Ketika tiba di manor, suaminya lekas berjalan ke sisi. Ia tidak kembali beberapa waktu, sehingga Sophia bermain cukup lama bersama Lily. Namun ketika kembali, wajah Duke Muda menjadi kusut.
Dia tidak mengatakan apa pun, hanya memerintahkan pelayan untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Selepas terisi cukup, pelayan keluar dan memberi salam sejenak. Jubah di bahu, lelaki itu tanggalkan ke sofa, lantas masuk ke kamar mandi yang lokasinya terhalang belokan.
Ingin tahu, Sophia mengangkat jubah yang kendatinya cukup besar. Tidak bisa ia lihat secara keseluruhan. Barusan, dirinya melihat jubah merah Lyle menjadi semakin tua warnanya. Tidak sanggup membentangkan dengan kedua tangan, gadis itu melebarkannya di sandaran sofa, lalu meneliti seksama.
"Darah?"
Mencium aromanya, wajah gadis itu sedikit berkerut merasakan aroma amis. Sepertinya Lyle terlambat meletakan, karena seharusnya pakaian akan segera dibawa pelayan. Berinisiatif, Sophia berjalan ke arah suaminya pergi.
Patut merasa lega, pintu kamar mandi sama sekali tidak menimbulkan decitan atau suara sedikit pun saat dibuka. Itu membuat Sophia semakin tidak diketahui.
Mengambil ramuan, dia menggosok kedua telapak tangan sesuai yang ia lihat dari pelayan hingga berbusa. Kemudian Sophia menempelkan tangan pada kepala Lyle yang bersandar seraya menutup mata itu. Namun baru saja menyentuh, Lyle terlonjak.
"A-apa yang kamu lakukan?!"
Menyengir, Sophia memberikan raut tak berdosa pada Suami. "Memandikanmu."
"Tidak. Ini pelanggaran fatal!"
"Tapi, aku istrimu." Perempuan itu beralih serius. Ia menyentuh kepala Lyle lagi seraya meminta untuk ke posisi semula. "Berbalik."
Menghela napas, Lyle membalikkan badan dengan rona malu di wajah. Meskipun tipis. Tangan Sophia yang bergerak di rambutnya begitu lembut seperti sentuhan bayi, rasanya ia lebih baik mandi sendiri agar lebih puas.
Sophia tidak salah, rahang suaminya memiliki percikan merah. 'Dia melakukan hal keji?'
"Lebih kuat, Sophia," pinta Lyle. Saat itu pun pergerakan Sophia menguat, walau tak sesuai harapan Lyle.
Sophia mendorong tubuh lelaki itu supaya menunjukkan punggung. Bergeming sebentar, sebelum mengambil sabun untuk digosokan ke sana. "Ini? Apa ini bekas beruang?"
"Terkena tebasan saat aku berperang," jawabnya.
"Kapan?" Sophia berhenti menggosok sejenak.
"Enam tahun lalu." Tanpa diminta, bibir pemuda itu mulai bercerita. "Pulang dari sana, aku dipaksa menikah denganmu. Aku sempat menyesal karena pulang, tapi sekarang aku tidak meyesali itu sama sekali."
Bilasan demi bilasan kembali dilakukan, walau hanya pada tubuh yang muncul di permukaan air saja. "Lyle, bagaimana pria-pria itu?"
Tercetak tegang di wajah Lyle. "I-itu, mereka sudah menemui dunia baru," jawabnya dengan samar. Ia tidak ingin telinga Sophia ternodai. "Jangan tanyakan tentang mereka, aku tidak menyukainya!"
Terdiam, Sophia berhenti dan alih berjongkok di lantai kamar mandi. Ia memangku tangan di tepi bak, sembari menatap Lyle yang lanjut membersihkan diri. Tatkala lelaki itu akan berdiri, si Gadis segera membelakangi. Hal tersebut memberi hiburan tersendiri bagi Lyle.
"Sudah selesai, kamu boleh berbalik sekarang," perintah Lyle.
Sophia menarik handuk yang tersampir di sana, mendorong Lyle untuk langsung masuk ke ruang ganti. Memerintahkan duduk di kasur yang disediakan di ruang ganti, ia meletakan handuk tersebut ke kepala Lyle seraya mengusapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Duke's Moon
FantasyAlur lambat⚠️ Demigoddess-Wizard Correy Lyle, Duke Muda D'Lupus yang terkutuk kegelapan. Pernikahan paksa yang diputuskan Grand Duke pada dirinya saat masih belia, membuat ia kabur dari pernikahan. Tiga tahun berlalu, dan ia kembali dari medan peran...