Tak Nyenyak

91 105 18
                                    

Laras dan Minten memasuki area, di dampingi oleh sosok sukma yang memiliki sayap. Sosok itu memperkenalkan Laras dan Minten kepada teman-temannya.

Mereka menyambut dengan baik ketika ke datangan salah satu temannya yang bersama Laras dan Minten, sosok itu  membawa mereka berdua dihadapan teman-temannya.

"Silakan perkenalkan dirimu," pinta sosok itu.

"Permisi, perkenalkan nama aku Laras dan disampingku ini bernama Minten. Minten yang mendampingiku ke mana pun aku pergi," ucap Laras memperkenalkan dirinya.

Laras dan Minten disambut dengan baik oleh mereka. Sosok yang membawanya ke area itu memperkenalkan dirinya kepada Laras. "Perkenalkan jua  namaku Angel," ujarnya. Minten celetuk, "Namamu sesuai dengan dirimu." Angel memberikan respon senyuman kepada mereka berdua.

Teman-temannya pun memperkenalkan diri mereka masing-masing, satu persatu mereka memperkenalkan namanya kepada Laras.

Selesai berkenalan, mereka menyuruh Laras agar ikut duduk bersama dengan mereka. Minten menyahut, "Tidak usah, kami tunggu di sini saja." Laras yang masih segan dan tak enak hati pun ia bertanya, "Apakah kalian merasa sedikit sungkan dan sedikit terganggu dengan ke datangan kami?" Salah satu sosok itu yang bernama Sun merespon, "Kami semua tidak merasa terganggu dengan ke datangan orang asing di sini ... Justru kami senang jika kamu dan temanmu berada di sini." Minten memberikan senyuman kepada mereka.

Laras dan Minten duduk bersamanya. Saat itu mereka saling mengobrol, Laras dan Minten masih merasa segan untuk mengobrol dengan mereka. Angel yang melihat Laras dan Minten hanya diam saja, ia tanpa ragu mengajak mereka berdua berbicara.

Topik obrolan yang dibahas olehnya seputar raga mereka yang berada di alam nyata. Laras dan Minten saling berbagi cerita kepada mereka.

Terbesit rasa penasaran Laras kepada Angel. Laras bertanya, "Jika aku boleh tahu ... Mengapa dirimu dan teman-temanmu memiliki sayap yang sangat indah seperti itu?"

Angel memberitahu dan menjelaskan, "Aku tidak tahu perbuatan dan amalan apa yang aku lakukan sehingga sukma ini memiliki sayap ... Padahal ragaku merasa biasa saja dan aku merasa tidak ada yang istimewa didalam diriku." Laras terdiam sejenak dan rasa penasaran masih mengganjal dalam pikirannya.

Minten berbisik, "Saatnya kita pergi dari sini dan sukmamu ini harus masuk ke dalam ragamu secepatnya." Saat itu Laras bergegas pamit kepada Angel dan teman-temannya yang berada di sana.

"Maaf semuanya ... Kami berdua harus kembali ke alam dunia kami tidak bisa berlama-lama di sini," pamit Laras. Angel bertanya, "Ada apa denganmu? Kenapa sebentar sekali kalian berdua datang ke sininya?" Minten merespon, "Kami masih ada urusan di dunia dan harus segera kembali ke alam nyata saat ini juga." Angel sert teman-temannya mempersilakan Laras dan Minten kembali ke alam dunia.

Laras dan Minten berpamitan kepada mereka. "Kami pamit pergi," ucap Laras berpamitan. Laras dan Minten bergegas pergi dari area perkumpulan Angel.

Tiba-tiba saja datang sebuah lubang yang memiliki sinar cahaya terang, Laras dan Minten menghampiri lubang tersebut. Laras masuk ke dalam lubang cahaya bersama Minten yang senantiasa setia mendampingi dirinya ke manapun ia berada.

Dalam hitungan detik pula, sukma Rara langsung berada di dalam rumah. Laras yang sedang bersantai saat itu mengetahui jika sukmanya datang kembali, tanpa berlama-lama sukmanya masuk ke dalam raganya.

Sekejap saja tatapan Laras berubah dan pandangannya tidak kosong seperti tadi. "Mengapa diriku begitu lemas sekali dan sekujur tubuhku sangat pegal," lirihnya.

Laras sangat kaget ketika ia melihat sosok Richard datang kembali dan muncul dari hadapannya tanpa di duga-duga. "Ya ampun ... Kamu selalu saja membuat aku kaget," cetus Laras.

Richard cengengesan menatap Laras seraya berkata, "Aku ingin berjumpa denganmu dan aku minta maaf jika kehadiranku membuat dirimu kaget." Laras merespon perkataan Richard disertai senyuman diraut mimik wajahnya. "Aku sangat senang dengan kehadiranmu tetapi jangan sekarang ... Untuk saat ini aku ingin beristirahat," pinta Laras. 

Richard tak terima dirinya jika ke datangannya tidak dihargai, dia berubah menjadi sangat marah kepada Laras.

"Kau tidak menghargai ke datanganku! Apakah kau tidak senang jika aku bertemu denganmu kembali?" tanya Richard memastikan dengan suara yang menyeramkan sehingga Laras merasa terganggu.

Laras yang sudah sangat lelah ia memberikan jawaban, "Bukan seperti itu ... Saat ini aku ingin istirahat karena aku benar-benar sangat lelah dan tubuhku sangat lemas."

Richard tetap bersikukuh dan tidak perduli dengan jawaban yang telah dilontarkan oleh Laras. Richard memberontak sehingga merusak barang-barang milik Laras yang sudah tersusun rapih.

"Tolong, hentikan, Richard!" gertak Laras kepada Richard karena dirinya sangat terganggu dengan amukan Richard yang merusak benda-benda di sekitarnya.

Minten yang masih memantau keadaan Laras, melihat Laras yang sedang diganggu oleh sosok laki-laki bule ia langsung datang menghampiri Laras dalam hitungan detik saja.

Minten berkata, "Hentikan!" Richard menoleh kebelakang ternyata sosok perempuan yang dia cintai semasa hidupnya. Richard memastikan. "Minten? Apakah kau benar-benar seorang Minten?" tanyanya memastikan seakan tak percaya.

Minten langsung memberika Richard teguran, "Hentikan! Jangan mengganggu dia yang ingin beristirahat." Tanpa berkata-kata sosok Richard langsung pergi dan lenyap menghilang dalam sekejap mata dari pandangan mereka.

"Lho, pergi ke mana dia?" tanya Laras. Minten menyahut, "Dia sudah kuusir dari sini ... Lebih baik kamu istirahat saja sekarang."

Laras mempejamkan ke dua matanya, tiba-tiba saja ia mendengar suara jeritan seorang perempuan yang mengganggu pendengaran telinganya.

"Gangguan apalagi ini, Gusti. Aku ingin istirahat daritadi sangat tak nyenyak sama sekali," keluhan Laras dengan nada kesal.

Laras meyumbat ke dua telinganya dengan ke dua jari tangannya masing-masing. Semakin lama suara yang ia dengar, semakin besar dan terdengar sangat jelas.

"Berisik!" teriak Laras langsung emosi. Laras kaget ketika sosok perempuan berambut pendek sebahu dengan wajah yang sangat menyeramkan disertai gigi taring panjang menghampiri dirinya.

"Gadis manis," ucapnya sembari memekik. Laras sangat ketakutan ketika melihat sosok perempuan yang berwujud aneh itu.

"Ada perlu apa kau datang ke sini?" tanya Laras menahan rasa takut. Sosok perempuan berwujud menyeramkan itu merespon, "Itu bukan urusanmu ... Aku datang ke sini ingin menemanimu istirahat."

Tiba-tiba saja sosok Minten datang dan langsung menghampiri perempuan berwujud setan yang sedang mengganggu Laras.

"Ada apa kamu mengganggu dia? Lebih baik kamu pergi dari sini!" usirnya.

Sosok hantu perempuan yang berambut bondol itu meremehkan Minten dengan sombongnya seraya mengatakan, "Hahaha ... Tidak mudah kamu mengusirku begitu saja."

Minten sangat kesal dengan perkataan sosok itu. Dengan amarah yang memuncak, Minten saling bertengkar dengan sosok perempuan yang mengganggu Laras.

Bulu kuduk Laras seketika terbangun dan merasakan hawa dingin disekitarnya, ia yang sudah dalam keadaan kantuk berat dan setengah sadar merasakan jika sosok Minten datang. Laras tidak nyenyak tidur karena gangguan sosok perempuan yang telah mengganggunya.

SUKMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang