Dunia Sukma

99 120 7
                                    

Laras berjalan menelusuri area wilayah yang sangat sepi, sekaligus di dampingi oleh sosok Minten tersebut.

Ia berjalan tanpa menapak yaitu dengan cara melayang, bukan hanya dirinya saja tetapi seluruh sukma manusia yang berkumpul di sana.

Ketika ditelusuri lebih dalam wilayah yang ia kunjungi. Laras bertemu dengan manusia yang sama seperti dirinya terbang melayang tanpa menyentuh tanah.

Kemudian Laras bertanya, "Mereka itu siapa? Dan sebenarnya kita berada di mana?" Sosok Minten si perempuan cantik itu memberikan jawaban, "Mereka semuanya merupakan sukma-sukma orang lain yang sedang berjalan-jalan ke sini ... Kita sudah memasuki dunia sukma."

Sontak saja Laras terkejut dengan jawaban sosok Minten yang sedang bersamanya saat itu. "Dunia sukma? Jadi semua sukma yang datang ke sini mereka yang sudah wafat atau masih hidup?" tanya Laras untuk memastikan.

Minten menjelaskan, "Sukma-sukma mereka yang masih hidup seperti kamu ... Sukma kamu juga sudah berada di sini akan tetapi ragamu melakukan aktifitas seperti biasanya."

Laras paham dan mengerti dengan penjelasan yang ia terima dari sosok Minte yang senantiasa mendampinginya ke manapun ia berada.

Laras menghampiri salah satu sukma seseorang yang tidak ia kenal. Ketika dirinya mendekati sukma tersebut, tiba-tiba saja ia dihalangi oleh sosok Minten yang sedang bersamanya.

"Jangan kau dekati dia!" tegurnya. Laras tidak tahu mengapa dirinya tidak boleh mendekati sukma yang berada dihadapannya.

"Memangnya kenapa?" tanya Laras yang penasaran. Sosok Minten itu memberikan jawaban, "Sukma itu milik orang jahat yang menganut ilmu hitam." Laras menghela nafas lalu kembali bertanya, "Semacam dukun?" Minten yang bersamanya hanya memberikan respon postur gerakan tubuh yang merupakan sebuah isyarat melalui menganggukan kepala.

Tiba-tiba saja pandangan Laras melirik ke salah satu sukma yang sangat indah dipandang wujudnya sangat rupawan dan memiliki sinar cahaya yang sangat terang.

Laras mendekati sukma yang berada di samping kanannya. Kemudian Laras menyapa, "Permisi, Tuan." Sosok sukma itu menoleh ke arah Laras kemudian merespon, "Ada apa? Apakah ada yang bisa kami bantu?" tawaran berupa bantuan dari sosok itu.

Laras menjawab, "Tidak ada, aku melihat cahaya yang sangat terang dalam diri, Tuan." Sukma itu langsung tersenyum menatap kearah sukma Laras, ia seakan-akan sudah mengetahui tujuan orang lain termasuk Laras yang datang menghampirinya.

Kemudian sukma itu, memperkenalkan dirinya. "Saya Abdullah Al Thohar ... Berasal dari wilayah ujung kulon," ungkapnya memperkenalkan diri.

Laras pun memperkenalkan dirinya jua. "Saya senang berjumpa denganmu, Tuan. Saya izin memperkenalkan diri saya kepada, Tuan. Saya Laras Suratno berasal dari kulon progo," ucap Laras memperkenalkan dirinya.

Tiba-tiba saja sosok Minten yang mendampingi Laras datang menghampirinya seraya bertanya, "Kamu berkenalan dengan siapa?" tanya sosok Minte yang penasaran.

"Aku menghampiri beliau dan saling memperkenalkan diri," jawabnya.

Sukma Abdullah menyahut, "Sudah biarkan saja ... Laras yang menghampiriku ke sini dan bertanya tentang cahaya yang ada di dalam diriku."

Sukma Laras tertunduk malu dan sangat segan. "Tidak usah takut ... Aku tidak memarahimu," ujar Minten.

Laras tersenyum menatap sosok Minten yang telah mendampinginya. Sukma Abdullah bertanya, "Kamu siapanya Laras? Apakah kamu yang sering mendampingi Laras?" Sosok Minten menjawab, "Anda benar ... Aku ini yang sering mendampinginya di mana pun Laras berada."

Laras hanya terdiam membisu dan ia  mendengarkan sedikit obrolan Minten dengan sukma Abdullah. Selesai berbicara, sukma Abdullah bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.

"Apa yang kamu bicarakan kepadanya?" tanya Laras memastikan. Sosok Minten memberikan jawaban, "Kamu tidak perlu tahu dan ini bukan urusanmu lagipula kamu harus memiliki adab jika ingin berkenalan dengan orang lain." Laras kena teguran Minten. Laras merasa sangat malu dan segan ketika dirinya ditegur oleh Minten.

Laras dengan rasa penasarannya kembali bertanya, "Apakah kamu di tugaskan untuk menjagaku?" Sosok perempuan cantik itu langsung mengatakan, "Aku sendiri yang ingin menjagamu dan keluargamu dari orang-orang jahat ataupun makhluk tak kasat mata yang mengganggu dirimu ... Aku akan menjagamu setiap waktu karena kamu memiliki energi yang sangat besar dan sangat peka terhadap dengan hal-hal ghaib yang tak tampak."

Laras semakin tercengang mendengarkan jawaban Minten, sontak saja ia langsung terdiam seribu bahasa tanpa berbicara sepatah kata. Laras dan Minte berjalan-jalan mengelilingi kawasan dunia sukma.

"Sukma siapa itu? Sangat cantik wujud rupanya," celetuk Laras yang penasaran. Minten menyahut, "Itu sukma milik seorang perempuan yang sangat taat kepada Tuhan dan sangat baik kepada manusia." Laras sedikit iri dengan wujud sukma perempuan yang ia lihat.

"Perempuan itu memakai balutan kain putih yang menutup rambutnya," ujar Laras. Minten kembali memberikan jawaban, "Itu merupakan tudung hijab untuk penutup kepala." Laras kurang mengerti dengan yang dimaksud oleh Minten tentang tudung hijab.

Minten menatap ke arah Laras dan bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?" Laras menjawab, "Tidak ada." Minten yang mengetahui isi pikiran Laras ia langsung memberikan saran, "Tidak usah dipikirkan jika kamu tidak mengetahui tentang tudung hijab jangan diambil pusing." Laras sedikit cengengesan dan tampak malu.

"Aku biasa saja," ujar Laras. Minten bertanya, "Apakah kamu tidak merasa iri dengan perempuan itu?" Ia terdiam sejenak. Kemudian Laras balik bertanya, "Iri? Memangnya dia punya kelebihan apa?" Minten tampak kesal ketika mendengar perkataan Laras.

Minten kembali memberikan teguran, "Lebih baik kamu mensucikan dirimu dari sifat sombong." Laras merasa tersindir dengan teguran Minten.

"Aku sombong karena apa? Apa yang harus aku sombongkan?" tanyanya meremehkan. Minten memberikan sedikit pelajaran kepada Laras melalui penglihatannya dicabut, sehingga membuat dirinya tidak bisa melihat.

"Apa yang kamu lakukan terhadap diriku? Kenapa aku tidak bisa melihat apapun di sini," rengek Laras. Minten yang berada di samping Laras,  membiarkan Laras merengek sendiri tanpa membantunya. "Aku tidak bisa melihat ... Bagaimana ini? Tolong aku," rengeknya kembali.

Tetapi Minten membiarkan Laras merengek seorang diri ketika penglihatan Laras dicabut olehnya. "Kembalikan penglihatanku ... Aku mohon," rengekan Laras yang ke tiga kalinya membuat Minten iba.

Minta mengembalikan penglihatan Laras seperti semula. Laras membuka matanya perlahan, dan bisa melihat kembali. Laras sangat senang dan bahagia ketika ia melihat seisi alam.

Minten berpesan, "Aku sudah mengembalikan penglihatanmu seperti semula akan tetapi kamu jangan pernah merasa hebat dan jangan pula sombong dengan kelebihan yang kamu miliki ... Jangan sesekali dirimu mencuri keagungan Tuhan." Dalam hitungan detik, Laras tampak sedih.

"Kamu memikirkan apalagi?" tanya Minten memastikan. Laras menjawab, "Aku sekarang baru tersadar dengan ucapanmu ... Aku sudah sombong dan angkuh bahkan meremehkan orang lain sehingga diriku merasa lebih hebat daripada perempuan itu." Minten menjelaskan, "Tidak usah diulangi kembali ... Jika kamu tahu perempuan yang kamu remehkan itu merupakan sukma kekasih Tuhan dan ujian hidupnya sangat hebat."

Laras memastikan kemudian bertanya, "Apakah seperti itu?" Minten menjawab, "Betul ... Kamu tidak akan sanggup jika diberikan ujian yang sama sepertinya jadi kamu tidak usah meremehkan orang lain lagi." Laras sadar dan ia merasa kapok dengan perbuatannya itu.

SUKMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang