjang gua membawa tubuh Shea untuk segera menuju rumah sakit, tapi bodohnya gue, mana ada dokter yang kemampuannya mumpuni jaga di pagi buta seperti ini, kalo hanya dokter jaga dan petugas UGD pasti banyak tapi gua sama sekali ga mempercayakan mereka untuk ngerawat Shea.

Opsi untuk pergi ke rumah orang tua gua adalah opsi yang muncul setelah mobil gua berhasil keluar dari area parkir rumah sakit maka dengan kecepatan yang kayaknya sudah bisa di sebut gila gua membawa Shea, sesampainya dirumah Mommy gua langsung membopong Shea yang sudah dalam keadaan pingsan sambil berteriak memanggil nyokap dan pastilah nyokap langsung muncul dengan kepanikannya yang heboh.

Bokap sama Nyokap punya dokter sendiri yang memang ditugaskan ready 24 jam untuk dipanggil maka tanpa berlama lama lagi asisten rumah tangga langsung memanggil Dokter agar Shea cepat ditangani.

Pagi itu, ntah mengapa gua ga punya rasa untuk pergi ke kantor, suasana kamar pun yang biasanya rame karna ada Shea yang ditempeli anak anak sekejap berubah jadi sendu. Kini hanya ada Shea yang lemas dengan infus tertancap dipunggung tangannya. Lama gua memandangi wajah pucatnya yanh masih setia istirahat sampe akhirnya gua menotis masih noda darah kering di wajahnya, handuk yang sudah dibasahi air hangat itu gua usapkan pelan ke area wajahnya.








"Kak minum"







Itulah kalimat pertama yang dia ucapkan Shea setelah sadar. Bodohnya gua lagi adalah gua sama sekali sulit untuk merespon permintaannya karna gua terlalu shock melihat dia yang sudah sadar dari pingsannya, seperti ada beban yang terlepas begitu saja melihat Shea kembali membuka mata.

Setelah gua menyuruh ART untuk mengambilkan air minum ternyata Mommy lah yang datang dengan sepiring makanan yang pastinya khusus
dibuatkan untuk Shea yang sedang sakit.

Menjelang siang gua ngerasa ngantuk akibat bangun yang terlalu pagi tapi jujur gua ga menyesal karna pagi ini gua bisa kembali melanjutkan tidur dengan Shea yang tidur anteng bersandar di dada gua. Yang baru gua ketahui akhir akhir ini adalah Shea akan tidur nyenyak kalo wajahnya di benamkan, biasanya ada guling yang setia tempat membenamkan setengah wajahnya namun karna kali ini tangannya harus terhalang infus maka gua sangat bersedia untuk mendekap dia agar ada tempat untuk wajahnya dibedamkan.

Badannya masih hangat tapi yang gua syukuri adalah wajahnya sudah tak sepucat tadi. Wangi lemon juga menyeruak memenuhi hidung gua kala puncak kepala Shea tepat berada didagu gua. Senang rasanya bisa sedekat ini apalagi dengan orang yang kalian sayang.



SAYANG?!













CINTA.










Asisten Seumur HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang