39. Awal dari selamanya

2.2K 63 13
                                    

INI BUAT YANG MINTA DOUBLE UP😊
HAPPY READING💚
Disebuah ruangan dengan arsitektur Eropa klasik seorang pria bertubuh tegap berbalut jas hitam mewahnya sedang duduk bersandar pada sofa besar miliknya. Diatas meja sebuah gelas kaca dihiasi relief abstrak dipermukaan bersanding manis dengan botol kaca bertulisan merk sebuah minuman berwarna coklat kekuningan layaknya teh yang kurang pekat, isi si botol hanya tinggal setengahnya lagi sementara sang pemilik minuman tersebut masih sibuk memandang gusar kearah jendela besar didepannya.

Jas hitamnya sudah tergeletak mengenaskan di lengan kursi, kemejanya berantakan dengan 2 kancing terbuka juga rambut yang berantakan, sejak pagi laki-laki yang disebut sebut memiliki sejuta pesona ini tidak berhenti menghela nafas gusar saat keinginanya belum juga terpenuhi padahal menurutnya itu tidak lah sulit untuk dipenuhi mengingat seberapa berkuasa dia. Tumpukan diatas mejanya sudah habis tidak bersisa akibat sudah hampir 2 hari sejak kepulangannya dari rumah sakit dia tak merasa ngantuk sama sekali, rasanya gusar dan cemas hingga untuk tidur pun rasanya tak mampu.

"BOSS"

Si pria tersebut menoleh karena panggilan orang di pintu masuk.

"Saya ga sudi terima laporan ga bermakna dari kalian lagi" ungkapnya ketus

"Maaf bos soal itu belum ada kabar lagi tapi ada yang ingin bertemu" ujar Gusti

Setelah Gusti menunduk hormat sebuah perempuan muda dengan dress hitam ketat berbahan satin sepaha masuk.

"Ck, gada yang panggil kamu kesini" ujar Jonathan dingin

"Saya kesini memang sengaja ingin menemui tuan Jo" jawab si perempuan

Dagu si pria tadi bergerak menunjuk sofa panjang disebelahnya bermaksud menyuruhnya duduk. 

"Jadi begini tuan Jo saya—"

"Saya angkat telepon sebentar" pamit Jonathan sebelum melangkah menjauhi sofa tersebut

Sedangkan si perempuan memunculkan senyuman kecil penuh makna, tangannya bergerak mencari sesuatu ditasnya lalu bergerak maju mendekati meja  didepannya. Tanpa butuh banyak waktu sebuah cairan dari botol kaca kecil telah bercampur baik dengan cairan lainnya tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

"Maaf tadi saya punya urusan jadi apa maksud kamu datang kesini, bayaran yang saya kasih kemaren masih kurang?" Ujar Jonathan datar

Perempuan dengan pakaian menggoda tersebut tersenyum "itu sudah sangat cukup Tuan tapi tujuan saya kesini ingin memberikan informasi mengenai Shea, saya tau Tuan Jo sedang mencari cari si tikus kecil itu kan"

Mendengar nama Shea disebutkan tubuhnya tiba-tiba bereaksi dengan menegapkan posisi badannya yang tadi bersender malas tanpa minat dengan topik obrolan tersebut.

"Berapa yang kamu minta?" Ujarnya sambil mengambil gelas miliknya yang berada diatas meja

Si perempuan tersebut meremat tangannya kuat hingga buku tangannya memutih "Wahh.... saya rasa Tuan Jo punya dendam yang begitu besar hingga ingin cepat cepat dengan proses negosiasi ini"

"Cepat! Berapa yang kamu minta dan langsung bawa Shea kehadapan saya" ujarnya kesal

"Ahh Tuan maaf tapi saya perlu ke toilet sebentar, saya pamit sebentar untuk ke toilet ya Tuan" pamit wanita tersebut.

Jonathan menggeram kesal lalu kembali menyenderkan tubuhnya sambil menenggak seluruh isi gelasnya hingga tak bersisa, diam diam wanita yang izin pergi ke toilet mengintip layaknya pencuri di ambang pintu ruangan sang CEO melihat gelagat aneh dari Tuannya si wanita tersebut kembali tersenyum lebar.

"Permi—"

"Eh mbakk"

"Tuan Jo lagi ga bisa diganggu kalo mau ngasih laporan titipin saya aja" ujar wanita tersebut pada Melda yang membawa beberapa map di tangannya

Asisten Seumur HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang