25. "Kamu marah sama saya?!"

2.8K 79 3
                                    

Kemarin mereka baru sampai pukul setengah 12 malam padahal mereka berangkat saat matahari belum terbenam ya macet yang parah terjadi karna ada beberapa pohon tumbang dan juga kecelakaan akibat hujan deras yang melanda.

Sekitar pukul 4 sore Shea yang baru saja menyelesaikan urusan kampusnya harusnya saat ini ia sedang rebahan cantik dikamar kos nya tapi malah harus mendekam di balik walk in closet milik bossnya sedangkan Erin sibuk mengurusi masalah kemarin yang belum juga selesai, sedari tadi Shea sibuk memasukkan jas, kemeja beserta aksesoris lainnya.

Sepatu sepatu mahal koleksi Jonathan juga disimpan pada rak khusus bahkan beberapa sepatu disimpan dalam lemari dengan pengatur suhu udara agar kulit pada sepatu tetap awet dan tidak lembab yang dapat mengakibatkan kulit mengelupas dan berjamur, koper koper yang sudah selesai dipakai juga harus dibersihkan setelah itu dijemur sebentar dalam keadaan terbuka agar tidak lembap nantinya maklumlah satu koper milik Jonathan ini ada yang harganya mencapai 80 juta.

"Rinn...... Erin....."

Shea yang mendengar nama Erina dipanggil sedikit bingung juga pasalnya Erin sedang berbincang ntah dengan siapa untuk membahas masalah Jonathan yang kemarin itu

TOK.....TOK....TOK....

"Permisi.... mbak Erin.... Mbak Shea"

Shea yang mendengar pintu diketuk langsung berlari menuju pintu keluar ruangan yang dijadikan Jonathan sebagai walk in closet ini

"Eh iya mbok ada apa ya?"

"Maaf mbak Shea ganggu kerjanya, itu Tuan besar panggil mbak Erin" ujar si mbok dengan nada gaenak

"Oh iya mbok ini Shea langsung kasih tau mbak ya, makasih mbok" ujar Shea

Erin yang masih sibuk berbincang harus terganggu akibat Shea yang mencoel coel lengan belakangnya "mbak pak Jo panggil mbak" ujar Shea

"Mbak masih telepon, kamu dulu aja gantiin mbak ya. Kalo ada apa apa teriak aja nanti mbak nyusul kesana" ujar Erin

Mau ga mau Shea menuruti apa yang Erin bilang, perlahan tapi pasti ya walaupun hati nya tidak yakin kaki nya tetap saja melangkah menuju kamar pribadi si tuan besar.

TOK.....TOK....TOK....

"Pak Jo mbaknya lagi terima telepon, saya yang gantiin dulu boleh ga?"

"Masuk" ujar suara dari dalam

Saat Shea masuk matanya bener bener melotot sempurna akibat terpesona pada design mewah elegant kamar bossnya ini, mungkin luas kamar bossnya bisa dibilang 5 kali kamar Shea

"SHEA CEPAT, SAYA DIBALKON!"

Mendengar suara boss nya yang rada menyeramkan Shea langsung menuju balkon untuk menemui bossnya.

"Iya pak?"

"Kebiasaan, ini lagi ga kerja masih aja panggil saya bapak"

"Eh iya maaf kak"

"Bantuin saya bersihin luka ini ya, saya minta tolong" ujar Jonathan sambil menunjuk luka segar didaun kupingnya

Shea yang baru sadar terdapat luka disana cuma bisa melotot kaget sambil menahan agar tidak teriak, gimana bisa boss nya punya luka semenyeramkan itu bahkan sampe kerah piyama tidurnya yang berwarna abu abu pudar sudah ternodai darah sebagian.

Dengan kapas steril dan alkohol Shea mulai membersihkan luka boss besarnya ini, perlahan tangan halusnya mulai menyentuh kecil telinga sang boss

"Telinga saya jangan kamu tarik dong, kamu yang bener aja" protes Jonathan

Asisten Seumur HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang