Laras menengguk air putih yang diberikan oleh Ibunya. "Apakah masih terasa pusing?" tanya Ibu memastikan. Laras menjawab, "Hanya sedikit." Lalu datang Ipul menghampiri kakak dan Ibunya yang berada di ruang tamu.
"Kenapa, Kak?" tanya Ipul penasaran. Laras menjawab, "Tidak apa-apa ... Aku hanya sedikit pusing saja." Ibu menyuruh Laras agar beristirahat didalam kamar. "Kamu istirahat saja sana di kamar," suruhnya.
Tetapi Laras sangat lemas saat itu dan berkata, "Nanti saja, Buk. Aku masih ingin di sini lagipula masih lemas tubuhku." Ibu menjawab, "Yasudah ... Sekarang Ibu akan memasak makanan untukmu dan Ipul." Laras hanya tersenyum menatap wajah sang Ibu.
Laras duduk di kursi area ruang tamu bersama adik laki-lakinya, ia memperhatikan sekeliling ruangan. Tanpa disengaja, Laras menatap ke arah jendela.
Laras berbisik dalam batinnya, "Makhluk apalagi ini Gusti ... Lelah sekali berhadapan dengan mereka yang bisanya hanya menguras energiku saja." Tetapi Laras tidak menggubris sama sekali dengan kehadiran sosok tak kasat mata itu.
Laras menunggu Ibunya yang sedang memasak, ia melihat wajah adiknya yang tampak ketakutan dan selalu saja mengalihkan wajahnya saat melihat ke arah depan pintu kamar.
Ketika mereka berdua duduk diam membisu sembari menunggu, sang Ibu langsung menghampiri Laras dan Ipul dengan membawakan empat piring.
Satu piring yang berisi lauk, kemudian tiga piringnya untuk mereka makan bersama. Laras berdiri dan membantu Ibunya untuk membawakan beberapa lauk yang sudah tersedia di dapur.
Laras membawakan beberapa piring yang berisi lauk pauk, dan dibantu oleh Ipul. Ibu memberi saran, "Lebih baik kamu dan Ipul duduk saja di kursi biar Ibu saja yang membawakan semuanya." Laras menjawab, "Tidak apa-apa, Buk. Aku ingin membantu Ibu membawakan semuanya."
Ibu tersenyum menatap Rara dan berkata, "Biar Ibu saja yang membawakan semuanya ... Kamu duduk saja sana." Mau tidak mau Laras menuruti perkataan Ibunya, ia langsung bergegas keruang tamu bersama Ipul dan mereka berdua duduk di kursi.
Sesudah disiapkan semuanya, Ibu duduk di kursi dekat dengan Laras. Ibu mengambil nasi dan lauk pauk yang sudah tersedia dihadapannya, begitu juga dengan Laras dan Ipul. Mereka bertiga sedang menikmati makan bersama di waktu sore di area ruang tamu, seluruh makanan nasi dan lauk pauk sudah tersedia diatas meja.
Ibu bertanya, "Bagaimana dengan masakan Ibu? Apakah enak rasanya?" Laras yang sedang menikmati makan ia menjawab dengan perlahan. "Sangat enak," jawabnya. Ibu tersenyum dan terlihat sangat bahagia ketika masakannya dipuji oleh sang putri.
Laras, Ipul, dan Ibu menyantap makanan masing-masing. Suasana ruang tamu sangat hening, kemudian Laras memberikan sebuah pertanyaan kepada sang Ibu.
"Buk, bolehkah aku bertanya?" izin Laras. Ibu menjawab, "Silakan tanya saja." Laras bertanya, "Kalau boleh tahu kenapa rumah kita sangat banyak makhluk tak kasat mata?" tanyanya.
Ibu terdiam sejenak kemudian kembali bertanya, "Apakah kamu melihat sesuatu di rumah ini?" Rara terdiam sejenak dan menghela nafas cukup panjang lalu menjawab, "Aku seringkali melihat berbagai macam makhluk tak kasat mata di rumah ini bahkan banyak sosok yang sangat menyeramkan yang pernah kutemui." Ibu terdiam dan ia merasakan seperti mengingat sesuatu.
Laras menatap sang Ibu dengan keheranan. Laras kembali bertanya, "Ibu, kenapa diam saja?" Sontak Ibu kaget lalu menjawab, "Tidak ada apa-apa ... Ibu hanya khawatir pada dirimu." Laras tersenyum dan meyakinkan Ibunya seraya mengatakan, "Ibu, tenang saja. Aku tidak akan celaka dan jangan khawatir." Ibu merespon tersenyum tipis menatap Laras.
Laras penasaran dengan semua yang terjadi di rumahnya. Ia seperti mengetahui jika sang Ibu sedang berusaha menutupi sesuatu yang sebenarnya terjadi.
Ipul bertanya kepada Ibu. "Apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini, Buk? Kenapa Ibu hanya diam saja? Kami berdua anakmu dan ingin mengetahui sebenarnya yang terjadi dimasa lampu," ucap Ipul bertanya-tanya penasaran.
"Kisahnya cukup sangat tragis sehingga membuat rumah ini banyak yang datang salah satunya termasuk nenek moyangmu," jelasnya singkat. Ibu terlihat tampak ragu ketika ingin menjelaskan semuanya yang telah terjadi dimasa lalu.
"Ceritakan saja, Buk. Walau hanya sedikit yang Ibu ceritakan bisa membuat kami mengetahui masa lalu di rumah ini seperti apa," desak Ipul.
Ipul selalu saja mendesak Ibu. Laras sedikit penasaran lalu ia bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini?" Ibu yang tak kuat didesak oleh ke dua anaknya, ia menceritakan sebagian kelam dimasa lalu tentang rumah yang ditempatinya.
"Baiklah ... Ibu akan menceritakan tentang rumah ini sesuai dengan pertanyaan kalian berdua," ujarnya. Laras dan Ipul duduk terdiam dan menatap serius, mereka berdua penasaran mengenai masa lalu rumah yang mereka tempati.
Ibu menceritakannya dan berkata, "Rumah ini sebenarnya milik kakek nenekmu yang dahulunya mereka tinggal di sini dimasa lampau terjadi pembunuhan dan pembantaian yang sangat tragis banyak penduduknya yang mati karena dibantai termasuk nenekmu ... Anak-anaknya yang sekarang menjadi Ibunya Ibu dan nenekmu di bawa pergi oleh kakek moyangmu naasnya nenek moyangmu tak selamat dan mati ditempat karena pembantaian yang terjadi di desa ini." Laras yang penasaran kembali bertanya, "Mati ditempat ini?" Ibu merespon, "Betul, Nduk."
Seketika Laras flasback bisa melihat sesuatu yang telah terjadi dimasa lalu, ia melihat banyak darah yang mengalir ditanah dan mayat mayat yang tergeletak begitu saja diberbagai sudut rumah. Laras melihat sosok perempuan yang mirip dengan Minten sedang bersembunyi didalam rumah yang ia tempati, suami dan anak-anaknya bergegas pergi.
Laras diperlihatkan bahwa perempuan itu menyuruh suami dan anak-anaknya pergi dari rumah itu, sedangkan perempuan itu sendiri bersembunyi dibilik lemari.
Penjahat yang sudah mulai mendobrak pintu rumah, mereka mencari-cari keberadaan orang yang berasa didalam rumah tersebut. Tiba-tiba saja, sikut tangan sebelah kanan terketuk sehingga membuat penjahat itu mengetahui keberadaannya.
Mereka membuka pintu lemari, dan langsung menangkap perempuan itu di dalam tempat persembunyiannya. Perempuan itu ditarik paksa keluar lalu dibantai habis-habisan oleh penjahat.
Laras langsung mengalihkan kemampuannya itu dan cepat tersadar dari penglihatannya. Laras celetuk, "Pembantaian yang dilakukan oleh penjahat itu dimasa lalu sangat kejam dan brutal banyak mayat yang tergeletak di sana." Sontak saja Ibu kaget mendengar ucapan Laras yang mengetahui kejadian pembantaian tersebut.
"Kamu mengetahui kejadian itu darimana? Semua yang kamu katakan itu memang benar dan persis yang diceritakan oleh nenekmu ketika ia masih kecil dan kejadian itu membuat nenekmu teringat masa kelam dimasa lalu," ujar Ibu bertanya.
Laras terdiam membisu, ia tidak menjawab pertanyan yang dilontarkan oleh Ibunya. Laras merasakan kesedihan ketika melihat kejadian kelam dimasa lalu. "Hawanya menyedihkan sekali," celetuk Laras berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUKMA [TAMAT]
HorrorSeorang wanita yang peka dan memiliki kemampuan khusus supranatural, masuk ke dalam dunia sukma. Dunia yang tidak bisa di tembus oleh manusia lain secara zahir, tanpa di sadari dirinya sudah menembus pada dimensi dunia ghaib. Banyak orang yang tak...