Laras seorang wanita yang tinggal di sebuah pedesaan, tepatnya di bawah kaki pegunungan. Ia sangat peka dengan hal yang berbau mistis, respon batin dan tubuhnya sangat cepat. Sehingga Laras sangat mudah lemas dan sakit sekujur badannya. Ia memiliki seorang teman yang bernama Liska dan Sirna, mereka berdua menemani Rara dengan tulus tanpa memanfaatkannya sedikitpun.
Suatu ketika, Laras sedang bermain di depan halaman rumahnya seorang diri. Tiba-tiba saja Sirna menghampirinya. "Sirna, kenapa kamu tidak bersama Liska?" tanya Laras.
Sirna menjawab, "Liska sedang sakit ... Apakah kamu ingin membesuk ke rumahnya?" tawaran Sirna kepada Laras. Laras menyetujui tawaran Sirna seraya berkata, "Baiklah ... Sekarang kita langsung saja membesuk Liska ke rumahnya." Sirna sedikit kaget dan terpaksa dirinya tidak bisa menolak ajakan Laras. "Sial! Mengapa Laras menyetujui tawaranku? Sangat mendadak sekali ajakannya," gumam Sirna dalam batin.
Laras yang mengetahui isi hati temannya itu ia tersenyum menatap Sirna. "Sepertinya kamu tidak ingin membesuk Liska," celetuk Laras mengungkapkan.
Sirna menjawab, "Tidak seperti itu ... Aku sangat senang jika membesuk Liska ke rumahnya." Laras hanya merespon dengan menggelengkan sedikit kepalanya. "Yasudah ... Mari kita berangkat," ajak Laras. Mereka berdua berjalan kaki menuju rumah Liska.
Sesampainya di depan halaman rumah Liska, Sirna mengetuk pintu berkali-kali.
Tiba-tiba saja pintu di buka oleh seorang perempuan yang memakai kebaya merah.
"Eh, ada neng Sirna. Silakan masuk," ucapnya seraya mempersilakan Sirna dan Laras masuk ke dalam rumah.
Sirna tersenyum lalu bertanya, "Mbok Ajeng ... Sekarang Liska ada di mana?"
Pembantu yang bernama Mbok Ajeng menjawab, "Nyonya Liska sedang istirahat di dalam kamarnya."
Sirna meminta izin kepada Mbok Ajeng untuk memasuki kamar Liska.
"Apakah saya boleh untuk memasuki ruangan kamarnya?" tanya Sirna meminta izin dan memastikan.
Mbok Ajeng menjawab, "Silakan saja ... Akan saya antarkan kalian."
Sirna dan Laras saling bertatap muka, mereka bertiga berjalan ke arah kamar Liska. Saat itu Laras melihat Liska yang sedang terbaring tidur di atas kasur. Tak hanya itu, Laras melihat ada sosok perempuan yang memakai baju adat penari di samping Liska yang sedang tertidur.
Sontak saja Laras terkejut sedikit ketakutan dengan sosok penari yang telah dilihatnya. Seketika seluruh badan Laras tidak bisa digerakkan seperti ada yang menahan dirinya, ia hanya bisa menatap sosok penari yang ia lihat.
Tak lama kemudian, tubuh Laras bisa digerakkan kembali. Laras langsung menghindari kamar Liska dan bergegas keluar, lalu di susul oleh Sirna yang langsung menghampirinya.
"Laras! tunggu," teriak Sirna yang sedang berlari menghampiri Laras.
Langkah kaki Laras berhenti sejenak dan menoleh ke arah Sirna yang berada di belakangnya. "Cepatlah," sahut Laras. Sirna bertanya, "Mengapa kamu pergi dari kamarnya Liska?" Laras hanya terdiam dan menghela nafas cukup panjang.
"Aku melihat apa yang tidak kamu lihat," jawab Laras. Sirna masih sedikit penasaran dan kembali bertanya, "Maksudmu?" Laras hanya diam saja dan terlihat tampak sedih sekaligus gusar untuk menceritakan sesuatu yang ia lihat. Tetapi Sirna selalu saja memaksa Laras agar menceritakannya.
Dengan terpaksa Laras menceritakan. "Aku melihat ada sosok penari dengan wajah yang begitu menyeramkan berada di samping Ratu yang sedang tertidur pulas," ungkap Laras. Sirna lagi-lagi kembali bertanya, "Penari?" Laras mengangguk lalu menjawab lirih, "Benar ... Sosok itu berwajah hitam bahkan hancur di sebelah kiri wajahnya di sertai darah yang mengalir dan mempunyai taring panjang di saat itu aku mencium aroma bau bangkai dan amis menjadi satu."
Sirna sontak terdiam dan sedikit ketakutan. "Aku juga sama sepertimu tetapi aku hanya bisa mencium aroma amis saja dan tidak mencium aroma apapun bahkan tidak melihat siapapun di samping Liska," ujar Sirna.
Laras berjalan di samping Sirna, mereka berdua langsung meninggalkan rumah Liska tanpa berpamitan kepada pembantu yang menjaga rumah temannya itu.
Mereka berdua beranjak pulang ke rumah. Sesampainya di halaman rumah, Laras dan Sirna bermain di halaman depan rumah Laras.
"Nanti sore antarkan aku pulang ke rumah, Ras," pinta Sirna. Laras hanya menganggukan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKMA [TAMAT]
HorrorSeorang wanita yang peka dan memiliki kemampuan khusus supranatural, masuk ke dalam dunia sukma. Dunia yang tidak bisa di tembus oleh manusia lain secara zahir, tanpa di sadari dirinya sudah menembus pada dimensi dunia ghaib. Banyak orang yang tak...