Selenophilia : Prolog

17.7K 880 118
                                    

Gumpalan kabut putih berarak di langit malam, terkadang arakan awan cirrus yang seperti gula-gula kapas itu melintasi rembulan yang tengah bersinar sangat terang.

Di bawah cahaya bulan yang dingin, air jernih dalam kolam dan sungai buatan di taman berkilauan. Pancaran bulan pada kolam sangat indah, membentuk mangata.

Di bangunan sisi taman, salah satu jendela lantai tiga terbuka, menampakkan pria muda yang menatap bulan dengan suram. Pandangannya membentang pada panorama langit malam yang kebiruan, sampai ketika rintihan dari peraduan membuat ia menoleh ke belakang. Correy Lyle, pria muda itu berbalik dan menghampiri peraduan bertilam kain biru tua.

"Ingin melihat bulan?" tanyanya yang mendapat gumaman lemah perempuan yang terbaring menyedihkan. Dia kurus, pucat, dan berambut kisut. Dia seperti dandelion yang beterbangan, begitu lemah.

Namun, setelah dibawa ke sofa menghadap bulan, perempuan tersebut sedikit berbinar. Dengan hangat, Lyle pun merekatkan punggung perempuan itu pada pelukan.

Dia, Sophia Celeste yang selama lima tahun ini sudah menjadi istrinya.

Bulan yang seawal Lyle lihat, kini diabaikan. Lyle lebih memilih memandang nanar bola mata istrinya yang lebih menakjubkan.

'Bolehkah aku serakah akan dirinya? Dia tidak boleh mati. Tidak boleh meninggalkanku.'

"Adakalanya bulan tertidur, dan malam tanpa sinar bulan akan sangat gelap, Sophia. Jika kamu lelah, tidurlah. Tapi setelahnya kamu harua terbit lagi," pinta Lyle terdengar lembut namun tegas. Sementara Sophia, tetap fokus pada bulan. Meski wajah pucat itu tenang, Lyle sudah menyaksikan bagaimana dia digerogoti penyakit sialan.

Sakit yang tidak diketahui kenapa dan apa, sampai sekarang. Lyle hanya takut perempuannya hilang. Bukan sekedar hilang dalam genggaman, namun juga hilang dalam pandangan.

"Aku mecintamu."

Ucapan Sophia yang begitu parau membuat Lyle samar-samar salah tingkah. Selama menikah, pengakuan ini adalah yang pertama dari dua belah pihak.

"Barusan, bermimpi bertemu ibu."

Bibir merah lelaki itu tertarik sedikit, mengingat satu-satunya cerita bahwa Sophia paling mirip dengan ibunya. Selain itu, Sophia tak pernah membahas tentang hidupnya. Dia sangat menutup diri.

"Aku akan sembuh," lanjutnya, sebelum diam-diam merapatkan mata. Dia tertidur.

Waktu menyeret pada tengah malam, Lyle sempatkan diri mengecup ubun-ubun Sophia dengan sayang. Lantas perlahan membaringkannya ke peraduan dan memeluk sedikit erat.

Hening, pikiran pria itu mengosong, lalu ia kembali membuka mata.

"Sophia?"

"Sophia?" panggilnya lagi seraya sedikit menjauh dan menggoyangkan lengan istrinya. Tidak ada tarikan napas lagi semenjak tubuh itu dibaringkan. Jantung Lyle sekarang berdebar kencang ketakutan.

"Sophia?"

"Sophia Celeste?"

"Sayang!"

Masih ragu, bimbang, dan takut. Ia hati-hati menyentuh nadi di leher Sophia. Denyutan sudah benar-benar hilang di sana, namun pria itu bersikeras masih menolak keadaan karena tadi Sophia benar-benar hanya tidur. Tangannya gemetar hebat, ia berkali-kali menggerakan bahu sang istri.

"J-jangan!"

"Jangan sekarang, Sophia!"

Air matanya jatuh membasahi wajah istrinya. Dadanya naik-turun, pula emosi tidak dapat stabil. "B-buka matamu, aku ingin melihat mata indahmu lagi!"

"Sophia?! Istriku!"

"Bawa aku ke mana pun kamu akan pergi! Ke bulan atau bintang, ke langit atau tartarus. Ke mana pun itu, aku ingin ikut." Ia sedikit berteriak seraya terisak.

"Buka matamu dan bicara padaku lagi walau hanya sekali, peluk aku sekali lagi, aku mohon."

Di musim semi, dandelion tertiup angin, dan terbang ... entah ke mana. Dia tidak bisa mengejarnya, dia tidak dapat meraihnya.

Pembicaraan masih mengiang, namun bentuknya telah hilang tak tersentuh. Perkataan barusan, terbawa angin malam yang bertiup lembut.

Di larut malam musim semi, Correy Lyle telah kehilangan bulan saljunya.

Tartarus : Tempat yang berada di bawah tanah untuk menghukum para dewa, atau sama saja dengan neraka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tartarus : Tempat yang berada di bawah tanah untuk menghukum para dewa, atau sama saja dengan neraka.

Mangata : Pantulan bulan pada air seperti sebuah jalan. (Ini cantik)

Love Story - Indila

The Cursed Duke's MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang