02. I miss you

9.3K 668 171
                                    

'Periiiih,' batin remaja lelaki bersamaan dengan ringisan di bibir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Periiiih,' batin remaja lelaki bersamaan dengan ringisan di bibir. 'Panaaas.'

Sakit ini sangat menyiksa. Seolah api tersulut di wajahnya. Apakah ia berada di neraka setelah mengucapkan mantra? Namun, tempat ini begitu empuk bila dibandingkan dengan neraka, bukan? Sangat perih bagai terbakar hingga lelaki tersebut membuka mata dengan kesulitan. Di sekitar mata, terlihat huruf sihir bewarna merah bagai darah yang bila dieja berbunyi the last. Di sisi leher kanannya pula, guratan hitam menjalar serupa akar. Rasa perih itu tidak lama, seperti sekedar membangunkan.

Dia menyusuri ruangan. 'Kamar barat? Aku sudah lama sekali meninggalkan kamar ini.'

Apakah ini semua mimpi? Belum sempat bertanya-tanya asal rasa perih, benaknya sudah lebih dahulu menjawab. Itu adalah kutukan yang telah lama hilang. Kutukan karena salah satu leluhur menganut sihir hitam, dan menyebabkan sebuah trauma mendalam dalam diri Correy Lyle kecil. Dia membenci sihir, dan bertekad tidak ingin berlajar sihir.

Sial! Mengapa tanda sialan ini harus ada lagi?!

"Bisa-bisanya aku lupa!"

"Kenapa?"

"Kenapa aku bisa lupa?"

Semua memori yang lama dicari-cari, perlahan bangkit membentuk bayangan cacat. Namun, ia mampu ingat hampir seluruh peristiwa saat pernikahan. Anehnya, serasa baru menikah sore tadi.

'Jika aku memimpikan masa lalu, artinya istriku masih hidup, bukan?' Matanya terasa memerih seakan ingin menumpahkan kerinduan.

Melihat luar jendela, bulan salju terpampang di langit. Benar, dia menikah saat musim dingin bulan terakhir, dan malamnya merupakan bulan purnama. Pernikahan secara paksa yang tak pernah Lyle mengerti kenapa. Terlebih pada putri Marquess Florentine yang selama hidupnya selalu dikurung dan dirahasiakan. Sampai dirinya sendiri sempat berpikir, gadis itu tidak ada di dunia.

Namun sekarang yang ia butuhkan hanyalah ingin melebur kerinduan yang begitu menyiksa. Dengan langkah terburu, ia keluar kamar untuk mencari keberadaan gadis yang telah meninggal itu. Semoga, semoga dia benar-benar ada. Meski mimpi, ia ingin tinggal di sini selamanya.

Yang terpenting, bersama Sophia.

Ah, gadis itu membuat dirinya gila.

"Pangeran, Duchess Muda mendatangi Anda," ungkap Kepala Pelayan yang kerap menyematkan gelar kerajaan untuk menyebut tuan mudanya. Spontan membuat langkah sang tuan muda terhenti.

"Lalu?" sahutnya.

"Sesuai perintah. Saya katakan Anda telah tidur lebih awal."

"Begitu rupanya," balasnya dengan bahu merosot. Sungguh, ia kecewa pada diri sendiri yang begitu saja meninggalkan Sophia, padahal gadis itu masih perlu beradaptasi. Ternyata dirinya yang dulu tidak memiliki perasaan dan ia membencinya.

The Cursed Duke's MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang