Laras merasa malu dengan apa yang telah ia buat, sehingga dirinya merenungi perkataan dari Minten. "Aku merasa malu kepada Tuhan dengan kelakuan diriku yang seperti ini," batin sukmanya bergumam.
Tiba-tiba saja terbesit dalam pikiran Laras tentang sukma Abdullah yang baru saja ia temui, ia masih penasaran dengan obrolan Minten dengan Abdullah.
"Minten...," tutur Laras memanggil Minten. "Apa, Ras?" sahut Minten.
Laras mengatakan, "Di sini banyak sekali sukma manusia yang berwujud sangat aneh." Minten menjawab, "Sudah kubilang berkali-kali dan kamu lihat sendiri dari awal juga."
Laras memasuki dunia sukma yang penuh dengan segala macam bentuk sukma yang berada di sana. Ada yang terbang menggunakan sayapnya, ada yang melayang, dan ada juga yang berjalan tetapi tidak menapak tanah sesuai tingkatan mereka masing-masing dalam melakukan raga sukma.
Terbesit dalam pikiran Laras tentang sosok sukma Abdullah yang ia jumpai. "Aku masih penasaran dengan sukma Abdullah," celetuk Laras. Minten yang mendengar ucapan Laras lalu bertanya, "Apakah kamu ingin bertemu lagi dengannya?" Laras mengatakan, "Iya." Minten menjawab, "Baiklah ... Aku akan mengantarkanmu kembali untuk bertemu dengan Abdullah." Minten dan Laras bergegas mencari sukma Abdullah.
Tiba-tiba saja terbesit dalam diri Laras rasa penasaran dengan sukma Abdullah yang tadi pernah ia jumpai, Laras bertanya kepada sosok Minten yang berada di sampingnya.
"Sukma Abdullah itu orang yang memiliki ilmu tingkat apa? Kenapa sukmanya memancarkan cahaya yang sangat terang? Bahkan wajahnya sangat enak dipandang," tanya Laras yang penasaran.
Sosok Minten memberikan jawaban, "Sukma Abdullah merupakan seorang kyai sekaligus orang alim ... Dia sudah mencapai puncaknya mahabbah kepada Tuhan dan sekarang raganya sedang melakukan aktifitas berzikir."
Sontak saja Laras terkejut dengan jawaban yang dilontarkan oleh Minten. "Benarkah?" tanyanya sekali lagi. Sosok Minten hanya tersenyum dengan menatap wajah Laras.
Laras melihat ke arah sekitar dan berharap bahwa sukma Abdullah masih berada di sekitar sana. "Kamu sedang mencari apa? Apakah kamu mencari keberadaan sukma Abdullah? tanya sosok Minten.
Laras tidak menjawab pertanyaan dari sosok Minten tersebut, ia hanya fokus mencari keberadaan sukma Abdullah.
Minten yang mengetahui Laras sedang mencari seseorang ia bertanya untuk memastikan. "Kamu mencari keberadaan sosok Abdullah yang pernah kita jumpai?" tanyanya kembali.
Laras menjawab, "Betul yang telah kamu katakan, Minten. Aku sedang mencari keberadaan sukma Abdullah yang tadi pernah kita jumpai."
Sosok Minten yang mendampinginya langsung menjentikan jari telunjuknya. Seketika terlihat seperti gambaran visual seperti televisi gaib yang menampilkan sosok Abdullah.
Laras melihat Kyai Abdullah yang sedang duduk bersila sekaligus memegang tasbih, dan dia berzikir sembari menutup ke dua matanya. Bahkan Laras melihat sosok sukma Abdullah yang berusaha masuk ke dalam raganya sendiri, tiba-tiba saja pandangan Laras tertuju kepada salah satu makhluk yang mendampingi kyai Abdullah.
Sosok makhluk yang Laras lihat, berjenis harimau putih dengan seorang laki-laki berjubah putih yang sangat tampan dan muda membawa tongkat.
"Apakah kamu sudah mengetahuinya?" tanya Minten memastikan. Laras merespon, "Sudah."
Dalam sekejap, Minten menghilangkan kembali gambar visual yang memperlihatkan keberadaan sosok sukma Abdullah kepada Laras hanya dalam hitungan detik dan hanya dengan jentikan jari tangannya saja.
Laras bertanya, "Mengapa kamu hilangkan tampilannya?" Sosok Minten itu tersenyum dan berkata, "Dua penjaganya mengetahui jika kita melihat Abdullah ... Daripada kita terkena bahaya langsung aku lenyapkan saja tampilannya."
Laras mengetahui dan paham yang dimaksud oleh sosok Minten yang sedang bersamanya.
Kemudian Laras berjalan-jalan kembali menelusuri ke tempat yang lain. "Ternyata dunia sukma tak seindah yang di pikirkan," celetuk Laras.
Laras berjalan menuju ke sebuah tempat yang sangat aneh dan terlihat menyeramkan. Ketika Laras hendak mendekati tempat itu, sosok Minten yang mendampinginya dengan sigap mencegah Laras. "Kamu ini mau pergi ke mana?" tanya Minten sembari mencegah langkah Laras.
Larasbmenjawab sekaligus menunjukkan tempat yang ingin ia kunjungi. "Aku mau ke sana, Minten. Aku benar-benar penasaran dengan tempat itu," jawab Laras dan ia menunjukkan arah yang dimaksud olehnya.
"Jangan, Laras! Di sana sangat berbahaya jika dirimu tetap nekat ke sana malapetaka akan mengintai dirimu," tegur Minten dengan tegas. Sosok Minten yang mendampinginya langsung memberikan larangan dan sedikit peringatan kepada Laras.
Seketika Laras terdiam sejenak dan memiliki perasaan atau firasat yang tidak enak. Laras benar-benar sangat penasaran dengan tempat yang ingin ia kunjungi tetapi di sisi lain Laras juga sangat penasaran dengan larangan yang diberikan oleh sosok pendampingnya.
"Ada apa sebenarnya di sana? Kenapa kamu menegurku sekaligus melarangku untuk pergi ke sana?" tanya Laras penasaran. Minten memberikan jawaban, "Di sana ada jebakan yang aneh jika sukma seseorang berada di sana akan dipastikan sukmanya terkurung dan terjebak didalamnya."
Laras berbalik arah dan menjauhi tempat yang ingin ia datangi bersama Minten, Laras beralih ke tempat yang sangat indah dipandang dan terdapat sungai yang sangat jernih.
Ia melihat banyak sukma-sukma manusia berkumpul di sana dengan berwujud yang sangat indah dan rupawan, serta memiliki sayap berwarna putih dan emas. "Wujud mereka sangat indah jika boleh aku tahu mereka itu sukma siapa? Kenapa mereka memiliki sayap yang begitu bagus?" Laras bertanya-tanya penasaran.
Minten merespon, "Aku juga tidak tahu mereka siapa dan perbuatan baik apa yang mereka lakukan sehingga bentuk wujudnya sangat indah." Laras berkata, "Ayo kita jumpai mereka yang berada di sana." Laras bersama Minten bergegas menghampiri mereka.
Sesampainya di sana, Laras terdiam diri jarak yang tak jauh dari mereka. Tiba-tiba saja diantara salah satu dari mereka yang telah melihat seorang perempuan berdiri, langsung bergegas terbang menghampiri perempuan itu dengan menggunakan sayapnya.
"Permisi," sapanya. Laras menyahut dan bertanya-tanya, "Kamu siapa? Kenapa menghampiriku?" Sosok sukma yang memiliki sayap itu tersenyum pada Laras. "Kamu dan temanmu mengapa hanya berdiam diri saja di sini? Kenapa tidak ikut bergabung saja bersama kita di sana?" tanya sosok itu.
Minten menepis jawaban Laras dan ia berkata, "Kami berdua ingin berkumpul denganmu ke sana akan tetapi kami segan menghampiri kamu dan teman-temanmu." Sosok itu bertanya, "Mengapa segan? Apakah hanya karena diriku dan mereka memiliki sayap?" Minten menjawab, "Kamu mengetahui jawabannya itu." Sosok itu menebarkan senyuman kepada Laras dan Minten.
"Kalian tidak usah malu kita semua sama hanya saja berbeda tingkatan dalam meraga sukma," ujarnya. Laras dan Minten terdiam saling bertatap wajah. "Sekarang kalian berdua ikuti saya saja dan kita berkumpul di sana ... Jangan khawatir mereka semua baik-baik dan tidak memandang kalian sebelah mata," tawarnya.
Laras memastikan dan kembali bertanya, "Benarkah demikian? Sedangkan kami berdua tidak memiliki sayap sepertimu dan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKMA [TAMAT]
HorrorSeorang wanita yang peka dan memiliki kemampuan khusus supranatural, masuk ke dalam dunia sukma. Dunia yang tidak bisa di tembus oleh manusia lain secara zahir, tanpa di sadari dirinya sudah menembus pada dimensi dunia ghaib. Banyak orang yang tak...